Pengikut

Senin, 18 Januari 2010

POKOK PIKIRAN KEPEMIMPINAN MILITER

POKOK-POKOK PIKIRAN KEPEMIMPINAN MILITER

1. Pengantar

Angkatan Bersenjata di mana saja di dunia ini pada dasarnya terdiri dari empat unsur pokok, yaitu sumber daya manusia (SDM), doktrin militer, organisasi militer, dan sistem senjata. Sedangkan kepemimpinan militer atau military leadership adalah yang merangkum keempat unsur tersebut sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya. Untuk menjadi seorang pernimpin militer yang baik sebagaimana pemimpin yang lain, satu satunya cara yang dapat memberikan motivasi adalah dirinya sendiri, oleh karena itu para calon pen dmpin militer hendaknya memiliki cermin mental dan keyakinan diri yang kuat bahwa dirinya akan dibutuhkan baik oleh atasan maupun bawahannya. Dengan memiliki keyakinan yang kuat berarti memiliki rasa percaya diri dalam melangkah ke depan untuk menjadi seorang pemimpin militer yang profesional dan bijaksana.
Sesuai dengan teori kepernimpinan militer bahwa kepemimpinan militer adalah yang merangkurn keempat unsur pokok (seperti tersebut di atas), sehingga dapat menjadi satu kesatuan yang bersinergi secara harmonis dan terpadu. Keempat unsur pokok tersebut selalu mengalarni perubahan sesuai dengan dinarnika perkernbangan dunia, termasuk perkembangan lingkungan strategis. Perkernbangan tersebut berkaitan pula dengan perkernbangan teknologi yang akan mempengaruhi perkernbangan tingkat pendidikan dan macarn latihan militer yang pada akhirnya mempengaruhi perkernbangan kemarnpuan SDM militer.
Pada era globalisasi dewasa ini, dari keempat unsure pokok militer tentunya harus menyesuaikan dengan perkernbangan lingkungan strategis. Khususnya di Indonesia, di mana TNI sedang mengalarni reformasi internal untuk menuju TNI yang profesional dan proporsional, tentunya masalah perubahan Doktrin TNI dan validasi organisasi memerlukan perhatian yang serius. Alasannya, dari kedua faktor tersebut akan sangat menentukan peran militer (military roles) di masa depan, menentukan kualitas SDM yang dibutuhkan, dan SISTA yang tepat untuk mendukung sistern Pertahanan Nasional kita.
Perlu diketahui bahwa tingkat pendidikan militer dan latihan militer sernakin berbobot dengan menggunakan teknologi baru termasuk teknologi informasi, peri[ggunaan kornputer untuk kepentingan analisis dan simulasi operasi militer, dan sebagainya. Dernikian juga dalam bidang kepernimpinan militer yang marnpu merangkum keempat unsur militer, tidak boleh tidak harus pula menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan perkernbangan dunia militer. Kernarnpuan dalarn menyusun strategi militer (military strategy), kebutuhan Sista militer yang tepat, proses memberikan keputusan (decision making process) dan anahsa¬ analisa lainnya yang harus menggunakan Ilmu dan teknologi, bukan lagi menggunakan intuisi atau perkiraanperkiraan yang sangat subjektif. Untuk itu, SDM yang merupakan inti dari keempat unsur pokok militer tersebut harus ditingkatkan kualitasnya seiring dengan tuntutan perubahan yang terjadi.

2. Kepemimpinan Militer

Banyak orang yang memandang bahwa Pemimpin Militer sering dilihat sebagai seseorang yang cenderung dan erat dengan kekuasaan karena mereka memang dekat dengan lingkaran kekuasaan, sehingga mereka lebih cenderung kepada orang orangnya dari pada tugasnya. Kalau kita bandingkan dengan dunia bisnis, pada umumnya mereka lebih cenderung ke bidang manajemen untuk mencapai tujuan pokoknya dari pada kepemimpinan. Perkembangan berikutnya ternyata mengalami perubahan, dari berbagai fenomena telah mendekatkan antara dunia bisnis dan militer dan kedua bidang tersebut temyata membutuhkan kepemimpinan. Bahkan, di kalangan eksekutif Amerika Serikat dan calon eksekutif dalam pelatihan di Amerika Serikat telah mengatakan bahwa mereka perlu mempelajari kemimpinan yang selama kurang lebih 2500 tahun telah digeluti di dunia militer.

Pertanyaannya: Apa yang dapat diajarkan kaum militer kepada para eksekutif bisnis mengenai kepemimpinan? Banyak pelajaran yang diserap dari gaya kepemimpinan militer, misalnya menetapkan nilai dan etika, melatih bawahan atau penerus generasi, dan memberikan perhatian kepada bawahan atau anak buah yang dipimpin.

Macam macam gaya kepemimpinan Manual Kepemimpinan Angkatan Darat Amerika. Serikat mendefinisikan bahwa. ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu: (1) Otoriter, (2) Partisipatif, dan (3) Delegatif.

a . Otoriter. Gaya kepernimpinan ini dilakukan dalam istilah pragmatis: Seorang komandan menggunakan kepen dmpinan otoriter kalau dia memberi ta hu bawahannya hal hal yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya dengan tanpa meminta saran atau gagasan dari mereka. Di bawah kondisi ini pendekatan otoriter hanya. dapat diterapkan apabila:


• Dia memiliki sernua informasi yang diperlukan untuk dapat memecahkan
permasalahan.
• Waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
• Bawahannya. dapat termotivasi.
Orang sering berpikir bahwa pernimpin militer akan selalu menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Gaya ini semata mata merupakan gaya kepernimpinan yang menyinggung perasaan dan dinilai tidak profesional. Manual tersebut juga menjelaskan bahwa pernimpin nutiter yang telah men dfiki waktu dan semua informasi serta marnpu memberikan motivasi yang baik kepada. bawahannya adalah pernimpin yang mempraktikkan kepemimpinan. dengan gaya partisipatif dan delegatif.

b. Partisipatif . Gaya kepernimpinan ini biasanya melibatkan satu bawahan atau lebih, khususnya dalam menentukan hal yang penting yang harus dilakukan dan menentukan bagaimana cara melakukannya. Pada gaya kepemimpinan ini biasanya pemimpin masih tetap mempertahankan kewenangannya dalarn membuat keputusan akhir.

c. Delegatif. Pada gaya kepernimpinan ini, pemirnpin mendelegasikan kewenangannya kepada bawahan untuk memberikan keputusan yang penting. Meski demikian, pemimpin tersebut masih tetap bertanggung jawab alas hasil keputusan akhir yang lelah diambil oleh bawahannya. Pernimpin militer umumnya dapat mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan yang dipercaya, akan tetapi bukan berarti memberikan tanggung jawabnya.

Contoh perpaduan antara kepernimpinan militer dan bisnis dari tokoh terkenal Arnerika Serikat yang pernah berkecimpung dalarn dunia militer dan bisnis adalah William R Ward. Dia pernah menjadi Jenderal AD AS yang mernimpin Kornando Cadangan Angkatan Darat ke 77 yang sukses dan kernudian menjadi Presiden Gestam, Inc., sebuah perusahaan pengelolaan perurnahan real estate yang terkenal, telah mengatakan pengalarnan kepemimpinannya sebagai berikut:
Militer urnurnnya lebih berorientasi kepada orangorangnya daripada bisnisnya atau tugas pokoknya. Pengalarnan saya baik sebagai pernimpin militer mau¬pun perusahaan mengatakan bahwa pada sekolah bisnis mengajarkan banyak mengenai keahlian mana¬ jemen namun sedikit sekali tentang mutu kepemimpinan. Hal tersebut sangat jelas terlihat. Saya telah mengalami dan menyaksikan bahwa perusahaan pada urnumnya tidak mempedulikan orang orang atau anggotanya. Di perusahaan, banyak manajer yang justru membuat orang orang yang baik sampai me¬nyingkir dan pergi. Mereka ingin pergi ke tempat lain yang bisa lebih menghargai mereka. Hal ini terasa agak aneh karena militer telah dianggap sebagai suatu kelompok orang yang tidak berperasaan, sering berteriak, dan bahkan menjerit. Sebenarnya hal tersebut hanya terjadi di Kamp Latihan Militer. Militer meperlakukan hal tersebut untuk mengubah kepribadian dengan mereka sehingga dalam waktu singkat bisa beradaptasi dan berubah menjadi anggota masyarakat yang berbeda. Namun, pada tingkat tingkat manajerial dikemiliteran, para prajurit dari pangkat rendah secara bertahap mengalami kenaikan pangkat atau tingkat,dan mereka lebih banyak hak untuk berbicara mengenai bagaimana mereka melakukan pekerjaannya, daripada mereka yang berada di dunia bisnis. Dari cara memperlakukan orang orangnya, perusahaan sebenarnya memiliki peluang yang sama dalam menjalankan peranan moral kepernimpinan yang besar. Namun, sejauh ini belum pernah dilaksanakan dan perusahaan lebih cenderung memikirkan bisnisnya daripada memperhatikan orang orangnya. Oleh karenanya, para pernimpin perusahaan besar kemudian belajar dari pengalaman militer dan memadukan antara kepernimpinan yang baik dan manajemen yang benar untuk kemajuan perusahaannya. Berdasarkan survei publik, kini organisasi militer mendapatkan peng¬hargaan yang tinggi untuk diterapkan baik di dalam dunia bisnis maupun di Kongres (Parlemen).

3. Kepemimpinan yang Profesional berwawasan 11 azas kepemimpinan

Pada kepernimpinan militer ini akan dibahas tentang prinsip prinsip kepemimpinan, faktor faktor kepemimpinan dan bagaimana seharusnya menjadi pernimpin diketahui dan bagaimana melaksanakannya. Wawasan 11 azas kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a . Mengetahui kemampuan diri sendiri. Mengetahui kemampuan diri sendiri sangat penting terutama untuk menggali dan mencari bagaimana meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pepatah mengatakan, "sebaik baiknya seorang guru, yang tahu adalah dirinya sendiri". Untuk mengetahui kemampuan diri sendiri kita harus mengetahui status keberadaan kita, pengetahuan yang kita miliki, dan bagaimana melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan posisi kita. Mencari kemampuan diri sendiri, yang dimaksud di sini adalah kita harus selalu meningkatkan kernampuan secara terus menerus, baik kemampuan untuk mengembangkanjafi diri, meningkatkan kemampuan. anak buah maupun kemampuan kesatuan yang kita pimpin.

b. Menjadikan diri sendiri profesional. Bagaimana meningkatkan pengetahuan secara teknis maupun taktis, khususnya pada era globalisasi dan. reformasi saat ini sangatlah dibutuhkan. Pernimpin tidak hanya pandai memerintah, namun juga harus menguasai dan profesional dalam bidangnya. Misalnya, sebagai seorang perwira harus mengetahui bagaimana meningkatkan dan mengembangkan satuannya termasuk meningkatkan kemampuan bawahannya.

c. Memiliki inisiatif. Memiliki inisiatif sangat diperlukan dalam rangka melaksanakan tanggung yang dibebankan kepada dirinya, baik sebagai seorang komandan pada satuan. terkedl maupun komandan satuan yang lebih besar. Inisiatif sangat diperlukan untuk melihat apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas yang diberikan pada satuan yang baik maka hubungan antara atasan dan bawahan tidak bisa berjalan dengan harmonis.

d. Membuat keputusan yang tepat. Bagaimana membuat perencanaan yang baik dan memecahkan masalah dengan benar, merupakan kunci pokok dalarn mernbuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, sebagai seorang kornandan dituntut untuk bisa membuat keputusan yang tepat dan benar. Keputusan yang salah akan berakibat fatal, tidak hanya berdampak kepada dirinya sendiri, namun juga kepada tugas satuan dan. bahkan pada tugas negara.

e. Memberikan contoh yang baik. Contoh yang baik merupakan tuntunan yang sangat tepat bagi anak buah, oleh karenanya seorang komandan harus mampu memberikan teladan yang benar kepada bawahannya. Bagaimanapun, contoh dan teladan atasan akan dijadikan cermin bagi tindakan. bawahan.

f. Mengetahui dan memperhatikan kesejahteraan bawahan. Pentingnya memperhatikan kesejahteraan bawahan. sangat diperlukan karena bawahan. sebagai manusia biasa mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sangat hakiki (human nature) yang harus mendapat perhatian. Aspek kebutuhan dasar manusia yang satu ini perlu mendapat perhatian dari para pemimpin dan tentu saja kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kernarnpuan yang ada.
g. Menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi sangat dibutuhkan bagi seorang pernimpin. Oleh karenanya, tetaplah menjaga kornunikasi yang baik dengan bawahan, dengan senior maupun dengan orang orang yang dianggap sebagai kunci yang menentukan dalam melaksanakan tugas. Tanpa menjalin kornunikasi yang baik maka hubungan antara atasan dan bawahan tidak bisa berjalan dengan harmonis.

h. Mengembangkan rasa tanggung jawab. Pemimpin harus mampu mengembangkan rasa tanggung jawabnya kepada bawahan, karena dengan demikian akan mencerminkan bahwa dia memiliki karakter yang kuat dan rasa tanggung jawab yang besar. Dengan mengembangkan rasa tanggung jawab berarti dia telah mengembangkan jati dirinya sebagai seorang pernimpin yang disegani dan akan membawa kesuksesan tugas satuan.

i. Mampu meyakinkan bawahan. Pemimpin harus mampu meyakinkan bawahan sehingga tugas satuan dapat dimengerti dengan jelas, dapat diawasi dan dapat diselesaikan pada waktunya. Untuk meyakinkan bawahan, komunikasi merupakan kunci yang utama. Oleh karena itu, lakukanlah komunikasi yang harmonis dengan bawahan. Meyakinkan bawahan memang hanya dapat dilaksanakan melalLfi komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik, tugas yang disampaikan kepada bawahan akan dapat dipahami, dimengerti, dilaksanakan, diselesaikan, dan bahkan dapat diawasi oleh komandan.

j. Mampu melatih bawahan. Latihlah bawahan Anda sehingga mereka merupakan satu tim yang kompak dan dapat bekerja sama dengan baik. Apa yang anda rencanakan dapat diterjemahkan oleh anak buah dengan bervar dan tanpa terjadi pembiasan yang kemungkinan justru bisa merugikan Anda sendiri.

k. Mampu mengembangkan satuan. Kembangkanlah satuan Anda sesuai dengan tugas yang diemban. Bagaimanapun, Anda perlu mengembangkan kemampuan satuan sehingga satuan tersebut mampu tersebut. Inisiatif sangat erat hubungannya dengan membangun karakter yang kuat sebagai seorang pemimpin militer di masa depan.

Bawahan. Merupakan salah satu faktor kepemimpinan yang paling penting karena bawahan yang berbeda akan membutuhkan model kepemimpinan yang berbeda. Ntisalnya, bawahan yang baru saja lulus dari latihan akan membutuhkan supervisi yang lebih langsung dari bawahan yang sudahmemilikipengalaman.DemikianpWabawahan yang memiliki perilaku (attitude) yang lebih rendah, akan memerlukan perlakuan berbeda dan membutuhkan motivasi yang lebih tinggi, dan sebagainya. Seorang komandan harus mengetahui situasi bawahan apabila dia ingin memberikan kepemimpinan yang benar dan pada saat yang tepat. Titik awal menclasar untuk mengetahui bawahan adalah kita harus mengetahui sifat dasar manusia, antara lain: kebutuhannya, emosinya, dan motivasinya. Untuk mengetahui dasar pengetahuan mereka, dapat diperoleh dari pengalaman kerja dan pendidikan atau latihan yang diperolehnya. Selain itu, perlu juga mengetahui orangorang yang merupakan kunci penting, karena kita pasti akan membutuhkan asisten yang dapat menentukan keberhasilan misi satuan. Yang tidak kalah pentingnya adalah kita harus dapat berkomunikasi dengan mereka clan dapat membina hubungan yang harmonis berdasarkan saling percaya dan saling menghormati.

Pemimpin. Merupakan faktor kedua yang terpenting adalah pemimpin. Apabila kita menjadi seorang pemimpin, kita harus memiliki kejujuran tentang siapa diri kita, apa yang kita ketahui, dan apa yang kita mampu kerjakan. Hal tersebut sangat penting untuk kepentingan mengendalikan dan mendisiplinkan diri kita sendiri, sehingga mampu memimpin anak buah secara efektif dan efisien.

Komunikasi. Merupakan faktor ketiga yang tak kalah pentingnya dari kepemimpinan. militer. Kepemimpinan militer dapat be~alan dengan baik hanya melalui komunikasi dua arah. Penting untuk diperhatikan bahwa pada kondisi yang berbeda akan menentukan cara berkomunikasi yang berbeda. Cara kita memilih kata kata, memberikan tekanan suara, bagaimana kita memperagakan dan bagaimana pandangan mata kita kepada bawahan, akan dapat menimbulkan kesan perasaan yang kuat pada bawahan yang kita ajak bicara. Kepernimpinan tidak hanya sekadar berani memberikan perintah saja, namun juga harus dertgart kata kata yang benar, tidak kasar, dan diucapkan dertgan hati hati serta pada saat yang tepat. Apa dan bagaimana kita berkomunikasi, akan dapat membangun atau justru merusak kuatnya hubungan antara kita sebagai seorang pernimpin dan bawahan. Hubungan yang sehat antara urnat manusia pasti akan ada keterikatan saling percaya, saling menghormati, percaya diri dan adanya saling pengertian di antara kedua belah pihak.

Situasi. Merupakan faktor penting yang keempat dari kepernimpinan militer. Setiap situasi tidak akan pemah sama. dan pasti berbeda. Kepernimpinan yang diterapkan pada situasi tertentu dengan melibatkan sejumlah anak buah, tidak akan sama apabila diterapkan pada situasi yang lain. Dalam ilmu kepernimpinan memang tidak ada formulasi khusus yang mengatakan apa yang tepat untuk dilaksanakan pada saat tertentu. Oleh karenanya, kita harus memahami prinsip prinsip kepemimpinan, taktik mernimpin dan sifat alamiah dasar martusia, sehingga kita mampu menggunakan penalaran yang benar dan dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak cocok diterapkan kepada anak buah. Di sinilah letak seninya menjadi seorang pernimpin militer. Faktor situasi termasuk juga waktu pelaksanaannya perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, keputusan untuk menghadapi anak buah bisa tepat dan benar pada situasi tertentu. Meski demikian, apabila dilaksanakan terlalu dini atau terlambat, hasilnya akan menjadi lain atau bahkan mungkin bisa menjadi gagal sama sekali. Dari keempat faktor tersebut di atas, akan bisa saling berinteraksi atau saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin dalam dan jauh kita mengetahui faktorfaktor tersebut dan memahami bagaimana pengaruhnya terhadap yang lain, maka kita akan semakin tahu bagaimana menjadi pemimpin militer yang lebih baik. Pernimpin militer hendaknya mengerti dan mengetahui bagaimana memainkan peranannya dalam menerapkart teori kepernimpinannya. Di tempat pendidikan sekalipun kita tidak akan mendapatkan semua yang kita butuhkan, terutama yang menyangkut sifat sifat dasar manusia, seperti halnya mengapa manusia sampai marah, bagaimana tata nilai bisa ditanarnkan, bagaimana membangun karakter yang kuat dan bagaimana menanarnkan rasa kebersamaan. Jelasnya, apabila kita mengetahui sifat dasar martusia, maka dengan lebih mudah kita akan dapat mempengaruhi bahkan memberikan motivasi kepada mereka "itulah letaknya kund keberhasilan dari kepemimpinan militer" Bagaimarta seorang pemimpin militer. Yang harus diingat bahwa bawahan akan dapat dipercaya untuk menyelesaikan tugasnya manakala kesejahteraannya diperhatikan, Kalau kita mampu melakukannya, anak buah pasti akan respek kepada kita. Untuk menjadi seorang pemimpin militer yang baik, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain:

a. Etika Profesional. Etika profesional artinya memiliki integritas, tanggung jawab dan loyalitas kepada negara dan bangsa. Etika profesional ini sangat diperlukan bagi seorang pemimpin militer, karena mereka sebagai alat negara dan diberi tanggung jawab untuk melindungi kepentingan bangsa dan. negara.

b. Karakter yang kuat. Karakter yang kuat artinya memiliki sikap yang berani untuk memikul tanggung jawab atas ucapan. dan tindakan. yang telah dilakukan. Pemimpin militer yang tidak berani mempertanggungjawabkan ucapan dan tindakannya, berarti mereka bukan termasuk pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat.

c. Keempat faktor kepemimpinan. Pemimpin militer hendaknya mernahami keempat faktor kepemimpinan, yaitu:

(1) bawahan,
(2) dirinya sendiri sebagai seorang pernimpin,
(3) bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik, dan
(4) bagaimana mengetahui situasi yang tepat.

Dengan memaharni keempat faktor tersebut, pemimpin militer akan mengetahui bagaimana memberikan perintah yang tepat dan pada waktu yang tepat, sehingga tugas yang direncanakan atau yang sedang dikerjakan dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Pengetahuan tentang sifat dasar manusia. Pemimpin militer yang baik harus mengetahui kebutuhan dasar manusia termasuk emosinya. Misalnya, sebagai seorang pemimpin harus memahami benar bagaimana manusia pada umumnya menghadapi stres, sehingga dia mampu memberikan perintah dengan bijaksana walaupun pada situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan.

e. Pengetahuan dan keahlian pada bidangnya. Pengetahuan dan keahlian tersebut menyangkut penguasaan segi teknis dan taktis. Para pernimpin militer diharuskan menguasai bidang tugasnya, sebab kalau tidak akan sulit mendapatkan respek dari anak buahnya.

f. Pengetahuan terhadap satuan yang dipimpinnya. Dengan mengetahui secara pasti keadaan satuannya, maka sebagai pernimpin akan mudah mengembangkan satuan tersebut termasuk bagaimana meningkatkan kemampuan anak buahnya. Ini sartgat penting untuk mendukung keberhasilan tugas yang dibebankan di pundaknya.

g. Kemampuan membuat perencanaart, memecahkan masalah, dan memberikan keputusan dengan bijaksana. Pernimpin militer tanpa mengetahui bagaimana merencanakan suatu pekerjaan, memecahkan masalah dengan baik dan memberikan keputusan dengan bijaksana, maka mustahil dia akan dapat mernimpin satuannya dengan sukses.

h. Kemampuan berkomunikasi dengan baik. Pernimpin yang tidak mampu berkornunikasi dengan baik, maka dia akan mengalarni kesulitan dalam melaksanakan koordinasi, memberikan supervisi, dan bahkan melaksanakan evaluasi dengan benar.

i. Kernampuan memberikan motivasi. Pemimpin yang tidak mampu memberikan motivasi, berarti tidak mampu memberikan semangat kepada bawahan, meningkatkan moral bawahan, serta memberikan saran atau konseling kepada bawahannya. Akibatnya, bawahan akan berjalan sendirisendiri karena tidak memperoleh pengarahan yang jelas. Akhirnya, tugas satuan bisa gagal atau ticlak sesuai dengan yang direncanakan.

Pada dasarnya, pemimpin militer harus memiliki keyakinan atau kepercayaan diri yang kuat, memiliki kualitas, dan etika moral yang tinggi. Ketiga hal tersebut merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin militer. Keyakinan adalah anggapan yang benar berkaitan dengan suatu tata nilai atau konsep yang telah dibuat. Misalnya, adanya keyakinan bahwa seseorang dapat diberikan motivasi dengan penghargaan atau bahkan mungkin hukuman. Keyakinan tersebut berkaitan dengan sifat dasar manusia dan Anda harus percaya akan kebenaran tersebut.
Kualitas adalah derajat pernilaian terhadap sesuatu yang penting atau berharga. Apabila kita memberikan angka yang berbobot terhadap apa yang kita perkirakan baik, berarti kita telah memberikan nilai dengan kualitas yang benar. Pernilaian. yang baik terhadap sesuatu tentunya akan kita pertahankan, namun apabila pernilaian tersebut dianggap rendah, tentunya kita tidak akan mempertahankannya. Pada dasarnya suatu keyakinan, kualitas atau nilai dan etika moral sangat penting, karena ketiga hal tersebut akan berpengaruh terhadap cara kita berpikir atau bertindak. Etika moral seorang pernimpin militer merupakan pedoman dasar yang akan membantu untuk dapat mernimpin dengan cara yang dianggap profesional. Kepernimpinan militer yang ada pada kita akan menyebabkan orang lain menilai besar kecilnya kualitas kemiliteran kita. Hal tersebut mencerminkan kepercayaan, nilai dan etika moral kita sebagai seorang pemimpin Kepercayaan, nilai dan etika moral yang profesional me ,, rupakan dasar dari karakter seorang pernimpin militer yang profesional. Karakter pada umumnya merupakan akumulasi dari sifat sifat pribadi. Karakter bagi seorang pemimpin militer akan terakumulasi dari sifat pribadi dan rasa percaya diri yang muncul dalam dirinya. Pernimpin militer, seperti diuraikan di atas, harus mengetahui empat faktor kepemimpinan. Untuk mengetahuinya dan menggali efek dari faktor yang satu ke faktor yang lain, dia harus selalu berusaha secara terus menerus mencari apa yang ada didepannya. Termasuk harus mengetahui tentang dimensi umat manusia, antara lain:

• Bagaimana. memberikan motivasi kepada anak buah.
• Kekuatan yang ada pada dirinya, termasuk kelemahannya.
• Kekuatan dan kelemahan anak buah.
• Mengetahui bagaimana rasa percaya diri dan nilai diri seseorang dapat dirubah. Bagaimana. karakter seseorang dapat dikembangkan.
• Bagaimana berkomunikasi yang baik sehingga dapat membangun rasa saling percaya, saling menghormati dan mengerti satu sama lain, antara pimpinan dan anak buahnya. Bagaimana membina anak buah agar mau me ningkatkan diri.
• Bagaimana mengembangkan moral, kebersamaan dan disiplin anak buah.
• Bagaimana anak buah dapat menahan beban stress.

• Bagaimana meningkatkan. kemampuan perorangan dan kelompok agar tugas dapat dilaksanakann secara efektif dan efisien.
• Kita harus merniliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengciptakan suasana yang menyenangkan. Pengetahuan tersebut termasuk:

* Bagaimana mengidentifikasi, menganalisa dan mempengaruhi kekuatan yang menentukan pada suatu situasi tertentu.
* Bagaimana merencanakan sesuatu. Pengetahuan apa yang penting bagi anak buah, dan. sebagainya.

Kepemimpinan pada hakikatnya suatu proses di mana seorang mampu mempengaruhi orang lain dalam. upaya mencapai tujuan. Pernimpin tersebut melaksanakan tugasnya melalui suatu proses dengan cara. mengaplikasikan atribut kepemimpinannya, antara lain: kepercayaan, nilai, etika. moral, karakter, pengetahuan dan keterampilannya. Telah dijelaskan pula tentang faktor faktor kepernimpinan, yaitu: bawahan, dirinya sendiri, kemampuan berkomunikasi, dan pernilihan situasi serta diuraikan. pula tentang garis besar apa yang harus diketahui oleh para calon pernimpin militer. Hal ini mencakup bagaimana seharusnya seorang pernimpin militer bersikap, apa yang harus diketahui, dan. apa yang akan dikerjakan.

4 Karakter seorang pemimpin militer

Karakter seorang pemimpin dapat didefinisikan sebagai resultante dari personality nya yang ada hubungannya antara nilai pribadinya dengan perilakunya. Karakter pemimpin tersebut merupakan gabungan dari sifat sffat, , yang dimiliki sehingga membuat orang tersebut memilild. perilaku yang konsisten. Jadi, jelas bahwa perilaku seseorang menunjukkan karakternya. Apabila kepemimpinan seseorang sedang menghadapi situasi yang sulit namun tetap mendapatkan kesuksesan, berarti dia telah tertempa dengan keuletan karena telah teruji dengan inisiatif, kesabaran dan fleksibilitas yang dimilikinya. Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut tidaklah mudah dan memerlukan waktu serta pengalaman yang cukup banyak.
Karakter seseorang bisa kuat dan bisa lemah. Seseorang dengan karakter yang kuat akan bisa melihat dengan jelas apa yang dia inginkan, memiliki arah, energi, disiplin pribadi, keinginan yang kuat, dan berani bertindak demi mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki karakter yang kuat akan mampu menarik pengikut lebih mudah. Sedangkan seseorang yang memiliki karakter yang lemah, mereka pada umumnya tidak tahu apa yang diinginkan serta kurang punya arah, termasuk kemauannya yang lemah, disiplin pribadinya yang kuran& dan tujuan hidupnya yang tidak menentu. Mereka termasuk orang yang akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan simpati dari bawahan. Meski demikian' seseorang yang memiliki karakter kuat bisa saja tidak bermoral, misalnya pemimpin sebuah gang. Pemimpin gang tersebut tentu saja tidak memiliki moral yang baik, walaupun karakternya kuat. Yang dimaksud dalam uraian ini adalah seorang pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat dan memiliki moral yang baik.
Seorang pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat, umun nya didasarkan pada:

a. Tidak adanya karakter yang lemah. Karakter yang lemah dituniukkan dengan tidak memiliki tujuan yang jelas, tidak jujur, mempunyai sifat pengecut, dan egois.

b. Menghendaki disiplin pribadi dan. keinginan untuk mengikuti value system antara lain memiliki jati diri, keteguhan hati, konsistensi, dan memiliki harga diri yang tinggi.

Kita harus ingat bahwa anak buah akan mehhat karakter pemimpinnya setiap saat dan mereka akan menilai apakah pen dmpinnya dapat terbuka dan jujur kepada mereka. Mereka juga akan menyaksikan apakah pemimpinnya ragu ragu setiap bertindak, malas atau bahkan mungkin mementingkan dirinya sendiri. Mereka akan selalu memperhatikan pemimpinnya dan akan melihat apabila pemimpinnya tetap konsisten. Mereka juga akan menilai apakah pernimpinnya merniliki sifat karakter yang kuat, berterus terang, cakap, dan bertanggung jawab. Apabila pemimpinnya mempunyai karakter yang kurang baik, bawahannya barangkah akan tetap mengikuti penntahnya, namun dengan perasaan terpaksa karena alasan. tugas yang harus diemban. Menurut pengalaman sejarah, suatu kesatuan akan menjadi lebih baik apabila dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki karakter yang kuat.

Membangun Karakter. Dalam membangun karakter tentunya akan sangat dibutuhkan koujuran, terutaxna dalam menentukan kelemahan karakter diri pribadinya. Untuk membangun karakter tersebut, ada beberapa pertanyaan yang harus di jawab secara jujur, antara lain:

• Pernahkah kita menunjukkan disiplin pribadi ber¬dasarkan karakter yang kuat?
• Bagaimana. kita pernah menangani situasi kritis?

Dalam kehidupan sehari hari, kadangkala kita mampu melaksanakan yang terbaik dengan. segala. kelebihan. Dan kelemahan yang ada, namun pada kesernpatan lain barangkali mengalarni jalan buntu, sehingga terkesan menampilkan kelernahan. Benarkah demikian? Sering pula te~adi bahwa jatuhnya nilai pemimpin karena. dia tidak dengan jujur menerima feedback dari bawahan atau orang lain. Oleh karena itu, seorang pernimpin yang ingin merniliki karakter kuat, dia harus terbuka dalarn menerima saran, karena bagairnanapun dialah yang paling bertanggung jawab dalam menentukan bagaimana membangun dan memperkuat karakter diri pribadinya. Dalarn membangun karakter yang kuat, yang harus dilaksanakan adalah:

• Menentukan sikap dan perilaku yang terbaik, baik untuk menghadapi tugas pada saat ini maupun tugas yang akan datang.
• Menciptakan hngkungan sedernikian rupa sehingga marnpu mendukung pengembangan sikap dan perilakunya.

Untuk membangun karakter yang kuat, hanya akan didapatkan apabila mau bekerja dengan keras, belajar dengan tekun, dan mau mencari pengalaman yang menantang. Oleh karena. itu, kita harus berani mengembangkan kebiasaan hidup sedernikian rupa sehingga. memaksa diri kita untuk terbiasa bekerja dengan keras dan selalu mengembangkan pernikiran serta pengernbangan sifat karakter diri pribadi. Ingatlah akan pepatah yang mengatakan bahwa:

The more you exercise your will, self diciplin e, an d other important traits, the more you strengthen and temper the steel ofyour character

Boleh saja kita berpikir bahwa. tidak mungkin membangun sifat karakter diri sendiri, karena. sifat tersebut adalah bawaan dari lahir. Pernyataan tersebut pada kenyataannya tidak benar. Terbukti Theodore Roosevelt adalah seorang yang pemalas, anak manja, dari keluarga kaya yang sangat terpandang di Amerika Serikat. Karena semangat yang tinggi, akhimya dia. mengambil keputusan untuk merubah jati dirinya. Beberapa tahun setelah itu dia terbukti mampu meningkatkan kepribadian dan karaktemya, sehingga akhirnya dia bisa menjadi orang yang memiliki kepribadian yang kuat. Dengan kepribadian kuat dia berhasil menjadi pemimpin yang terkenal dan disegani di Amerika. Serikat dan. tercatat pula sebagai seorang sukarelawan resimen yang membuat catatan sejarah emas selama perang Amerika melawan. Spanyol. Dia kemudian menjadi gubernur New York dan akhimya menjadi pemimpin Amerika. Serikat yang sangat terkenal. Karakter seseorang pada umumnya dibentuk melalui waktu yang sangat panjang karena. sifat sifat dasar dengan norma norma tertentu yang telah mendarah daging pada dirinya dan sulit untuk berubah. Oleh karenanya, perubahan tersebut hanya bisa dilakukan dengan niat dan semangat yang kuat dan akhimya karakter akan berubah secara bertahap.

Mengembangkan Karakter. Sebagai pernimpin hendaknya dapat mengembangkan karakter, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun anak buah. Apabila berhasil, dia pasti mampu memimpin satuannya dengan efektif sekalipun sedang menghadapi situasi yang sangat kritis. Hal hal yang berkaitan dengan pengembangan karakter tersebut antara lain:

a. Integritas, termasuk di dalamnya ketulusan, kejujur¬an, keterus terangan dan keberanian di dalam mengemban tugas. Bedanya dengan loyalitas, bahwa integritas ditujukan kepada tugas yang diemban, sedangkan loyalitas lebih ditujukan kepada atasannya atau diri pribadi pimpinannya. Oleh karena itu, integritasnya akan selalu berada di atas loyalitas.

b. Kedewasaan, berkaitan erat dengan rasa tanggung jawab seseorang. Seorang pemimpin yang bersifat dewasa tidak akan membuat keputusan sesuai dengan kata hatinya, berdasarkan emosinya atau perasaannya. Dia akan mampu membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan alasan yang masuk akal clan primipprinsip moral yang kuat. Emosmya akan berada di bawah alasan yang dia berikan, karena dia mampu mengontrol dan mengarahkan emosinya ke arah yang positif.

c. Keinginan yang kuat, adalah kesungguhan hati dalam menyelesaikart suatu tugas atau tujuan dengan mengesampingkan kemungkinan tantangan yang akan dihadapi. Tanpa keinginan kuat untuk menyelesaikan tugas maka akan mudah diterjang gelombang hambatan yang kadang kadang terasa sangat berat.

d. Memiliki disiplin pribadi, yaitu mampu memaksa dirinya untuk mengerjakan suatu tugas, terutama yang menyangkut masalah "apa yang harus dikerjakan"', bahkan mampu mengesampingkan rasa lelah dan kebosartan yang mungkin tirnbul. Pen dmpin yang bisa memaksakan dirinya sendiri dengan kemampuan beradaptasi yang tinggi, mereka bisa dikatakan memiliki disiplin pribadi yang kuat. Apabila mereka memiliki disiplin yang kuat, berarti mereka akan mampu menjadi seorang pernimpin yang diandalkan. Disiplin kesatuan secara tidak langsung merupakan produk dari disiplin pribadi para pemimpinnya.

e. Fleksibelitas, adalah kemampuan beradaptasi dalam mengadakan perubahan yang diperlukan sehubungan dengan adanya perubahan pemikiran, perencanaan, atau metoda yang digunakan. Apabila ada faktor lain yang memang meyakinkan bahwa perubahan tersebutharus dilakukan danhasiInya akan lebih baik dari yang sebelunu iya, maka perubahan tersebut akan dilakukannya.

f. Percaya diri, adalah suatu keyakinan bahwa dirinya sebagai seorang pemimpin akan berhasil menghadapi tugas apapun yang akan dikerjakan. Percaya diri dapat ditunjukkan dari sikap, perilaku, pandangan mata yang meyakinkan, nada suara yang pasti, semangat yang ada, dan tercermin pula dari apa yang dikatakan atau yang diperbuat. Apabila sebagai pemimpin tidak percaya diri terhadap hasil yang dicapai, akan tercermin pula pada rasa percaya diri bawahannya.

g. Daya tahan, adalah kemarnpuan baik secara mental, spiritual maupun fisik untuk tetap bertahan menerima setiap beban yang dihadapinya. Dalam situasi kritis sekalipun, apabila daya tahan pernimpin maupun anak buahnya kuat, maka mereka akan tidak ragu ragu lagi melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

h. Menentukan, adalah k~mampuan menggunakan per¬kiraan sehingga dapat mernberikan keputusan yang benar pada saat yang tepat. Salah satu elemen terpenting dalam menentukan suatu keputusan adalah tepat waktu, karena dengan waktu yang tepat keputusan tersebut bisa menentukan berhasilnya suatu misi.

i. Tenang dalam menerima stress, adalah penampilan sikap sabar dan kalem yang ditunjukkan oleh seseorang pernimpin dalam menerima beban stress. Hal
tersebut bukan berarti kalem secara sepenuhnya, akan tetapi dapat mengendalikan diri secara. emosi, mampu berpikirjemih dan dapat fetap mengambil keputusan yang diperhitungkan walaupun dalam situasi yang sangat sulit.

j. Inisiatif, adalah kemampuan. analisis dalam mengambil tindakan. atau keputusan. Kemampuan tersebut didasarkan pada rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas tanpa menunggu perintah atau pengarahan. terlebih dahulu dari atasannya. Pemimpin militer yang baik, seyogyanya mampu menganalisa situasi yang terjadi dan mengambil inisiatif untuk mengambil tindakan cepat dan tepat.

k. Adil, adalah fairdalam menyikapi tanpa melihat perbedaan ras, agama, warna kulit, perbedaan kelamin, maupun perbedaan umur. Sebagai seorang pemimpin militer yang bijaksana, dia harus dapat memberikan penghargaan. kepada yang pantas menerima dan berprestasi serta berani memberikan hukuman kepada mereka yang memang dianggap bersalah.

l. Peningkatan diri sendiri, dapat dilaksanakan melalui membaca, belajar sendiri, mencari penugasan. yang menantang, dan bekerja untuk meningkatkan kemampuan. dan. keterampilan yang diperlukan.

m. Ketegasan, adalah berani mengambil tindakan. apabila diperlukan, berani membuat ide yang telah diperhitungkan sebeluninya, dan berani membantu memecahkan masalah dengan. tepat apabila diperlukan.

n. Memiliki rasa simpati terhadap masalah orang lain, yaitu memiliki sensitifitas terhadap perasaan, nilai, interest (kepentingan), dan rasa kemanusiaan terhadap orang lain, termasuk memberikan saran untuk membantu orang lain yang sedang mengalami masalah.

o. Memiliki rasa humor. Rasa humor ini ditunjukkan dengan cara tidak menganggap dirinya terlalu serius dan dapat memberikan kontribusi kepada orang lain, sehingga mereka dapat tertawa. Rasa humor juga dapat mengurangi ketegangan, dapat meningkatkan komunikasi, saling percaya, dan saling menghargai satu sama. lain.

p. Kreativitas, adalah merupakan aplikasi dari pemikiran atau ide baru yang direncanakan, tujuan yang akan dilakukan, program baru maupun pernecahan masalah baru yang akan dilaksanakan. Dari buah pikirannya akan muncul pula koreksi atau saran jawaban yang memang diperlukan.

q. Perilaku, ditunjukkan dengan penampilan, postur maupun gerakan secara fisik. Perilaku dapat merealisasikan perasaan, baik rasa percaya diri yang tinggi, bahkan rasa takut. Perilaku atau sikap pemimpin mampu mempengaruhi inspirasi baru bagi anak buah atau bahkan mungkin melukai perasaan anak buah. Misalnya, perilaku yang simpatik dari komandan akan dapat dirasakan langsung oleh anak buahnya sehingga anak buah tersebut tanpa disuruh barangkali akan menyampaikan saran saran barunya kepada komandan tersebut. Sebaliknya, perilaku komandan yang tidak simpatik dan mungkin merendahkan martabat anak buah sebagai manusia, akan melukai perasaan anak buah. Untuk yang satu ini, kalau masih dilakukan oleh beberapa komandan militer berarti dia memiliki status sebagai pernimpin hanya karena kedudukan dan dia bisa dikatakan tidak memiliki kepemimpinan (leadership) yang baik.

r. Rasa rendah diri. Perasaan tersebut dapat menunjukkan kelemahan karakter atau karakter yang tidak kuat, pengetahuan yang kurang, dan keterampilan yang tidak cukup. Rasa rendah diri biasanya menandakan pengetahuan dan kemampuannya yang kurang sehingga memerlukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki.nya.

s. Kebijaksanaan. Adalah pencerminan penghargaan terhadap perasaan dan pandangan kepada orang lain. Misalnya, komandan memberikan keputusan berdasarkan perasaan dan pandangannya kepada anak buah, dia bisa dikatakan memberikan kebijaksanaannya kepada anak buah tersebut. Kebijaksanaan yang diberikan tersebut akan berdampak pada timbulnya interaksi positif dari bawahan kepada atasan.

Pada dasarnya, karakter seseorang bisa berubah atau berkembang apabila mempunyai niat yang besar untuk merubahnya. Demikian pula dengan sikap bawahan atau prajurit, tentunya mereka menginginkan disiplin, organisasi, nilai dan kebiasaan yang lebih baik. Apabila niat mereka besar untuk berubah, mereka tentunya akan berusaha mengembangkan kepuasan diri sendiri dengan menge~akan sesuatu yang lebih baik dan mau bekerja keras. Sebenarnya, pemimpin tidak bisa merubah karakter anak buah, karena karakter yang dimiliki mereka merupakan dasar pribadi yang kuat. Meski demikian para komandan dapat memberikan pengaruh yang positif kepada anak buah. Yang terpenting bagi komandan adalah mendapatkan respek dari anak buah. Dengan mendapatkan respek dari anak buah berarti para. komandan tidak akan mengalami kesulitan untuk mempengaruhinya, niisalnya dengan memberikan contoh contoh yang baik, mengajar mereka, memberikan konseling dan sebagainya.

5 Apa yang seharusnya diketahul oleh seorang pemimpin militer

Apa yang seharusnya diketahui dan dikerjakan oleh seseorang pada hakikatnya akan memberikan bekal yang kuat bagi dirinya sendiri. Tidak terkecuali bagi seorang pemimpin militer, dia harus mengetahui kemampuan dirinya sendiri, sifat dasar manusia. termasuk di dalarnnya potensi dari sifat yang baik dan kebiasaan yang buruk, rasa takut, mengetahui pekerjaannya sendiri, menguasai pengetahuan taktis, mengetahui kemampuan, satuan atau unit, dan memahan d bagaimana, caranya membina. disiplin kesatuan. Apa yang seharusnya diketahui, antaria lain sebagai berikut:

a. Mengetahui Kemampuan Diri Sendiri. Untuk dapat memimpin orang lain dengan hasil yang baik, terlebih dahulu harus mengetahui tentang sifat dasar manusia. Meski demikian sebelum mengetahui orang lain, anda harus mengetahui kemampuan diri sendiri. Untuk mengetahui kemampuan diri sendiri anda juga harus mengetahui benar baik kekuatan maupun kelemahan yang ada pada diri sendiri. Hal tersebut mencakup pertanyaan pertanyaan antara lain:

1). Apakah anda termasuk orang yang analistik, suka bekerja dengan objektif berdasarkan fakta, atau termasuk orang yang intuitif, yang lebih suka menggunakan insting dan perasaan dalam membuat suatu perkiraan dan keputusan dari pada menggunakan data data dan analisa objektif?.

2) . Apakah anda termasuk orang yang punya perasaan hangat atau dingin terhadap orang lain? Perasaan hangat yang dimaksudkan di sini adalah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.
Sedangkan perasaan dingin berarti tidak mempunyai kepedulian sama sekah terhadap orang lain karena yang dipentingkan adalah dirinya sendiri.

3). Apakah anda termasuk orang yang memiliki sifat introvert, artinya ingin menyendiri dan susah bergaul dengan orang lain, atau ekstrovert yang mudah bergaul dengan orang lain?

4) . Apabila anda suka membantu orang lain, apakah tindakan anda akan langsung tertuju sa.at itu juga atau menunggu sampai timbulnya pemikiran atau kesempatan yang tepat untuk membantu orang lain?

5). Apakah Anda suka merencanakan sesuatu, membangun visi kemudian berusaha menjadikan visi tersebut menjadi misi yang feasible, atau seperti kebanyakan orang yang spontan namun fleksibel?

Setiap orang pasti memiliki kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan apakah anda ingin menjadi orang biasa atau pemimpin, sebelumnya anda harus mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri anda sendiri. Setelah itu anda dapat memaksimalkan kekuatan yang ada serta bekerja dengan tekun. Dengan demikian anda akan mampu mengeliminir kelemahan yang ada dan sekaligus meningkatkan kemampuan yang telah anda miliki. Secara tidak langsung anda telah pula meningkatkan kemampuan diri sendiri dan pada saatnya, dengan tanpa disadari anda akan siap untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran dari atasan atau senior, bawahan, teman sejawat maupun pasangan anda, karena dari mereka semua dapat memberikan feed¬ back yang jujur. Feedback tersebut sangat membantu bagaimana anda mengembangkan jatidiri, meningkatkan kemampuan diri agar lebih baik, dan mengetahui bagaimana caranya meningkatkan kemampuan diri. Ingatlah, bahwa banyak pemimpin di Amerika Serikat sekalipun, negara super power sumber dari segala ilmu dan sumber globalisasi masih selalu menggunakan proses, feedback. "Kunci keberhasilan adalah apabila anda mengetahui kemampuan diri sendiri dan dapat mencari bagaimana meningkatkan diri". Dengan demikian, berarti anda akan dapat memiliki dasar yang lebih mantap untuk menguasai pekerjaan anda dan mampu menguasai bawahan atau anak buah di kesatuan Anda.

b. Mengetahui Sifat Dasar Manusia. Sebagai seorang pemimpin, anda pasti akan berurusan dengan anak buah, kawan sebaya, senior, dan bahkan dengan or¬ang lain yang mungkin mendukung menyelesaikan tugas anda. Anda harus dapat memberikan motivasi kepada mereka agar mereka mau mendukung anda. Untuk mengetahui dan memberikan motivasi kepada mereka, mengembangkan ikatan serta memberikan pengaruh disiplin kepada mereka, yang paling penting adalah harus mengetahui sifat sifat dasar manusia. Manusia pada umunmya memiliki prinsipprinsip tertentu yang berkaitan erat dengan sifat dasar manusia. Prinsip tersebut pada hakikatnya adalah pemenuhan terhadap kebutuhan akan jasmani dan rohani mereka. Semua manusia pada dasarnya memiliki sifat alamiah yaitu potensi yang baik dan sifat yang buruk. Salah satu pekerjaan terpenting bagi seorang pemimpin adalah mampu menekan sifat yang buruk dan memunculkan potensi yang baik. Dari potensi yang baik akan mampu menyelesaikart tugas tugas yang diberikan kepadanya, sebaliknya dengan sifat yang buruk akan menghambat penyelesaian tugas, yang dibebankan kepadanya, oleh karenanya tidak ada jalan lam bahwa kita harus mampu menekan sifat buruk yang ada pada diri kita. Hampir semua manusia ingin mengerjakan pekerjaart dengan baik dan benar, akan tetapi ironisnya banyak yang moralnya kurang baik atau karaktemya lemah, sehingga. mudah tergoyah oleh godaan sehingga terpaksa harus menghadapi kegagalan. Seorang pernimpin harus menyadan akan hal tersebut serta mengetahui kondisi tersebut, karena risikonya akan membawa kebaikan atau justru keburukan.

c. Menguasai Pengetahuan. Pengetahuan teknis adalah pengetahuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu tugas. Apabila kita tidak mengetahui pengetahuan secara teknis, bagaimana kita mampu mengarahkan anak buah? Untuk mengetahui pengetahuan tersebut tidak ada jalan kecuali kita harus belajar dan bekerja dengan tekun. Kalau perlu tanyakan kepada para senior, rekan sebaya bahkan anak buah, agar dapat membantu pekerjaart yang dipertanggung jawabkan kepada kita. Ingat bahwa kadang kala juniorpurt dapat menjadi guru yang baik. Mereka sebenarnya akan bangga memperlihatkan kepada kita tentang apa yang mereka ketahui. Apabila sampai dia diberi kesempatan mengajar kepada kita, dia akan merasakan sebagai orang pintar, orang penting yang sangat membanggakan dirinya.

d. Pengetahuan Taktis. Di samping mempunyai pengetahuan secara teknis, kita harus mengetahui pula bagaimana menggunakan taktik yang benar agar dapat mencapai keunggulan. Taktik pertempuran misaInya, sebagai perwira TNI kita harus menguasaj taktik pertempuran yang benar. Apabila mereka mampu menguasai taktik pertempuran yang benar, kita pasti akan mendapat respek dan penghargaan yang lebih baik dari anak buah.

6. Bagalmana meningkatkan kepemimpinan militer

Pada dasarnya untuk dapat meningkatkan kepemimpinan militer, mereka harus mengetahui apa yang harus dikerjakan (what a leader must do), apa yang harus diketahui (what a leader must know), dan bagaimana mengerjakannya (how to do it). Ingatlah bahwa pemimpin yang baik adalah Pemimpin yang tidak akan pemah berhenti belajar dan selalu ingin mencari pengalaman yang menantang. Dalam program bagaimana meningkatkan diri dalam bidang kepemimpinan, kita harus' mampu menggabungkan beberapa kegiatan, antara lain:

Mencari tanggung jawab tambahan yang berat dan pekerjaan yang menantang. Kita akan dapat membangun karakter, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman mengendalikan pekerjaan yang berat pada situasi yang menantang. Untuk itu, kita harus mencari penugasan yang memungkinkan mernbuat kontribusi yang lebih besar, memberikan tantangan, dan tanggung jawab yang berat.

Mempelajari bagaimana sifat dasar manusia, kehidupan sosial manusia dan kelompok manusia, perkernbangan manusia, sifat organisasi serta pengembangannya, manajemen organisasi dan hal hal lain yang berhubungan dengan kemiliteran.

Dengan mencari peluang tugas yang menantang dan tanggung jawab yang berat serta semangat yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan diri, berarti kita akan mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin yang teruji dengan memiliki karakter yang kuat. Untuk itu, kita bisa melatih diri dengan membuat Rencana Pengembangan Diri atau yang disebut dengan Personal Development Plans 1POP). Tindakan selanjutnya adalah mengevaluasi hasilnya, apakah bisa terlaksana dengan baik atau tidak. Paling tidak, setiap 6 bulan sekali, para calon pemimpin militer bisa mencoba memperbaiki program tersebut sesuai dengan peningkatan atau perkembangan yang terjadi. Secara umum langkah langkah yang dapat membantu Rencana Pengembangan Diri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pribadai.
b. Menetapkan tujuan yang akan dicapai.
c. Mengembangkan rencana yang telah ditetapkan.
d. Mengevaluasi diri.

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pribadi. Kekuatan dan kelemahan pribadi antara lain meliputi keyakinan pribadi, tata nilai dan etika, karakter, ilmu pengetahuan, keterampilan (termasuk kemampuan pemecahan masalah, perencanaan, pengambilan keputusan dan penentuan tuluan), keterampilan (bidang komunikasi, koordinasi, supervisi dan evaluasi), dan kepedulian memberikan memotivasi (melalui mengajar, memberikan konseling dan mengaplikasikan prinsip motivasi). Pada umumnya kita semua memiliki kelemahan dalam bidang "bagaimana anda seharusnya (be),'mengetahui sesuatu mengerjakan sesuatu (do). Oleh karena itu paling tidak kita harus mempunyai satu atau dua jalan keluar untuk memperbaiki kelemahan kelemahan tersebut, setelah itu melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Caranya adalah dengan berpikir di ternpat yang relatif tervang, kemudian mencoba merefleksikan kembali tindakan kita yang telah kita lakukan dimasa lalu, baru kemudian mencoba memvisualisasikan bagaimana. kita akan melakukannya di masa yang akan datang. Tulislah apa apa saja yang akan kita tingkatkan dan bagaimana cara meningkatkannya. Untuk dapat meningkatkan kemampuan kita, harus dipilih pada bidang apa kita memiliki kelebihan, kemudian tuliskan juga. apa yang ingin kita raih. Carilahfeedback dan saran dari senior atau rekanrekan yang kita percaya agar kita dapat mengetahui bagaimana meningkatkan kepemimpinan kita. Secara objektif mereka dapat lebih melihat kemajuan. yang ada pada diri kita yang mungkin kita sendiri tidak dapat melihatnya. Apabilafeedback tersebut masuk akal dan benar, terimalah dengan senang hati dan kembangkanlah rencana kita selanjutnya. Meski demikian, apabila kita sampai berhasil menemukan kelemahan. kita dan bahkan mengetahui way out nya, ikuti langkah kedua, sebagai berikut:

b. Menetapkan tujuan yang akan dicapai. Setiap, ada keinginan untuk meningkatkan kepen timpinan militer, pertama kali yang harus dilakukan. adalah menetapkan apa yang menjadi tujuan satuannya atau organisasinya. Sebagai contoh, misalnya kita ingin meningkatkan motivasi keterampilan kita dalam bidang mengajar atau memberikan konseling. Dalam menetapkan tujuan, yang harus kita kerjakan pertamakah adalah mempelajari terlebih dahulu tentang Isifat dasar manusia baru kemudian meningkatkanmotivasi dan kemampuan berkomunikasi.
Tindakan selanjutnya adalah meningkatkan keterampilan mengajar, kemudian meningkatkan keterampilan bagaimana memberikan konseling kepada bawahan.Ingatlah bahwa sekali kita menentukan tujuan, tidak boleh berpaling, dan kita harus siap untuk Melanjutkan langkah kedepan. Setelah kita menetapkan satu tujuan, kita harus memegang tujuan tersebut.

c . Mengembangkan rencana yang telah ditetapkan. Setiap kita ingin mencapai suatu tujuan, kita pasti mem¬butuhkan rencana. yang akan menuntun kita bagaimana mencapai tujuan tersebut. Setelah itu kenalilah tugas tugas yang akan kita selesaikan, kemudian pilihlah prioritas mana yang diutamakan. Kemudian tetapkanlah kondisi kondisi yang mendukung untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut. Tulislah rencanayang sederhana, tidak berbeli belit, sehingga mudah untuk diikuti. Di bawah ini contoh rencana garis besar yang mungkin dapat kita ikuti.

Mempelajari kebutuhan dasar manusia.

1) Sebelumnya tentukan terlebih dahulu bagaimana menerapkan prinsip prinsip motivasi dengan cara menginventarisasi kebutuhan individu, namun yang berkaitan erat dengan tujuan kita. Dalam memberikan motivasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan konseling, mengajar atau dengan memberikan penghargaan.

2) Laksanakan komunikasi secara informal dengan anak buah dari berbagai jabatan atau tingkatdn yang ada. Tanyakan kepada mereka tentang kebutuh¬annya, apa yang membuat mereka tergerak atau senang serta bagaimana jalan yang terbaik untuk memberikan motivasi kepada anak buah. Selanjutnya persilahkan kepada mereka mengungkapkan penjelasan tentang apa yang mereka inginkan agar dapat mengerjakan pekerjaan dengan senang hati. Kuncinya adalah menanyakan sesuatu yang khusus tentang apa yang akan mereka kerjakan.

Meningkatkan prinsip prinsip motivasi.

1) Meningkatkan prinsip prinsip motivasi bisa dilaksanakan dengan memberikan contoh yang baik kepada bawahan. Terapkan prinsip tersebut sebagai pedoman, kemudian catat apa yang telah anda peroleh.

2) Kemudian dapatkanlah feedback dari para senior atau teman akrab yang dapat kita percaya, khususnya tentang bagaimana menerapkan motivasi kita kepada anak buah. Dalam berkomunikasi dengan anak buah, gunakan prinsip prinsip motivasi dengan menanyakan sesuatu yang dapat meningkatkan motivasi mereka. Apabila komunikasi dengan anak buah dapat dilaksanakan dengan baik dan santai, kita pasti akart dapat menciptakan suasana yang terbuka dengan mereka. Misalnya, kita sebagai komandan satuan, maka harus dapat duduk berdialog dengan znereka pada waktu makan bersama atau pada waktu pertemuan pertemuan lain yang tidak formal. Dengan demikian, kita dapat memberikan memotivasi kepada anak buah secara tidak langsung sehingga kesatuan yang kita pimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Untuk berbicara dengan anak buah sehingga mampu meningkatkan motivasi mereka, kita harus dapat berbicara dengan bebas tanpa memberikan ancaman sehingga pembicaraan kita dapat mereka nikmati dengan lebih santai. Berbicaralah dengan cara biasa, karena dengan demikian mereka juga akan menyambut dengan biasa. Akhirnya, kita akan merasa kagum dari hasil yang kita dapatkan. Dengan menggunakan cara percakapan tersebut, kita akan dapat meningkatkan komunikasi, saling pengertian, rasa kebersarnaan, dan meningkatkan moril sekaligus motivasi mereka.

Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Ada 3 (tiga) bagian penting cara. berkomunikasi yaitu: bagaimana konsep dan ide disampaikan, apa isinya dan bagaimana cara penyampaiannya (termasuk di dalamnya nada suara, tekanan emosi serta pandangan mata terhadap yang diajak bicara). Tanyakan bagaimana cara berkomunikasi kita kepada senior, kepada bawahan maupun kawan akrab yang lain. Pertanyaan tersebut antara, lain mencakup: Bagaimana berkomunikasi dengan baik di kesatuan kita, hambatan apa yang kita hadapi, apakah kita punya ide membangun komunikasi yang baik, bagaimana sebaiknya berkomunikasi dengan anak buah, apakah anak buah merasa sungkan atau takut berkomunikasi dengan kita, dan sebagainya.

Meningkatkan keterampilan mengajar.

Pada saat mulai mengajar, pertama yang harus di¬berikan adalah bagaimana memberikan perhatian kepada mereka sesuatu hal yang menarik. Beri kanlah gambaran atau contoh kepada mereka agar terpengaruh untuk merubah pikirannya atau bahkan cara hidupnya. Setelah memberikan contoh yang menarik, baru kemudian meneruskan dengan inti pelajaran yang akan kiia ajarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuat point point penting, kemudian berupaya bagaimana memberikan motivasi kepada mereka. Pemberian contoh yang aktual akan sangat menarik bagi contoh para pendengar. Cara lain yang juga memberikan daya tarik tersendiri adalah dengan memberikan sedikit 'joke'yang lucu, slide yang menarik serta pernberian presentasi dengan menggunakan bahasa yang benar dan mudah dimengerti.

Meningkatkan keterampilan konseling.

Konseling dilaksanakan dengan cara berkomunikasi dengan bawahan agar membantu mereka memecahkan masalah dan menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga mereka berupaya meningkatkan prestasinya atau kinerjanya. Cara lain yang baik adalah memberikan saran agar anak buah bisa lebih baik dan lebih sukses dari masa lalu, kemudian meminta feedback dari mereka tentang hal hal yang berkaitan dengan keterampilan.

d. Mengevaluasi diri. Setiap tujuan tulislah dua atau lebih evaluasi yang menjelaskan tentang kemajuan yang telah dicapai, karena dengan demikian kita akan mampu mehhat kelemahan kita sendiri untuk selanjutnya meningkatkan kinerja di masa depan. Contoh evaluasi diri adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi diri sendiri. Kita sebagai pengoreksi yang terbaik buat diri kita sendiri. Hal ini dapat di¬usahakan kalau evaluasi diri dilakukan dengan jujur, tanpa emosi, diberikan secara kontinyu dan mem¬berikan analisis analisis kemajuan yang telah diraih.

2) Carilah feedback. Feedback bisa didapat dari senior atau rekan sejawat yang kita percaya. Feedback harus meminta bantuan dari orang lain yang kita percaya, terutama untuk maksud mengembangkan tujuan dan rencana kedepan. Idealnya adalah kita akan memberikan angka kepada upaya kita sendiri. Tanpajeedback, kita akan mengalarni kesulitan bagaimana meningkatkan diri kita sendiri.

Pada garis besamya untuk dapat melaksanakan evaluasi diri, paling tidak menggunakan 4 (empat) Langkah Sukses' yang harus dikerjakan. Langkah tersebut dilaksanakan agar rencana yang sudah ditetapkan dapat berhasil, walaupun barangkali di tengah jalan mengalarni berbagai hambatan. Langkah tersebut sebagai berikut:
1) Langkah 1: Mengetahui kelemahan atau hambatan yang terjadi kernudian, mencari jalan keluarnya (way out) atau pernecahannya.
2) Langkah 2: Menentuka n' arah di mana kelemahan kita dan carilah jalan keluar untuk mengatasinya.
3) Langkah 3: Mengembangkan kembali rencana tambahan untuk dapat kembali ke track yang sudah direncanakan sebelumnya.
4) Langkah 4: Melihat hasil. akhir, kemudian menentu¬kan metoda evaluasi yang tepat, paling tidak menggunakan satu metoda untuk mengevaluasi kembali arah tujuan kita.

Proses tersebut diulangi lagi berdasarkan hasil langkah ke 4, kemudian identifikasikan jalan baru agar dapat meningkatkan upaya kita dan kemudian mulai lagi dari langkah 2, untuk selanjutnya kernbali lagi berdasarkan hasil ke 4 dan seterusnya sampai berhasil.

7. Penutup

Pengetahuan tentang Kepemimpinan Militer sangat penting diketahui clan dipahami oleft para perwira TNI, khususnya dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pernimpin. militer di masa depan yang profesional. dalam bidangnya dengan memiliki karakter yang kuat dan moral yang baik. Satu hal yang barangkali masih sulit dihilangkan di kalangan kepernimpinan kita, yaitu masalah loyalitas yang berlebihan, karena. pendekatan loyalitas yang berlebihan sangat lekat dengan sistem pembinaan karier seseorang yang tidak objektif. Loyalitas memang bisa dipertahankan. Meski demikian, apabila loyalitas berlebihan yang dikembangkan, justru akan terjebak pada subjektifitas semu yang akhirnya. akan menghilangan faktor integritas yang jauh lebih penting dari loyalitas. Akhirnya, yang akan timbul justru kelemahan profesionalisme militer yang kemudian menjurus kepada krisis kepemimpinan (the crisis of leadership) yang menyebabkan lemahnya sistem yang sudah dibangun. Contoh yang jelas, apabila penggantian posisi atau jabatan tergantung dari perwira yang dinilai loyal terhadap kepentingan pribadinya, bukan perwira yang memiliki kapabilitas dan integritas yang baik, maka akan berakibat pada menurunkan profesionalisme militer. Penempatan personil militer yang tidak didasarkan pada latar belakang pendidikan, latihan, pengalaman, dan prestasi kerja, apalagi tidak ada lagi pertimbangan tour of duty dan tour of area bagi perwira yang memiliki potensi (karena pemilihan personil. masih didasarkan pada pertimbangan like and dislike), akibatnya akan terjadi krisis krisis lain karena. bersumber pada krisis kepemimpinan tadi.
Kita tidak boleh pesimis, fenomena kepemimpinan tersebut pasti akan berubah karena memang harus ber¬ubah. Yang tidak bisa berubah adalah perubahan itu sendiri Saat ini pintu perubahan sudah terbuka dan wind of change sudah bertiup, dengan demikian masa depan. yang menjanjikan sudah berada didepan kita. Hanya tinggal bagai¬mana kita meraihnya. Kepemimpian model lama yang lebih mengutamakan loyalitas dari pada integritas makin lama harus kita kikis dan akhirnya. kita eliminir. Harapan tersebut akan segera terealisir manakala para perwira telah mampu mengadopsi kemajuan teknologi, menguasai bidangnya baik secara teknis maupun taktis, memiliki wawasan yang luas, memiliki karakter yang kuat, moral yang baik, dan last but not least memahami benar akan kebutuhan dasar manusia.

8 Saran

Untuk menjadi pernimpin militer yang disegani, para perwira hendaknya memiliki semangat yang tinggi dan jangan pernah berhenti menggali pengetahuan dalam mengembangkan jati dirinya melalui proses belajar. Ada pepatah yang mengatakan bahwa:

- Never worked harder,
- Never worked faster,
- Never been so successful.

Belajar tidak harus melalui pendidikan formal karena bisa didapatkan melalui pengalaman atau dengan belajar sendiri (selfstudy). Tidak ada jalan lain, hanya melalui proses belajar para perwira akan memiliki keyakinan yang dalam, kualitas yang berbobot, karakter yang kuat dan etika moral yang tinggi. Keempat hal tersebut akan menentukan bobot kualitas kepernimpinan militer kita di masa depan. Semakin tinggi para perwira menguasai keempat bidang di atas, maka semakin berkualitaslah mereka.
Pengetahuan tentang Kepemimpinan Militer ini sangat bermanfaat sebagai bekal para perwira dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pernimpin militer yang berkualitas. Oleh karena itu, permasalahan ini dapat didalami dan dibaca ulang, direnungkan dan diresapi, dibahas satu persatu untuk kemudian dipraktikkan di lapangan. Untuk mernudahkan mempraktikkan kepemimpinan militer yang baik dan benar, berikut ini dikenalkan konsep 'Rencana Pengembangan Diri'(sesuai garnbar di bawah). Cobalah dipraktikkan sesuai dengan rencana. tersebut, dan selanjutnya kita akan bisa merasakan sendiri bagaimana hasilnya. Kalau kita mampu melaksanakannya dan mengikuti proses yang direncanakan, hasilnya sungguh akan menakjubkan. Setelah rencana tersebut dilaksanakan, cobalah selanjutnya hasilnya dikonsultasikan kepada senior atau rekan yang kita percaya atau mungkin pasangan Anda sendiri. Ulangilah kernbali dan cobalah lagi dengan rencana. yang lebih menantang, maka pasti akan memperoleh hasil yang sangat mernuaskan.
Semakin lama kita merenungkan dan menganalisis masalah ini, kemudian mempraktikannya sesuai dengan program yang dibuat, maka akan semakin menariklah pengalaman yang akan kita dapatkan. Pengalaman yang diperoleh setiap mempraktikkan di lapangan tidak akan pemah sama, karena situasi yang dihadapi selalu berbeda, di situlah letak seninya bagaimana mengembangkan kepemimpinan pribadi kita. Kita pasti tidak akan pernah merasa dan menduga sebelumnya, manakala kita tekun dan sabar dalam menekuni buku ini dan mempraktik¬ kanInya di lapangan, suatu saat kita akan mendapatkan refleksi yang sangat menakjubkan dari bawahan kita. Kalau hal ini sudah kita miliki, tinggal waktu yang akan menunggu. Teori kepernimpinan militer telah kita kuasai, kemampuan sebagai seorang pernimpin militer telah kita peroleh, yang kita tunggu hanya tinggal kesempatan. Yang pasti, kitalah yang akan menentukan bahwa kita telah memiliki kernampuan menjadi seorang pernimpin militer masa depan. Kita tinggal menunggu kesempatan, ibarat kita sudah siap dengan jaring untuk menangkap ikan yang akan lewat.
Demikianlah cara bagaimana meningkatkan Kepemimpinan Militer khususnya dalam rangka menghadapi era globalisasi dan era reformasi yang penuh dengan tantangan.

KEPEMIMPINAN MILITER

KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA MILITER

1. Pengantar

Banyak pengalarnan dari beberapa orang yang karena tugas, mereka otomatis menjadi pernimpin, baik pernimpin sebuah perusahaan, pemimpin masyarakat di suatu daerah, pernimpin suatu kelompok tertentu, maupun pernimpin kelompok militer. Sadar atau tidak, mereka sernua telah mempraktikkan dunia kepernimpinan atau leadership, walaupun mereka jarang membaca teori tentang kepernimpinan atau mendapatkan ceramah tentang kepernimpinan atau belajar tentang kepernimpinan. Banyak dari mereka yang berhasil mernimpin dan bahkan tidak jarang yang menjadi terkenal karena pengalaman yang dimiliki dalam mernimpin.

Tidak jarang dari mereka yang menjadi pemimpin karena status, misalnya karena memangku jabatan. tertentu atau karena kebetulan memiliki anak buah yang cukup banyak, telah menggunakan kesempatan tersebut untuk kepentingan pribadinya atau kelompoknya dan bahkan ada yang tidak menghiraukan dasar dasar kepemimpinan sama sekali. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak disenangi oleh anak buahnya, bahkan tidak jarang dibenci, bahkan menjadi bahan pembicaraan. yang tidak baik di kalangan anak buahnya. Pernimpin yang memiliki sifat tersebut bisa dikatakan tidak memiliki sifat kepernimpinan yang baik. Berkaitan dengan kepemimpinan tersebut, telah timbul beberapa pertanyaan yang sangat penting, antara lain:
Bagaimana menjadi pernimpin yang baik?
Bisakah pemimpin yang memiliki perilaku buruk berubah menjadi memiliki perilaku baik?
Bagaimana dengan mereka yang memiliki pengalaman sebagai pemimpin namun tidak punya keahlian, dan sebagainya?

Beberapa pertanyaan tersebut di atas akhir akhir ini banyak disampaikan oleh masyarakat umum dan anggota militer. Dengan menjawab pertanyaan tersebut diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pernimpin, termasuk calon pemimpin di masa depan. Bahan ini merupakan perenungan bagi para calon pemimpin dan para pemimpin yang memang peduli untuk meningkatkan kepemimpinannya. Pendidikan otodidak kepemimpinan pada saat ini memang sangat diperlukan, terutama berkaitan erat dengan masalah keterpurukan bangsa yang bermuara pada krisis kepemimpinan selain, tentu saja, krisis sistem sebagai dampak yang terbentuk dari kepernimpinan di masa lalu.

Lebih dari 30 tahun dalam sistem politik Orde Baru yang sangat berpengaruh terhadap miskinnya kepe¬mimpinan di Indonesia telah membuat pengawasan pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat tidak berjalan secara harmonis. Mereka telah terbelenggu dengan kehidupan materi yang berkebihan, menghilangkan sifat kejujuran demi uang dan kedudukan, serta terbudayanya korupsi di segala bidang termasuk korupsi intelektualitas demi kepentingan peningkatan martabat diri. Pada kurun waktu tersebut, kita telah terbelenggu oleh ketidakjujuran dan kemunafikan sehingga perkembangan kepernimpinan generasi muda menjadi sangat memprihatinkan. Mengapa demikian, karena. ketidakjujuran pernah menjadi primadona bagi kepemimpinan di Indonesia dan sampai saat ini masih dicontoh oleh beberapa pernimpin di masyarakat kita. Seorang pernimpin yang mengatakan dengan kata kata: “Ikutilah saya kalau kamu ingin menjadi orang", padahal yang ia lakukan adalah kemunafikan, bukan kejujuran, telah banyak dilakukan oleh para pernimpin di semua strata lapisan masyarakat hanya karena ingin tetap memegang posisi yang menjanjikan.

Mengingat kepemimpinan kita di masa lalu yang sangat memprihatinkan tersebut, di mana banyak pemimpin yang jujur dan membela kebenaran justru terabaikan dan diimarginalkan oleh kepentingan penguasa. Yang pasti dan harus kita sadari bahwa kebenaran pada akhirnya akan muncul kembali dan yang tidak benar pasti tidak akan berlaku lama karena ditelan oleh masa. lbarat pendulum yang akhirnya akan kembali ke posisi semula, karena demikianlah yang seharusnya terjadi. Masa yang akan datang, kebenaran dan kejujuran pasti terjadi. Masalah "legal dan tidak legal" akan kalah dan tenggelarn dengan masalah 'benar dan tidak benar", karena sudah disadari Oleh masyarakat kita bahwa telah banyak hal hal yang sudah menjadi legalitas, namun masih mengandung ketidakbenaran.

Kalau kita melihat beberapa alasan seperti tersebut di atas, sebenarnya masyarakat kita telah mengakui bahwa kejujuran telah menjadi tempat yang terhormat bagi seorang pernimpin, namun masyarakat masih ter¬belenggu dengan legalitas semu yang diciptakan oleh sistem yang salah. Kejujuran sangat diperlukan bagi seseorang pernimpin, karena kejujuran merupakan karakteristik kepemimpinan yang terpenting di antara karakteristiik¬ - karakteristik yang lain. Seorang pemimpin dengan retorika retorika lama yang hanya manis di bibir, pandai berpidato dengan konsep yang muluk muluk, namun miskin dengan realitas, harus segera ditinggalkan. Masyarakat kita sebenarnya sudah bosan dan muak dengan slogan slogan dan retorika retorika lama. Masyarakat urnum tidak terkecuali pula pada masyarakat militer, semua menginginkan adanya perubahan kepernimpinan. Kuesioner yang baru saja dilakukan kepada 100 responden yang terdiri dari para perwira madya ketiga angkatan (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) di Sesko TNI pada bulan November 2000, terdiri dari pangkat Letnan Kolonel senior hingga Kolonel, menyatakan bahwa 83% dari mereka menghendaki agar kepernimpinan yang dilaksanakan saat ini hendaknya dilakukan perubahan total dan 61% berpendapat bahwa kepernimpinan saat ini dinilai tidak benar terutama yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan (decision making process). Lulusan Sesko TNI tahun 2000 adalah calon pernimpin TNI pada kurun waktu 5 10 tahun yang akan datang, oleh karena itu kita yakin bahwa pada periode waktu tersebut ""kejujuran seorang pemimpin" kembali akan menjadi primadona bagi mereka. Seperti yang dikatakan oleh ahli manajemen Prof. James Kouzes dan Prof. Barry Posner dari Santa Clara University, USA dalam buku The Leadership Challenge and Credibility yang mengatakan tentangHow Leaders Gain and Lose It, Why People Dcniand It' menggambarkan bahwa kejujuran merupakan karakter kepemimpinan yang terpenting di antara karakter kepemimpinan yang lain seperti: pandangan ke depan, inspiratif, kompeten, adil, siap membantu apabila diperlukan, berpikir luas, cerdas, terus terang dan berani. Dari kejujuran akan terbentuk karakter pemimpin yang kuat dan dari kejujuran krisis kepemimpinan yang terjadi akan bisa diatasi. Kalau kita jujur, kita juga bisa mengatakan bahwa krisis yang berkepanjangan pada saat ini, yang diawali dari krisis moneter kemudian menjadi krisis ekonomi dan berkembang menjadi krisis yang bersifat multidimensional adalah bermuara pada krisis kepemimpinan selain berdampak pada krisis sistem yang terbentuk selama 30 tahun. Ada persyaratan penting bagi para pemimpin kita Mau kita mau jujur dalam mengentaskan keterpurukan negara kita dari krisis yang berkepanjangan ini. Kita harus kembali kepada cita cita the foundingfathers (bapak pendiri) negara kita Bung Karno yaitu: (1) mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) mewujudkan masyarakat adil dan maknuir, dan (3) ikut menjaga ketertiban dunia. Kalau sebagian besar pemimpin kita concern dan jujur untuk ikut serta mencerdaskan bangsanya, memberikan fasilitas dan menghargai pendidikan, mengutamakan kualitas pendidikan dan bukan justru merekayasa pendidikan (dalam arti kata hanya mencari predikat atau tambahan gelar untuk meningkatkan gengsi semu), berarti kita ikut serta mencerdaskan bangsa kita sendiri. Demikian juga dengan mewujudkan masyarakat adil dan makmur, adil dalam menerapkan hukum bagi semua warganegara tanpa ada pengecualian, adil dalam memberikan peluang kerja dan penghargaan upah bagi mereka, adil dalam membagi hasil antara daerah dan pusat, termasuk adil dalam mempromosikan mereka yang memang memiliki kapabilitas untuk menjadi calon pernimpin (regeneras'l kepemimpinan), maka masalah intern dalam negeri sudah pasti dapat kita pecahkan. Belum lagi kalau kita secara aktif mendukung cita cita yang ketiga yaitu ikut menjaga ketertiban dunia, dengan meningkatkan diplomasi dan kemampuan informasi, maka kita akan terbebas dari kemungkinan ancaman dari luar. Kita akan ikut sharing menciptakan hukum internasional dan perjanjian internasional yang menguntungkan semua pihak, bukan menerima begitu saja semua perjanjian internasional yang hanya menguntungkan orang atau kelompok tertentu namun merugikan masyarakat bangsa kita sendiri.

2. Kepemimpinan dalam Dunia Militer

Kepemimpinan, banyak orang yang menginginkan¬nya, namun hanya sedikit yang mampu mencapainya. Banyak definisi tentang kepernimpinan, barangkali kalau kita menanyakan kepada sepuluh orang tentang kepe¬nimpinan, kita juga akan mendapatkan sepuluh jawaban. Sebagian besar dari kita ingin menjadi pemimpin, pemimpin di berbagai strata atau lapisan, sehingga berupaya bagai¬mana menirukan. seorang pemimpin yang di nilai baik dan memiliki kredibilitas yang diakui bawahan atau bahkan masyarakat. Kita ingat bahwa kalau sebutan pemimpin, berarti memiliki anak buah, sebutan komandan berarti mempunyai bawahan, karena kalau tidak memiliki anak buah atau bawahan, dia tidak bisa disebut pemimpin atau komandan. Sedangkan kepemimpinan di sini berarti ada pengaruh antara yang memimpin dengan yang dipimpin. James C. Georges dari Par Training Corporation me¬mnyatakan bahwa, "Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang memperoleh pengikut (followers)". Kepernimpinan sebenarnya bukan hanya kekuasaan semata, yang lebih penting, adalah bagaimana mempengaruhi orang lain secara sadar sehingga mengikuti kehendak sang pemimpin atau mau menjadi pengikut sang pemimpin. Ada istilah lain yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau ikut berperan serta dalarn rangka menuju sasaran yang telah ditentukan bersama.

Definisi kepemimpinan ini akhirnya dikatagorikan menjadi tiga elemen:
Kepemimpinan merupakan suatu proses. Artinya, suatu tindakan dari pemimpin yang dilakukan dengan maksud mempengaruhi orang lain atau anak buah agar tujuan organisasinya dapat berhasil dengan baik. Seperti yang diobservasi oleh pakar kepemimpinan John Garner dari tahun 1986 1988, kepemimpinan tidak hanya sekadar memimpin karena status, misalnya menduduki suatu jabatan tertentu karena ditunjuk sehingga memiliki anak buah. Sebagai pemimpin (baik karena status atau otoritas¬nya), dia seharusnya memiliki kemampuan untuk mendorong proses kepemimpinan dalam suatu organisasi. Perlu disadari bahwa kepemimpinan bukan hanya karena status, jabatan atau otoritas, yang lebih penting adalah proses bagaimana pemimpin tersebut mengajak bawahannya untuk mengikuti kehendaknya dengan suka rela atau tanpa merasa dipaksa dan karena tanggung jawabnya mereka sadar untuk berupaya mencapai tujuan organisasinya. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan. Kepe¬mimpinan ada karena adanya pemimpin dan bawahan atau anak buah, karena tanpa anak buah, kepemimpinan tidak akan bisa berjalan. Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu membangkitkan semangat anak buahnya atau mampu mempengaruhi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Konsep hubungan antara pemimpin dengan anak buah inilah vang disebut dengan kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain, Pemimpin akan mengajak orang lain dengan berbagai cara, bisa dengan menggunakan otoritasis yang ada, menggunakan legitimasi jabatan, menciptakan keteladanan, menetapkan sasaran yang sudah direncanakan sebelumnya, memberikan imbalan atau bahkan mungkin menjatuhkan sanksi hukuman.
Ada perbedaan nyata yang harus dicatat antara kepemimpinan dan kediktatoran. Seorang diktator mampu mempengaruhi orang lain dengan cara paksaan, dengan sanksi fisik atau dengan ancaman lain yang berdampak orang lain mau mengikuti kehendaknya. Contohnya, pada zaman penjajahan Belanda, untuk dapat memerintahkan orang lain dilaksanakan dengan paksaan dan apabila tidak mengikuti kehendaknya maka akan diberikan sanksi bahkan hukuman yang berat. Pada era Orde Baru, banyak pemimpin. kita yang memerintahkan orang lain atau anak buahnya dengan sanksi sanksi tertentu, apakah mereka dicopot dari jabatannya, ada sanksi lain bagi mereka dengan alasan klasik tidak loyal, bahkan ada yang menjadi korban karena memperjuangkan keadilan dan kejujuran. Mereka tentu saja akan mengikuti perintahnya, namun. dengan cara terpaksa. Pada saat ini masih ada yang meniru gaya kediktatoran seperti di atas, dan umumnya mereka yang memperoleh kedudukan atau status jabatan karena penunjukkan bukan karena seleksi objektif.

Seorang pemimpin yang memang mampu memimpin anak buahnya dengan efektif, dia dikatakan memiliki kepemimpinan yang baik. Dengan kepemimpinan yang dimilikinya, para pengikut atau anak buah tersebut dengan kesadaran yang tinggi mau meninggalkan kepentingan pribadinya untuk melaksanakan perintahnya demi tujuan yang lebih besar. Atau dengan kata lain, sang pemimpin memiliki kemampuan meyakinkan bawahan untuk mengikufi perintahnya. Ada beberapa cara mernberikan motivasi kepada bawahan, sehingga mereka dengan kesadaran yang tinggi mau mengikuti perintahnya, antara lain memberikan keyakinan kepada bawahan bahwa posisi mereka sangat penting bagi keberhasilan organisasinya.
Memberikan sasaran proyek sebagai tantangan bagi bawahan sehingga mereka menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan beban tugasnya akan berdampak pada suksesnya organisasi secara keseluruhan.
Memberikan berbagai imbalan antara lain berupa pujian, penghargaan, bahkan mungkin materi atau kenaikan jabatan bagi mereka yang bekerja dengan baik.

Para pernimpin dengan jabatan dan wewenang yang ada pada dirinya, bisa saja memerintahkan kepada bawahan untuk melakukan apa saja yang dia kehendaki dengan tanpa ada imbalan atau bahkan mengorbankan kegembiraannya. Tapi perlu diingat, pernimpin yang melakukan dengan cara tersebut secara terus menerus tanpa menghiraukan kebutuhan dasar manusia, akhirnya akan kehilangan orang orang terbaiknya. Para bawahan yang karena terpaksa masih mengikuti perintahnya, lama lama akan mengalami kejenuhan, bahkan mungkin mereka akan bosan bekerja atau mereka akan mencari peluang di tempat lain yang dirasakan lebih menguntungkan bagi dirinya.

Model Kepemimpinan. Perlu diketahui bahwa suatu organisasi bisa dikatakan berhasil atau tidak, baik organisasi tersebut sangat kecil atau bahkan yang besar sekalipun, seperti perusahaan 'Standard Oil' di bawah kepemimpinan John D. Rockefeller, akan sangat tergantung dari pemimpinnya. Hanya pemimpin yang efektiflah yang mampu membangun atau membawa organisasinya mencapai keberhasilan. Edwin A. Locke dari College of Business di University of Maryland dalam buku 'Esensi Kepemimpinan' telah menguraikan tentang model kepemimpinan yang berhasil. Model kepe¬mimpinan. tersebut didasarkan pada penelitian kualitatif terhadap beberapa pernimpin organisasi yang sukses yang kemudian dijadikan prototipe bagi kepemimpinan yang efektif. Kenyataannya, telah terbukti bahwa kepemimpinan yang efektif tidak didasarkan pada formula yang ajaib, karena formula tersebut sebenarnya dapat kita pelajari dan kita lakukan. Pemimpin yang baik tentu saja yang memiliki kepemimpinan yang efektif, itu jelas! Yang tidak bisa diragukan, pemimpin tersebut harus memiliki dorongan atau semangat yang tinggi, intelegensi dan pengalaman yang cukup untuk mengembangkan suatu visi, serta memiliki pengetahuan untuk mengiplementasikan visi tersebut menjadi misi yang cliharapkan.

Ada empat kunci pokok yang menjadi hakekat pada model kepemimpin¬an yang efektif yaitu memiliki:

a . Motivasi yang tinggi.
b. Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
c. Visi ke depan.
d. Kemampuan mengimplementasikan visi.

Kalau keempat kunci pokok tersebut ada pada kita, bukan suatu hal yang mustahil bahwa kita telah memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang efektif.

Penjelasan dari keempat kunci pokok tersebut sebagai berikut:

Motivasi yang tinggi.

Bagi calon pemimpin yang memiliki motivasi yang tinggi berarti mereka:

a. Memiliki semangat yang besar, energi dan penuh dengan inisiatif.

b. Mau bekerja dengan tekun dan proaktif mengejar sasaran sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

c . Mempunyai keinginan untuk memimpin, tidak mengharapkan kekuasaan untuk maksud mendominasi orang lain, melainkan mengarahkan pada sasaran yang sudah ditetapkan oleh atasannya atau organisasinya.

d. Memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi sehingga tidak hanya dipercayai oleh orang lain, namun juga mampu mempercayai orang lain.

e. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak hanya sanggup memikul rasa tanggung jawab dan mampu membangkitkan rasa percaya diri kepada orang lain, namun juga mampu mengatasi segala situasi yang menekan dirinya dengan hati yang tenang.

f. Mempunyai kreativitas yang tinggi karena dengan demikian dia mampu mengembangkan pemikiranya ke hal hal yang positif.

g. Memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan strategi ketika situasi memang menghendaki demikian (bukan berarti plin plan atau tidak memiliki jati diri).

Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
Dari ketiga hal tersebut yang berkaitan erat dengan kepemimpinan yang efektif adalah:

a. Pernimpin yang memiliki pengetahuan luas, baik yang menyangkut masalah teknologi, informasi maupun lingkungan organisasi, akan sangat bermanfaat karena memang sangat dibutuhkan selama mereka memimpin pekerjaan.

b. Memiliki keahlian yang berkaitan dengan kepemimpinan, karena dengan demikian mereka me¬miliki kemampuan berkomunikasi yang efektif, baik sebagai pembicara maupun pendengar dan mampu membangun jaringan ke~a (network) yarig baik. Keahlian dalam bidang manajemen juga diperlukan karena sangat bermanfaat dan mampumencerminkan kemampuan dirinya sendiri mau¬pun orang lain, dan mampu memecahkan masalah serta memutuskan permasalahan dengan tepat.

c . Memiliki kemampuan kognitif, artinya memiliki kemampuan dalam memproses informasi yang begitu banyak diterima, kemudian dirangkum untuk dijadikan bahan acuan dalam rangka mengambil suatu keputusan yang logis dan tepat.

Visi ke depan.

Visi merupakan komponen penting ketiga dari kepemimpinan. Seseorang yang memiliki visi kedepan biasanya memiliki tekad, motivasi, intelegensi, pengalaman dan keinginan besar untuk mau menghadapi pengalaman yang menantang. Dengan memiliki beberapa kemampuan tersebut berarti mereka akan memiliki kapasitas:

a. Menetapkan tujuan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi yang dipimpinnya.

b. Menjabarkan tujuan tersebut dengan ringkas dan jelas sehingga mudah dimengeri dan difahami.

c. Memformulasikan tujuan tersebut dan menentu kan sarana sarana apa yang diperlukan.

d . Mengembangkan komitmen yang telah disepakati dan mengkomunikasikan dengan bawahannya sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.

Kemampuan mengimplementasikan visi.
Mengimplementasikan visi yang telah ditentukan sebelumnya adalah merupakan syarat mutlak berhasilnya seorang pernimpin. Visi yang tidak diimplementasikan berarti hanya menciptakan khayalan belaka yang tidak pernah terealisasi. Pemimpin yang efektif pasti mampu menterjemahkan visi yang sudah direncanakan kemudian mengkoordinasikan dengan para manajer bawahannya beserta para anggota nya. Mengimplementasikan visi tersebut dapat dilaksanakan dengan cara antara lain:

a. Melaksanakan restrukturisasi. Dengan melaksanaan restrukturisasi dalam bidang organisasi dan manajemen, berarti melaksanakan inovasi untuk perbaikan ke depan. Inovasi yang paling penting untuk dilaksanakan adalah bagaimana memperbaiki sistem manajemen dengan mempersingkat birokrasi, bekerja dengan lebih efisien, bebas dari pengaruh nepotisme dan lebih mengutamakan profesionalisme. Restrukturisasi bagi TNI berarti pula validasi organisasi. Seandainya Doktrin TNI sudah dirubah dari nuansa dwifungsi ABRI berubah ke profesionalisme militer, maka validasi organisasi adalah merupakan konsekwensi logis yang harus segera dilakukan.

b. Meksanakan pemilihan dan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan memilih dan melatih SDM yang sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan, berarti kita memilih individu individu yang tepat dan kita harapkan. Setelah itu baru kita melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan skill mereka. Dengan demikian kita memberi pernbekalan kepada mereka yang cukup

c. Memberikan motivasi.
Kita harus dapat memberikan motivasi kepada anak buah sehingga semangat bekerja mereka tetap meningkat. Pemberian motivasi bisa diberikan dengan beberapa cara, antara. Lain:

1). Menggunakan otoritas atau wewenang yang dimiliki. Memberikan ketauladanan kepada bawahan¬nya sehingga mereka akan mengikutinya.

2).Memberikan otoritas kepada bawahannya dengan memberikan kepercayaan wewenang kepada mereka. Menentukan sasaran sasaran yang akan di¬capai.

3). Memberikan delegasi tanggung jawab dan otoritas kepada bawahannya yang telah dipercaya.

4).Memberikan penghargaan yang wajar kepada mereka yang berprestasi, antara lain dengan menaikkan gajih, memberikan bonus, memberikan penghargaan atau bahkan kalau terpaksa memberikan sangsi dan hukuman bagi mereka yang berbuat kesalahan.

d. Plaksanakan pengelolaan informasi.
Penge¬lolaan informasi merupakan upaya yang sangat penting bagi para calon
penting bagi para calon pemimpin yang efektif. Para pemimpin harus mampu mendengarkan,menyimak dan mengambil manfaat dari perka¬taan bawahannya ataupun informasi yang datang dari sumber sumber di luar organisasi serta mampu mengembangkan jaringan informasi yang luas.

e. Membentuk dan mengembangkan tim eksekutif
Pemimpin yang efektif akan mampu membentuk dan mengembangkan sebuah tim pada tingkat manajemen puncak kemudian menginformasikan masalah tersebut kepada bawahan.

f. Merangsang perubahan.
Pernimpin yang efektif adalah yang mampu menggerakkan suatu perubahan. Mereka menyadari benar bahwa tanpa adanya suatu perubahan maka organisasi yang dipimpinnya akan terhempas oleh gelombang dinamika perubahan itu sendiri. Kebutuhan akan perubahan dan inovasi sangat diperlukan, khususnya pada era reformasi saat ini. Kebutuhan akan perubahan harus dikomunikasikan secara terus menerus dan berlanjut. Mereka mampu menentukan sasaran sasaran penting dari perubahan dan inovasi serta hasil yang akan dicapai. Yang tidak kalah pentingnya adalah mereka harus mampu memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan dan risiko yang akan dihadapi. Pepatah mengatakan bahwa pemimpin yang tidak berani menanggung risiko, adalah pernimpin yang tidak berani melangkah ke depan. Walaupun dengan menghadapi risiko, demi merangsang perubahan, pemimpin tersebut harus berani memutuskan sasaran sasaran yang penting.

Agar model kepemimpinan tersebut dapat dilaksana¬kan dengan baik, syarat utamanya adalah

a.Harus memiliki motivasi yang tinggi dan memiliki sifat yang jujur.

b.Mereka harus mampu mengetahui bagaimana caranya berurusan dengan orang banyak, oleh karena itu motivasi yang tinggi dan visi ke depan sangat diperlukan. Dengan memiliki motivasi dan visi kedepan, mereka akan terstimulir untuk bekerja lebih keras dalam rangka merea cita citanya. Yang terpenting para calon pemimpin harus memiliki keinginan yang keras untuk menjadi pemimpin, Karena tanpa adanya keinginan, bagaikan perahu layat yang tidak memiliki kemudi, akan gampang terhempas oleh derasnya riak gelombang. Bakat pemimpin memang diperlukan namun tidaklah mutlak, karena yang paling penting adalah keinginan dan semangat yang tinggi.

c.Mereka harus memiliki gairah yang besar, penuh daya dan semangat, memiliki sifat jujur dan integritas yang tinggi, dan sekah lagi mereka harus memiliki keinginan yang besar untuk menjadi pernimpin.

Model tersebut diatas direkomendasikan hanya bagi mereka yang ingin menjadi pernimpin yang tangguh. Model tersebut didasarkan pada data kualitatif, sedangkan bukti ilmiahnya akan bisa dibuktikan melalui pengujian empiris.


Kepemimpinan yang Efektif

Kita saksikan bahwa pada abad ke 21 masih diwarnai oleh beberapa pemimpin yang memiliki bakat karena keturunan (borned leader), misalnya Presiden Amerika Serikat George Walker Bush (putra mantan Presiden Bush), Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo (putri mantan Presiden Macapagal), dan Presiden R.I Megawati Soekarnoputri (putri mantan Presiden pertama R.I. Soekarno). Namun demikian, para pakar dan ilmuan ke¬ pernimpinan dunia menyatakan bahwa bakat saja tidak mencukupi. Agar kepemimpinan menjadi efektif, yang lebih penting mereka harus memiliki persyaratan tertentu, antara lain: (1) pengetahuan, (2) keahlian, dan (3) kemampuan yang diperlukan oleh lingkungan, sehingga mereka mampu mengembangkan dan mengimplementasikan visi yang dimiliki. Tanpa mereka memiliki pengetahuan, keahlian dan. kemampuan yang diperlukan, sulit rasanya untuk mengembangkan visi, yang akhirnya tidak akan berhasil menjadi pernimpin yang baik.

Faktor bakat atau keturunan hanyalah merupakan faktor pendorong awal atau faktor prakondisi', karena faktor tersebut merupakan faktor kemudahan bagi mereka yang memang sudah memiliki garis keturunan. Hal ini fidak hanya dimiliki bagi negara berkembang seperti halnya negara Indonesia, Filipina, India dan Pakistan namun kita saksikan juga di negara modern dan maju seperti masyarakat Amerika Serikat, masih mengakuinya. Ada bukti yang cukup banyak telah dinyatakan bahwa bakat kepernimpinan dicirikan pada bakat kejujuran, integritas dan rasa percaya diri. Karena keturunan, mereka pada umumnya mewariskan ketiga hal tersebut kepada putra putrinya atau mereka yang kemudian memiliki kecenderungan menirukan apa yang telah dimiliki oleh orang tuanya. Bakat tersebut menjadi pendorong atau merupakan faktor pra kondisi yang amat kuat dan sangat menguntungkan. Kejujuran dan rasa percaya diri adalah dua factor yang banyak mendorong mereka sehingga mereka memiliki jiwa terbuka, jujur dan. memiliki keberantan untuk mengadakan perubahan.

Pada umumnya para pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mau bersikap terbuka terhadap pengikutnya dan cukup bijaksana untuk tidak membocorkan informasi rahasia karena memiliki potensi yang membahayakan, dan yang paling penting adalah memiliki keberanian untuk mengadakan perubahan demi kemajuan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh "The Center for Creative Leadership di Greensboro, Carolina Utara Arnerika Serikat bahwa sebagian besar paramanajer yang meraih posisi puncak telah mengatakan:

'saya akan melakukan persis seperti apa yang akan saya katakan, namun demikian apabila saya berubah pikiran, saya akan memberitahukan sebelumnya,sehingga tidak akan mengganggu pengikut saya’.

Sejarah telah membuktikan bahwa pemimpin yang sukses adalah pernimpin yang mau terbuka. Pemimpin yang tidak mau terbuka, kesuksesannya hanya akan bersifat sementara, yang pada akhirnya akan terpuruk dan jatuh terjerembab ke dasar yang paling bawah. Banyak contoh kepemimpinan seperti ini ada pada era orde baru di negara kita. Mereka mernang berhasil namun hanya sesaat yang pada akhirnya kredibilitasnya terpuruk dan dicela oleh masyarakat banyak. Mereka hanya berhasil mengumpulkan uang atau materi demi statusnya, tidak perduli dengan harga dirinya, yang pada akhirnya cercaan dan cemoohan yang dihadapinya. Bawahannya akan berkomentar: "bagaimana bisa saya mendukungnya kalau dia sudah tidak bisa saya percaya lagi ???". Kalau sampai bawahannya berfikir demikian berarti awal dari keterpurukannya. Peneliti kepemimpinan, Barry Posner dan James Kouzes menyimpulkan bahwa:

Kejujuran adalah faktor yang paling esensial bagi seorang pernimpin. Bagaimanapun, jika kita ingin menjadi pengikut atau bawahan dari seseorang, baik sebagai prajurit militer maupun bawahan dari sebuah perusahaan sekalipun, yang pertama¬ tama dapat meyakinkan mereka adalah mampu¬kah pemimpinnya meyakinkan kepercayaannya atau dapatkah pemimpinnya dipercaya, memiliki etika dlan prinsip sebagai seorang pemimpin. Mereka sangat mengharapkan 'integritas' dari pemimpinnya. Banyak bawahan menggambarkan bahwa keteladanan' yang diberikan pada bawahannya merupakan makna dari sebuah integritas atasan terhadap bawahan. Ada sebuah pepatah yang dikutip dari Munsey 1990, yang saat ini masih diajarkan pada para kadet di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat, yang artinya:

“jangan jalani hidup kamu dengan pertimbangan legal dan tidak legal, akan tetapi jalanilah hidup kamu berdasarkan pada benar dan tidak benar”.

Hal ini sangat bermakna bagi kehidupan manusia karena pada umumnya pemimpin yang tidak jujur akan bersandar pada legal dan tidak legal, walaupun mereka mengetahui bahwa hal itu tidak benar. Alasan tersebut hanya semata mata melegalkan yang tidak benar, yang pada akhirnya justru akan menjerumuskan dirinya sendiri kelembah kehancuran. Kalau memang demikian yang t0adi, pada akhirnya mereka akan menjadi pemimpin yang mengabaikan kebenaran, semaunya sendiri, asal asalan dan akhirnya misi yang diemban tidak akan berhasil.

Pengetahuan, Keahlian dan Kemampuan

Dengan hanya memiliki bakat dan motivasi yang tinggi untuk menjadi seorang pemimpin, bukan berarti mereka otomatis akan berhasil menjadi pemimpin yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa bakat dan motivasi, yang tinggi akan sangat mernbantu mereka untuk menjadikan dia seorang pernimpin. Namun yang paling penfing adalah memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang diperlukan, karena persyaratan tersebut sangat mendukung bagi kepernimpinan seorang pernimpin.

Pengetahuan. Penguasaan dalarn bidang teknologi sangat membantu mereka dalam mernimpin sebuah organisasi militer atau perusahaan yang berbasis pada teknologi atau pengetahuan. Contoh, Billgate telah mernbuktikan marnpu mernimpin perusahaan softwares Microsoft yang saat ini terkenal karena dia mernang menguasai dalarn bidang teknologi kornputer. Contoh lain, jenderal Colin Powel mantan Ketua Gabungan Kepala Staf (Chairman of the foint Chiefs of Stap termuda di AS dari orang hitarn pertarna yang menduduki posisi itu, sekarang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, menguasai pengetahuan bisnis dan manajernen lulusan dari New York's City College. Menurut penilaian Kim Holmes, seorang analis dari Heritage Foundation bahwa AS tidak pernah melihat seorang Jenderal seperti Colin setelah Eisenhower. Beberapa pakar AS bahkan meramalkan, suatu saat dia bisa menjadi Presiden AS.

Pengalarnan mengatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tertentu, telah menjadikan dia me¬miliki persyaratan yang sangat penting untuk menjadi seorang pemirnpin yang efektif. Demikian juga dalam dunia militer, tidak terkecuali. Dengan memiliki penge¬tahuan yang dibutuhkan, mereka akan memiliki ke¬untungan tersendiri karena dapat mendukung posisi mereka sebagai seorang pemimpin. Namun demikian diakui pula bahwa hanya dengan keahlian tertentu saja masih belum cukup untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Masih dibutuhkan pengetahuan lain untuk menduduki posisi puncak, antara lain penguasaan dalam bidang organisasi, informasi, dan lain lain sebagai pendukung. Dengan demikian, Mereka akan mendapat banyak tambahan pengetahuan tentang bagaimana membuat keputusan keputusan yang tepat dan bijaksana. Pengetahuan tersebut sangat diperlukan, tidak hanya untuk penguasaan dalam bidang akademis saia, namun lebih ke masalah bagaimana memecahkan permasalahan itu sendiri dan bagairnana proses membuat suatu keputusan (decision making process).

Keahlian. Keahlian yang diperlukan bagi seorang pemimpin adalah keahlian pada bidang hubungan antar manusia (interpersonal relationship) dan bidang manajemen. Keahlian dalam bidang 'hubungan antar manusia' sangat penting karena kepemimpinan pada dasarnya menyangkut masalah hubungan antar manusia itu sendiri. Sebagai contoh, hubungan antara atasan dan bawahan atau hubungan antara Pimpinan dan bawahan. Salah satu yang terpenting dari hubungan tersebut adalah berkaitan dengan bagaimana perhatian yang diberikan oleh atasan kepada bawahan. Dengan memberikan perhatian yang besar kepada bawahan berarti akan mernberikan kepuasan tertentu kepada bawahan dan berdampak pada efektifitas kepernimpinan. Selanjutnya kedua faktor keahlian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a.Faktor Hubungan antar Manusia. Kalau pemimpin berhasil melaksanakan hubungan antar manusia dengan baik, mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia kepada bawahannya sehingga bawah¬an merasakan puas, kepemimpinan tersebut bisa di¬katakanberhasil. Menurut kaijan tentang kepemimpin¬an dari Ohio State University (1989), pernimpin yang berhasil adalah:

• Bertindak dengan sikap bersahabat dan sportif,
• Menunjukkan kepedulian terhadap bawahan.
• Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
• Menunjukkan kepercayaan dan rasa percaya diri.
• Memahami problem problem bawahan.
• Membantu karier bawahan menuju jenjang karier yang lebih tinggi.
. Memiliki kepedulian memberikan informasi kepada bawahan.

Faktor hubungan antar manusia penting dalam rangka mengkomunikasikan visi pimpinan kepada bawahan sehingga mampu memperoleh dukungan dari mereka. Keahlian tersebut mencakup kemampuan bagaimana berkomunikasi secara lisan termasuk kepedulian mendengarkan bawahan, kernampuan membangun jaringan, dan mempridiksi situasi. Khusus dalam membangun sebuah jaringan bisa digambarkan sebagai membangun sebuah sistem informasi dengan maksud mendapatkan suatu kekuatan untuk menyukseskan misi yang sudah direncanakan. jaringan informasi tersebut dapat dibangun mulai dari kontak biasa atau hubungan antar pribadi sampai dengan hubungan aliansi atau kelompok. Jaringan informasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi jaringan pertukaran informasi (networking exchange). Keuntungan yang akan diperoleh pada sistern pertukaran jaringan (networking exchanges system) ini, antara lain: mendapatkan informasi yang eksklusif dan terpercaya, memperoleh koneksitas dengan kelompok lain, mempengaruhi dalarn mernbangun dukungan, dan menerima masukan masukan yang penting untuk kepentingan pembuatan keputusan yang diperlukan.


b.Faktor Keahlian Manajemen. Keahlian manajemen yang dimaksud disini adalah keahlian administrasi yang menyangkut bidang:

- bagaimana penetapan sasaran dibuat,
- pembuatan keputusan,
- penyusunan sebuah rencana
- dan penyelesaian permasalahan.

Kesemuanya ini dapat kita capai manakala kita telah memiliki visi yang jelas, kemudian rnenerjemahkan visi tersebut kedalam aktifitas harian. Apabila kegiatan tersebut mampu membawa keberhasilan maka kita bisa disebut sebagai ahli dalam bidang manajemen. Keahlian manajemen banyak melibatkan bidangbidang penetapan sasaran, perencanaan kegiatan dan pengambilan keputusan.

Kemampuan. Kemampuan merupakan aset utama bagi seorang pemimpin karena dengan kemampuan yang dimiliki dia akan mampu mengumpulkan, mengolah dan mengintegrasikan serta menginterpretasikan segala informasi yang berkaitan dengan tanggung jawabnya. Walaupun dia telah menguasai komputer misalnya, namun kemampuan kognitif harus juga mereka miliki, karena kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk menyusun strategi, memecahkan masalah clan membuat keputusan yang tepat. Oleh karenanya para pernimpin diharapkan memiliki pemikiran yang tajam. Yang dimaksud dengan kemampuan disini:

- Kemampuan intelegensia di atas rata rata (bukan berarti harus jenius).
- Kemampuan penganalisaan yang tajam.
- Memiliki pemikiran strategis.
- Kemampuan berpikir yang multidimensional.

Kemampuan intelegensia memang merupakan prasyarat yang penting dalam menjamin kepemimpinan karena dari berbagai pengalaman, prasyarat tersebut sangat menentukan berhasilnya manajemen suatu organisasi. Kernarnpuan kognitif tersebut selain didapatkan dari faktor keturunan, bisa juga dikembangkan melalui usaha keras dan ketekunan. Sedangkan ketiga kemampuan yang lain, termasuk keahlian dalarn hubungan antar manusia digunakan untuk marnpu bersaing dalam mengembangkan visi untuk kemudian mengimplementasikan visi tersebut ke dalam misi yang jelas.

Visi Pemimpin Militer
Para pernimpin militer akan mengintegrasikan dan mengarahkan tujuan organisasinya dengan baik kepada para bawahannya hanya kalau mereka menmiliki visi. Semua yang kita diskusikan di atas akan tidak berarti tanpa ada visi dari seorang pernimpin. Fungsi seorang pernimpin dalarn suatu organisasi adalah memberikan dan mengkomunikasikan visi sehingga anak buahnya memiliki permahaman yang sama. Ada beberapa definisi tentang 14 visi, namun demikian dari beberapa definisi tersebut memiliki pengertian yang harnpir sama. Menurut Bennis dan Nanus mendefinisikan visi sebagai suatu 'pandangan realistis tentang masa depan suatu organisasi. Untuk mendorong sernangat atau memberikan motivasi kepada anak buah, kita harus memiliki pernyataan visi (visi statement) yang memiliki karakteristik, antara lain:

- Ringkas, agar mudah difaharni dan dimengerti oleh anak buah.
- Harus jelas, agar mudah diikuti.
- Menantang, karena visi pada dasarnya merupakan gagasan yang harus memberikan tantangan, karena dengan demikian anak buah akan siap dan berusaha mengerahkan kernampuan terbaiknya.
- Memiliki orientasi kedepan, karena pada dasarnya sebuah visi harus memiliki perspektif jangka panjang. Dengan memiliki orientasi kedepan, maka satuan yang dipimpin akan mampu mencapai tujuan melalui pentahapan-pentahapan yang telah diprogramkan.
- Visi sebaiknya tidak berubah atau bersifat relative tetap. Visi yang telah diformulasikan hendaknya tidak mudah berubah, kalaupun terpaksa dilakukan perubahan sifatnya adalah penyesuaian saja.
- Ketentuan atau karakterisitk terpenting dari visi tersebut adalah harus disenangi. Para bawahan harus memandang bahwa visi yang diberikan merupakan suatu yang dapat dicapai dan menarik. Dengan demikian seluruh anggota akan memiliki komitmen yang sama untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan.

Untuk dapat memformulasikan suatu visi, pemimpin harus dapat :

- Mengumpulkan informasi.
- Memproses informasi yang telah terkumpul.
- Mengaktualisasikan visi organisasi.
- Mengevaluasi misi yang telah dilaksanakan.

Dalam mengumpulkan informasi, sang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bawahannya agar dapat mendengarkan mereka, baik pada saat pertemuan formal maupun tidak formal. Dengan mengumpulkan informasi, pemimpin akan mengetahui mana yang salah dan mana yang benar dan apa yang harus ditingkatkan. Selain itu sebagai seorang pernimpin harus mampu memantau lingkungan organisasi melalui jaringan yang telah dibentuk untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas, Wawasan tersebut sangat penting dalam rangka memberikan keputusan yang tepat.

Untuk dapat memproses informasi, pernimpin harus mampu menganalisa semua informasi yang masuk. Untuk memproses informasi yang dibutuhkan memerlukan ketekunan dan kreativitas, karena menyangkut waktu yang tidak pendek. Dengan hasil pemrosesan informasi yang tepat, seorang pernimpin akan mampu melihat masa depan (foresight), mampu memperkirakan perkembangaii dunia (wordview), dan mampu melihat secara keseluruhan gambaran secara lebih detail (depth perception).

Dalam mengaktualisasikan visi, pernimpin akar mampu memberikan motivasi atau dorongan kepada sernua bawahannya agar supaya misi yang dilaksanakan dapat berhasil. Sedangkan evaluasi misi sangat diperlukan untuk meninjau kembali apakah misi yang sedang dilaksanakan dapat terealisir sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi juga untuk mengetahui apakah misi yang dilaksanakan perlu direvisi atau tidak.

Sebelum seorang pernimpin menanamkan visi kepada bawahannya, terlebih dahulu dia harus berusaha mengklarifikasikan visi tersebut, kemudian membangun komitmen mereka terhadap visi tersebut. Tanpa adanya komitmen dari anak buah, visi akan sulit dicapai. Kornitmen akan dapat diraih melalui proses komunikasi yang baik, oleh karenanya pemimpin harus bisa menjelaskan visi dengan gamblang dan mudah dimengerti. Dia juga harus mampu membangkitkan pandangan baru tentang masa depan yang lebih baik melalui kemampuan berkomunikasi (commimication skill). Komunikasi tersebutbisa dilaksanakan melalui pidato, pertemuan, bulletin, dan berbicara langsung kepada bawahan.

Mengembangkan Visi. Memiliki visi saja tidaklah cukup, oleh karenanya visi tersebut harus dapat dikembangkan sehingga inovasi dapat tetap berjalan sesuai dengan perubahan lingkungan. Tujuan pengembangan tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi. Pemimpin harus dapat meyakinkan anak buah bahwa bekerja keras untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan merupakan kepentingan bersama, namun demikian agar organisasi mampu menghadapi setiap tantangan yang selalu berubah, harus selalu melaksanakan inovasi atau perubahan dengan cara mengembangkan visi.

Penerapan Visi. Seorang yang memiliki motivasi yang finggi dan keahlian yang patut diandalkan serta mempunyai visi, namun fidak mampu menerapkan kedalam realita berarti hanya akan menjadi seorang penghayal belaka. Perlu cliketahui bahwa pen dmpin yang sesungguhnya adalah mereka yang mampu merealisasikan motivasinya, keahliannya serta visi nya ke dalam realitas kehidupan melalui segenap upaya dan tindakan yang diperlukan. Langkah awal yang paling penting bagi seorang pemimpin adalah mampu menerjernahkan visi yang dimilikinya kedalam suatu agenda yang berisikan daftar apa saja akan dilakukannya dan kapan akan dilaksanakan. Agenda ini bisa disebut juga sebagai daftar implementasi visi. Agenda yang lengkap bisa didapatkan melalui observasi dan diskusi yang dilaksanakan secara terus menerus dan dad waktu ke waktu. Isi agenda harus dipilih sedemikian rupa dengan tujuan agar supaya organisasi menjadi semakin efektif. Para pernimpin militer yang baru menduduki jabatan, biasanya pada awalnya jarang memiliki agenda yang jelas, karena. pada umumnya mereka memulai pekela. annya dengan mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan adanya informasi yang diterima setiap saat, barulah mereka menjadi sadar bahwa agenda bagi seorang pernimpin yang baru menduduki jabatan sangatlah diperlukan, Namun demikian, agenda tersebut harus dibatasi ke hal hal yang penting saja, karena kalau tidak, justru efektifitas organisasi akan tidak bisa berjalan dengan baik dan harmonis. Perlu diketahui pula bahwa para pernimpin yang efektif akan menerapkan visinya dan menggunakan peran kepemimpinannya dengan tidak hanya menunjukkan kepada bawahan atau pengikutnya tentang apa yang diharapkannya saja, namun yang lebih penting adalah mampu mengkomunikasikan dengan jelas segala komitmen yang dimiliki kepada bawahannya. Tidak ada bedanya dengan pernimpin suatu perusahaan, misalnya, Philip Cooper, Direktur Utarna Davis Edwards Limmited telah memperlihatkan komitmennya untuk membangun sebuah perusahaan dengan mengunjungi dua puluh tujuh kota dalam enam bulan untuk bertatap muka secara langsun~ dengan para pelanggannya. Akhirnya Cooper berhasi dan dapat meraih sukses besar.

Menurut Schein 1985, peran keteladanan juga merupakan salah satu teknik jitu dalam menanarnkan dan menguatkan budaya berorganisasi. Misalnya, seorang pernimpin dapat menggunakan peran keteladanannya untuk menegaskan tugas pokok organisasi yang penting, dsb nya. Para pernimpin yang efektif umumnya mampu memanfaatkan aktifitas rufin dan hariannya untuk mem¬berikan keteladanan tentang visinya, nilai nilai dan harapannya. Dengan demikian para bawahanpun mengetahui apa yang penting bagi pimpinan dan organisasinya melalui pengamatan mereka terhadap bagaimana pemimpinnya menggunakan waktunya, pertanyaanpertanyaan yang disampaikan, reaksinya atas peristiwa-perisfiwa kritis yang sedang dihadapi dan perilaku apa dari bawahan yang sebenarnya diharapkan. Pemimpin yang efektif biasanya akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengungkapkan keyakinannya akan kernampuan bawahannya. Dia akan membangun rasa percaya diri kepada para bawahannya melalui pendelegasian wewenang, sehin gga bawahannya memiliki inovasi yang tinggi dalam mengembangkan organisasinya. Pendelegasian wewenang tersebut merupakan sebuah strategi memperkaya pekerjaan. Memperkaya pekerjaan termasuk juga merestrukturisasi pekerjaan sehingga lebih menantang, lebih merangsang motivasi, dan lebih menjanjikan imbalan yang lebih baik. Dalam menerapkan visi ke depan, seorang pernimpin yang sukses biasanya memiliki karakter pribadi yang menyukai tantangan. Dengan tantangan pernimpin akan teruji karakternya, inovasinya, idenya sehingga menjadi meningkat yang pada akhirnya tanpa mereka sadari akan terbentuk karakter kepernimpinan yang kuat. Misalnya, adanya tugas yang ‘sangat penting namun hampir mustahil dapat dilaksanakan’. Pernimpin yang memiliki karakter yang kuat akan tertantang dan ber¬upaya untuk dapat memecahkan tantangan tersebut, Mereka percaya apabila tantangan yang berat tersebut dapat berhasil dilaksanakan, maka merupakan kebangga¬ an dan. prestasi tersendiri dalam membangun karakter kepernimpinannya. Semakin banyak tantangan yang dihadapi, maka semakin kuat karakter seorang pemimpin.

Pernimpin yang belum mengalami hambatan yang menantang, berarti mereka masih belum teruji karakter kepernimpinannya. Demikian juga untuk menerapkan visi, para pernimpin harus mampu membangun kerjasama yang baik, dari kemahiran sang pernimpin dalam membangun tim yang kooperatif, berarti dia dapat meningkatkan kemampuan para bawahan untuk terlibat dalam upaya, menjalankan visi organisasi. Tim yang solid sangat di'perlukan, karena visi bersama walaupun sudah ditentukan sebelurnnya, tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik. Strategi yang mungkin dapat diterapkan oleh para pernimpin untuk mendorong agar kerjasama yang baik dapat dicapai adalah sebagai berikut:

- Menciptakan sasaran sasaran kooperatif agar dapat dilaksanakan secara bersama.
- Memaksimalkan pembentukan proyek proyek baru yang menantang tim.
- Menerapkan sistem yang berbasis pada kerjasama.

Demikianlah tentang penerapan visi, dimana penerapan visi merupakan inti dari kepernimpinan yang sukses. Untuk dapat menerapkan visi tersebut, pertama kali yang perlu dilaksanakan adalah mengadakan pemilihan anggota yang memiliki keahlian tertentu dan nilai nilai tersendiri yang diperlukan, baru kemudian memberikan motivasi kepada mereka, mengintegrasikan kerja mereka kedalam tim yang solid, membentuk perhimpunan untuk menyebarkan informasi yang diperlukan, dan memacu inovasi serta perubahan agar kondisi organisasi tetap dinamis dan selalu memiliki semangat baru.

Integritas

Bagi seorang pernimpin, yang paling penting adalah 'integritas'. Integritas yang dimaksud disini tidak berarti membagi antara loyalitas (bersikap mendua) dan bersikap berpura pura (munafik). V. Gilbert Beers mengatakan bahwa'seseorang yang memiliki integritas adalah yang mampu dan berani menetapkan sistem norma dalam kehidupannya'. Banyak dari mereka yang karena statusnya otomatis disebut sebagai pemimpin. Namun demikian, kalau mereka ticlak memiliki integritas yang tinggi, belum bisa dikatakan menjadi seorang pernimpin yang baik. Agar dibedakan secara tegas antara integritas dan loyalitas. Yang jelas, kalau seorang pernimpin tetap bersikap mendua atau bersikap pura pura dalam menjalankan kepemimpinannya, mereka tidak akan mendapat respek dari bawahannya atau bahkan mungkin akan diremehkan bawahannya. Ironisnya, saat sekarang faktor integritas merupakan komoditi yang mulai hilang karena norma kehidupan sudah berubah, sehingga banyak dari mereka yang memegang status kepemimpinannya hanya sekadar mengejar status clan kepuasan pribadi. Mereka inilah yang tergolong mencari jalan pintas menuju sukses tanpa menghiraukan norma norma kehidupan. Kepernimpinan seperti ini tidak akan bertahan lama, karena seorang pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi, konsisten antara perkataan dan perbuatan, merekalah yang sebenarnya akan berhasil.

Integritas bukan menunjukkan apa yang dilakukan, akan tetapi lebih kepada jati dirinya. Perlu. diingat bahwa semakin banyak anak buah atau bawahan yang melihat pernimpinnya konsisten dalam perkataan dan tindakannya, mereka akan semakin loyal kepada atasannya.

Pada akhimya mereka akan mempunyai keyakinan bahwa apa yang mereka dengar akan mereka fahami dan apa yang mereka lihat akan mereka percayai. Faktor integritas adalah faktor yang sangat penting karena dapat menentukan kredibelitas seorang pemimpin. Dibawah ini ada tiga alasan mengapa faktor integritas tersebut sangat penting :

1. Integritas mampu membina kepercayaan.
Pemimpin tanpa adanya integritas dalam dirinya, tidak akan ada artinya. Persis apa yang dikatakan oleh Dwight Eiesenhower yang mengatakan bahwa: 'agar supaya menjadi seorang pemimpin, dia harus mendapat kepercayaan dari anak buah'. Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi bahwa faktor terpenting bagi seorang pemimpin adalah integritas dari anak buah, karena tanpa integritas berarti tidak ada kepercayaan dari anak buah, sehingga mustahil pemimpin tersebut akan berhasil.
2. Integritas memiliki nilai pengaruh yang tinggi.
Menurut pendapat para eksekutif senior di Amerika Serikat bahwa integritas merupakan kualitas manusia yang paling diperlukan bagi suksesnya suatu kepernimpinan, baik pada organisasi bisnis maupun organisasi militer. Hal ini disebabkan karena dengan integritas yang tinggi maka bisnis akan sukses, demikian juga di dunia militer, tugas pokok militer akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dibarengi dengan integritas yang tinggi dari anak buah. Bagi dunia bisnis maupun militer, tidak bisa terlepas dari tanggung jawab sebagai seorang pernimpin. Semakin tinggi jabatan yang dipegang maka akan semakin besar pula tanggungjawabnya dan sebaliknya

3. Integritas akan menghasilkan reputasi dan citra yang kuat.
Reputasi dan Citra adalah penilaian orang lain terhadap diri seorang permimpin. Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi pada umumnya akan memperoleh kepercayaan dari anak buahnya, karena tanpa adanya kepercayaan sama artinya dengan tidak memiliki pengikut. Kalau keadaannya sudah demikian, apa artinya memiliki posisi sebagai seorang pernimpin. Mendapat kepercayaan dari anak buah, berarti memiliki reputasi dan citra yang kuat dari anak buahnya. Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi pada dasarnya memiliki ketulusan hati dan iktikat yang baik, Perlu disadari bahwa integritas bukanlah faktor yang mudah dilaksanakan karena integritas merupakan hasil dari disiplin pribadi yang kuat dan merupakan pencerminan pribadi yang kuat untuk berani berbuat jujur. Integritas sejati bukanlah intregritas konteporer berdasarkan kepentingan sesaat. Seperti telah disampaikan oleh "Billy Graham' yang mengatakan bahwa "Integritas merupakan lem perekat bagi cara hidup seseorang sehingga memiliki kepribadian yang kuat'. Oleh karena itu integritas harus tetap dipertahankan. agar tetap berakar kuat sehingga menjadi suatu keyakinan pribadi.


4. Pemimpin Adalah Pencipta Perubahan
Banyak telah kita saksikan bahwa bangkrutnya suatu perusahaan, hancurnya suatu organisasi, dan gagalnya tugas militer, karena hilangnya kepercayaan anak buah kepada atasannya. Apabila organisasi tersebut adalah organisasi kemasyarakatan, bisa dikatakan telah terjadi kehilangan kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya. Pertanyaannya adalah, mengapa hal itu sampai ter¬jadi? Setelah dianalisa, pada kenyataannya pemimpinnya menolak perubahan padahal perubahan tersebut diperlu¬kan dalam rangka berlangsungnya organisasi itu sendiri, Kalau kita teliti, terclapat sebanyak dua belas titik kelemahan bagi para pemimpin, yaitu:

a . Memiliki pemahaman yang negatif terhadap orang lain.
b. Kurang imajinasi.
c. Punya masalah pribadi.
d. Mengalihkan tanggung jawab.
e. Merasa aman dan puas.
f. Tidak terorganisasi.
g. Mudah meledaknya kemarahan.
h. Tidak mau mengambil risiko.
i. Merasa tidak aman dan defensif.
j. Tidak mau bersikap lentur.
k. Tidak punya semangat tim.
l. Melawan perubahan.

Dari dua belas titik kelemahan bagi para pemimpin, lima diantaranya termasuk keengganan para pemimpin untuk melaksanakan perubahan, yaitu No: 2,8,9, 10, dan 12. Kelima fenomena tersebut dapat diatasi dengan adanya kesadaran pribadi yang kuat untuk melaksanakan perubahan. Harus diyakini bahwa mustahil untuk dapat merubah orang lain tanpa adanya kemauan yang keras untuk merubah dirinya sendiri. Dapat difahami bahwa tidak muclah untuk merubah dirinya sendiri, namun dengan kemauan yang keras maka tidak ada alasan bahwa perubahan tersebut tidak bisa dilakukan. Apabila hal ini bisa dilaksanakan maka akan tidak sulit untuk merubah orang lain. Howard Hendricks dalam bukunya “Teaching to Change Lives” mengatakan bahwa kalau anda ingin terus memimpin, anda harus terus mengadakan perubahan atau ma uterus menerima gagasan baru. Begitulah caranya pemimpin mengadakan perubahan dan memahami benar bahwa perubahan itu diperlukan. Kalau hal tersebut terjadi, maka dia akan menjadi pemimpin yang diharapkan. Pemimpin memang seharusnya berada di lini paling depan untuk mendorong perubahan.
Sebelum kita yakin bahwa perubahan merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, kita harus memahami pula “mengapa orang pada umumnya enggan berubah atau melawan perubahan”. Memang diakui bahwa tidak semua perubahan merupakan peningkatan, tetap yang jelas tanpa adanya perubahan berarti tidak ada peningkatan. Perlu kita ketahui pula adanya beberapa alasan mengapa banyak diantara mereka yang menolak adanya perubahan, antara lain :

- Apabila perubahan tersebut tidak diawali dari diri sendiri.
- Merasa bahwa rutinitasnya terganggu.
- Perubahan menimbulkan rasa takut bagi mereka yang tidak mengetahui manfaat perubahan.
- Tujuan perubahan dirasakan tidak jelas.
- Adanya rasa takut akan mengalami kegagalan.
- Imbalan untuk mengadakan perubahan dirasakan tidak seimbang dengan upaya yang dituntut oleh perubahan itu sendiri.
- Sudah merasa puas dengan apa yang sudah ada.

Dari beberapa alas an tersebut diatas, dapat dimaklumi bahwa mereka yang berfikiran demikian akan mengalami kesulitan untuk mengadakan perubahan. Mereka pada dasarnya berpikiran negatif dan perubahan itu sendiri tidak mungkin akan terjadi kalau orang berpikir negative. Namun demikian, bagaimanapun keputusan untuk mengadakan perubahan harus dipertimbangkan dengan matang sehingga dapat dilaksanakan pada waktu dan momen yang tepat. Keberhasilan seorang pernirnpin dalam mengadakan perubahan hanya akan terjadi kalau waktunya tepat. The Winning Affitude mengatakan bahwa:

- Keputusan yang salah pada waktu yang salah adalah bencana.
- Keputusan yang salah pada waktu yang benar adalah kesalahan.
- Keputusan yang benar pada waktu yang salah adalah tidak bisa diterima.
- Keputusan yang benar pada waktu yang benar adalah 'sukses'.

5. Pemimpin Masa Depan
Untuk menjadi pernimpin masa depan, tentu saja harus mengetahui apa sebenamya yang dimaksud dengan pemimpin itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Peter E Drucker dalam bukunya The Leader of the Ftiture ada beberapa pengertian yang harus difahami berkaitan dengan kepernimpinan. Sebagai Pernimpin memang harus mempunyai pengikut, karena tanpa pengikut tidak bisa dikatakan sebagai seorang pemimpin. Adapun pengertian pemimpin antara lain sebagai berikut:
Pernimpin bukanlah hanya sekadar sescorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar (do the right things). Pemimpin akan kelihatan dengan jelas karena dia mampu memberikan suri tauladan yang baik. Pemimpin bukanlah pangkat, kebanggaan, gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul di pundaknya. Sheila Murray Bethel dalam bukunya yang berjudul Making A Difference membedakan antara pernimpin dengan yang lain bukan karena jenjang pendidikan, dan juga bukan pula karena banyaknya uang yang mereka miliki, atau bukan dari mana mereka berasal, bukan pula karena usia, jenis kelamin atau pekerjaan mereka. Yang membed akan peraimpin dengan yang lain adalah karena adanya kepedulian terhadap orang lain, semangat untuk memperbaiki sesuatu atau menciptakan kesempatan baru, dan keinginan untuk mengubah keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik. Ada tiga belas sifat yang akan menjadikan mereka sebagai pernimpin dimasa depan, yaitu:

I . Memiliki visi dan misi.
2. Memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat orang lain.
3. Memiliki etika untuk membangun kepercayaan anak buah.
4. Mampu menciptakan perubahan untuk masa depan.
5. Peka untuk menciptakan loyalitas.
6. Berani mengambil risiko.
7. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan.
8. Mampu mengambil keputusan yang bijaksana.
9. Mampu berkomunikasi secara efektif.
10. Mampu membangun tim.
11. Memiliki keberanian bertindak.
12. Memiliki komitmen yang kuat.
13. Memiliki sifat jujur.



1. Memiliki Visi dan Misi.
Bagaimana caranya dapat merubah keadaan, dan perubahan bagaimana yang diinginkan? Jawabannya adalah apabila dia memiliki visi, kemudian mampu merealisasikan menjadi misi dan berdampak positif terhadap orang lain. Tanpa adanya visi dan misi, berarti tidak memiliki impian dan tujuan untuk menjadi seorang pemimpin. Dengan memiliki misi yang kuat berarti memiliki sifat kepemimpinan yang kuat dan daya tarik yang besar, karena visi dan misi merupakan jantung dan intinya kepemimpinan. Dengan memiliki visi dan misi akan membuat para pernimpin berbeda dari orang lain dan hanya dengan visi dan misi yang kuat maka pemimpin dapat mengubah keadaan. Ingatlah bahwa tidak ada batas batas tertentu atau hal hal yang tidak bisa dicapai. Apabila kita memiliki visi dan akan direalisasikan menjadi misi, jangan merasa terhambat oleh usia, kesehatan, latar belakang etnik, agama, sosial, ekonomi dan bahkan latar belakang pendidikan. Kita mulai dari kehidupan pribadi kita sendiri. Ada beberapa cara untuk memulainya, diawali dari visi dan kesadaran pribadi yang kuat, merealisasikan visi tersebut untuk mulai bekerja menjadikan visi menjadi misi, kemudian mengembangkannya. Dengan adanya kesadaran pribadi yang kuat untuk merealisasikan visi menjadi misi, bisa diawali dengan menggunakan keahlian yang kita miliki sendiri. Kemudian bisa dikembangkan lebih luas lagi ke lingkungan kita. Seperti pengalaman Dr. Dick Henning, Dekan Foothil College di Los Angeles yang membentuk 'Celebrity For wii' yang akhirnya menjadi salah satu forum yang paling terhormat di Amerika Serikat. Enam sampai delapan kali dalam setahun forum tersebut dipenuhi oleh sekitar 2400 orang di auditorium San Francisco, termasuk tokoh tokoh terkenal seperti Presiden Ford, Presiden Carter, Henry kssinger, Helmut Schmidt dan lain lain. Dick memiliki kemauan yang sangat kuat untuk mengubah keadaan, karena dia sangat prihatin dengan siaran televisi yang hanya dalam waktu sangat singkat, namun dapat disajikan dengan rapih dan menarik, sudah mampu menggambarkan dunia. Padahal pada kenyataannya tidak demikian, oleh karena itu Dick mernbentuk Celebrity Forum dengan maksud untuk mengajak masyarakat agar dapat berdiskusi langsung di forum tersebut. Dengan demikian masyarakat Amerika Serikat dapat mendengarkan para pen drnpin terkenal mereka memaparkan pandangannya di forum tersebut. Banyak cara untuk mengubah keadaan seperti yang dirintis oleh Dick Henning. Kuncinya adalah memiliki misi dan komitmen untuk nietaksanakan perubahan. Slogan yang terkenal adalah, “Jangan hanya menjadi seorang pengarnat saja, melainkan berbuatlah sesuatu".

Tiga halangan utama yang sangat mempengaruhi dalam rangka merubah visi menjadi misi, yaitu:

• Adanya pernikiran dan perasaan terlalu tua atau terlalu muda atau keengganan lain.
• Menunda misi sampai waktu yang tidak ditentu¬kan.
• Yang paling parah apabila tidak berbuat apa apa karena ada perasaan hanya dapat melakukan sedikit (ingat bahwa semua misi memang diawali dengan yang paling sederhana).
Perlu disadari bahwa untuk menjadi seorang pe¬mimpin tidak harus menjadi seorang negarawan, me¬miliki banyak uang, atau memiliki banyak gelar. Yang paling penting, mereka harus memiliki misi yang penting". 'memiliki strategi', berani "mengambi keputusan' dan 'mampu mengkomunikasikan dengan baik'. Keempat hal tersebut merupakan sifat yang terpenting dari tigabelas belas sifat yang menjadikan anda sebagai seorang pemimpin. Untuk membantu menajamkan misi yang anda miliki sehingga anda mampu mengubah keadaan yang akan anda hadapi, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya, antara lain:

• Apakah yang paling penting bagi anda?

• Darimana anda harus memulai dan bagaimana caranya?

Berapa banyak waktu yang anda perlukan? Pengetahuan dan keterampilan apa yang, diperlukan? Apakah anda cukup terbuka dalam menghadapi segala kernungkinan yang mungkin terjadi? Apabila anda berhasil menjawab beberapa pertanyan di atas, berarti anda telah memiliki misi dan dengan demikian berarti memiliki kekuatan untuk merubah keadaan. Karena pernimpin tanpa misi berarti tanpa ada dorongan atau kemampuan yang kuat untuk merubah keadaan.

2. Memiliki strategi dan permikiran yang mampu memikat orang lain
Seorang pemimpin yang memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat dan memberi ilham bagi orang lain, berarti dia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang lain. Untuk memiliki daya tarik yang besar, pemimpin tersebut harus berani menantang tradisi. Namun, perlu diingat bahwa merubah tradisi yang sudah ada “penting". 'memiliki strategi', berani "mengambil ‘keputusan' dan 'mampu’ mengkomunikasikan dengan baik. Keempat hal tersebut merupakan sifat yang terpenting dari tigabelas belas sifat yang menjadikan anda sebagai seorang pemimpin. Untuk membantu menajamkan misi yang anda miliki sehingga anda mampu mengubah keadaan yang akan anda hadapi, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya, antara lain:

• Apakah yang paling penting bagi anda?
• Darimana anda harus memulai dan bagaimana caranya?
• Berapa banyak waktu yang anda perlukan?
• Pengetahuan dan keterampilan apa yang, diperlukan?
• Apakah anda cukup terbuka dalam menghadap'] segala kernungkinan yang mungkin terjadi?

Apabila anda berhasil menjawab beberapa pertanyan di atas, berarti anda telah memiliki misi dan dengan demikian berarti memiliki kekuatan untuk merubah keadaan. Karena pernimpin tanpa misi berarti tanpa ada dorongan atau kemampuan yang kuat untuk merubah keadaan.



3. Memiliki etika untukmembangun kepercayaan anak buah
Albert Einstein mengatakan etika dengan kata-kata, “Jangan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani”. Dengan memiliki pemikiran tersebut berarti kita memiliki etika yang tinggi. Dua orang yang filosof yang ternama yaitu Konfusius dan Plato menjabarkan tentang etika sebagai berikut:

 Unsur penting bagi pemerintah yang baik adalah
(1)Pangan yang cukup,
(2)Persenjataan yang cukup, dan
(3) Kepercayaan dari rakyat.
Jika salah satu harus di korbankan, maka korbankanlah unsur persenjataannya. Jika harus mengorbankan dua hal, maka ditambah dengan mengorbankan pangan, alasannya kematian sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Yang tinggal hanyalah “kepercayaan rakyat” karena tanpa adanya kepercayaan rakyat maka tidak ada satupun yang akan dapat bertahan.
 Berpegang taguh pada apa yang baik, maka orang lain akan menjadi baik. Kabaikan bagi manusia diibaratkan sebagai angin, dan kejahatan di ibaratkan sebagai rumput. Ketika angin bertiup, rumput pasti akan merunduk.
 Pemimpin yang menunjukan sikap terus terangnya dari karakternya yang baik, semuanya akan berjalan dengan mulus, walaupun tanpa ada arah yang jelas sekalipun. Ini mununjukanbahwa keterusterangan dan karakter yang baik sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin.

Yang pasti, apabila anda termasuk orang menjunjung tinggi etika, maka banyak orang yang akan mengikuti jejak anda dan anda termasuk orang yang mamiliki potensi untuk menjadi pempin di masa depan.

4. Mampu menciptakan perubahan untuk masa depan.
Hidup dalam dunia yang menarik adalah hidup dengan nuansa perubahan yang belum pernah terjadi sebelum¬nya. Kaum futuris mengatakan bahwa selama 50 tahun, yaitu dari tahun 1970 2020 akan mengalami perubahan sama dengan 500 tahun terakhir. Winds of Change pada saat ini sebenarnya merupakan suatu kewajaran, oleh karena itu sebagai seorang pemimpin harus proaktif ter¬hadap perubahan. Untuk itu ada dua hal yang harus di¬siapkan pada diri kita masing masing, pertama adanya kemauan dan yang kedua adalah kemampuan untuk menyesuaikan perubahan fingkungan. Karena tanpa adanya kemauan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri, kita akan terhempas tiupan winds of change yang semakin hari semakin kencang. Apabila anda sebagai seorang pemimpin yang memiliki karakter kuat, maka masa depan perubahan akan berada di tangan anda.
Kita saksikan pada akhir abad ke 20, telah terjadi perubahan kreatif dan inovatif dalam sejarah clunia Perubahan yang paling menonjol adalah perubahan dalam bidang teknologi. Dengan kemajuan teknologi kita dapat menyaksikan pesawat mampu terbang dari Sydney (Australia) ke Los Angeles (USA) hanya dalarn waktu lima belas jam. Jarak tersebut hampir sama dengan jarak setengah dari keliling dunia. Dari informasi melalui TV dan internet juga telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kejadian di negara lain dapat dipantau dari negara lainnya melalui teknologi informasi satelit untuk kemudian ditransfer ke TV atau internet. Oleh karenanya, mau tidak mau kita harus membuat strategi ke depan yang baik, karena dengan adanya dampak teknologi tersebut, telah terjadi perubahan positif maupun negatif yang semakin kompleks. Oleh karena itu, biarlah yang lama berlalu dan carilah yang baru. Yang paling penting, kita. harus mulai beradaptasi dengan perubahan, sebab kalau tidak kita akan menjadi dinosaurus yang punah karena pengaruh perubahan alam sehingga tenggelam oleh mencairnya es.
Oleh karena. itu, apabila anda ingin menjadi seorang pemimpin di masa depan, anda harus; menjadi master dalam perubahan itu sendiri. Untuk itu persyaratan yang paling utama adalah harus belajar bagaimana mengubah diri sendiri, baru kemudian dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan berupaya membantu orang lain berubah. Dengan demikian anda akan menjadi the agent of change. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kernampuan anda sehingga diharapkan mampu mengubah orang lain:

a. Fleksibel. Biasanya, dikala seseorang seclang menyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang terjadi, sudah muncul lagi perubahan baru sehingga dia harus menyesuaikan diri lagi. Ada beberapa hal pada tingkat tertentu. di mana nilai nilai yang sudah kita sepakati bersama harus berubah dan ada pula yang harus kita pertahankan. Tidak setiap perubahan selalu menjadi lebih baik, oleh karena itu kita tidak boleh memiliki sifat melawan.

b. Kemampuan mengantisipasi perubahan. lbarat dikatakan sebagai orang yang bisa membaca, tidak lebih baik dari orang yang tidak bisa membaca. Orang yang bisa membaca, namun tidak mau membaca, sama artinya dengan buta huruf. Yang paling penting kita harus mau menerima informasi yang cukup dalarn menghadapi dan mengantisipasi hari depan. Kepedulian ini termasuk kemampuan kita mengantisipasi terjadinya perubahan.

c.Bersedia meninggalkan masa lampau. Dengan laju kemajuan dan perubahan yang semakin cepat, diperlukan kemauan yang keras untuk meninggal¬kan masa lampau. Hal ini sama artinya dengan kita harus meninggalkan pita lama hasil rekaman tua yang terus menerus diputar untuk diganti dengan yang baru dengan nuansa nuansa baru.

d.Memiliki rasa humor. Humor dapat mengurangi kepedihan yang ditimbulkan
dari akibat per¬ubahan itu sendiri. Pemimpin yang dapat meman¬faatkan humor untuk mengurangi stress akibat adanya perubahan termasuk seorang pernimpin yang memiliki karakter yang kuat. Apabila pe¬nyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang terjadi, sudah muncul lagi perubahan baru sehingga dia harus menyesuaikan diri lagi. Ada beberapa hal pada tingkat tertentu. di mana nilainilai yang sudah kita sepakati bersama harus berubah dan ada pula yang harus kita pertahankan. Tidak setiap perubahan selalu menjadi lebih baik, oleh karena itu kita tidak boleh memiliki sifat melawan.

e.Mengharapkan keberhasilan. Menharapkan keberhasilan merupakan motivator yang kuat. Apabila anda memiliki keinginan yang kuat untuk meraih keberhasilan dalam melaksanakan perubahan, berarti anda akan menjadi seorang pemimpin yang kuat. Hal ini bias diibaratkan sebagai magnit, semakin besar daya tariknya berarti dia semakin kuat.

f.Membangun Strategi.Kita harus memahami bahwa satu-satunya yang tetap didunia adalah perubahan karena segala sesuatu pasti akan berubah. Oleh karena itu, sebagai pemimpin harus menyadari bahwa perubahan itu sangat penting. Perlu diingat bahwa perubahan dapat dilakukan apabila diawali dengan strategi yang baik sehingga mampu membantu orang lain untuk melaksanakan perubahan itu sendiri. Dan perubahan hendaknya dapat menggelinding bagaikan bola salju yang semakin besar.

5. Peka terhadap loyalitas
Oliver L. Niehouse mengatakan bahwa seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang fleksibel dan peka sehingga mau mengubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan bawahan pada situasi yang tepat. Kepekaan tidak mengurangi sifat kepemimpinan, justru sebaliknya akan memperkuat kepemimpinan itu sendiri. Dengan kepekaan berarti tingkat kebijaksanaan akan bertambah. Kepemimpinan bukanlah apa yang anda perkirakan terhadap orang lain, melainkan apa yang dapat ditangkap oleh orang lain dari anda.

6. Berani Mengambil Risiko
Pemimpin adalah seorang pengambil risiko. Dorothy Canfield Fisher mengatakan bahwa "hidup merupakan sebuah risiko yang panjang". Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin harus berani mengambil risiko, karena risiko itu sendiri merupakan bagian kepernimpinin. Kalau kita menyaksikan pernimpin yang berhasil mengubah keadaan, adalah pemimpin yang memiliki keberanian, sernentara yang lain hanya menanggu situasi yang tepat dan saat yang aman. Orang seperti itu adalah orang yang tidak mau mengambil risiko dan bukan tipe pernimpin sejati. William Crapo Durant telah membuktikan bahwa "barang siapa yang berani mengambil risiko terbesar, dialah yang patut memperoleh hadiah yang paling besar". Oleh karena itu, berani mengambil risiko adalah sesuatu yang sangat penting.

7. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan
Pepimpin adalah seorang pengambil keputusan. Salah satu pernimpin dunia yang dikenal berani mengambil keputusan adalah jenderal Eisenhower. Para pemimpin besar mengatakan bahwa keputusan adalah keberanian menghadapi masalah dengan pengetahuan dan analisa, bahwa kalau hal itu tidak dilaksanakan justru masalah tersebut akan tetap menjadi masalah yang tidak akan pernah terjawab. Seorang pernimpin harus berani mengambil risiko karena dia sebagai pengambil keputusan dan keputusan yang salah sekalipun akan lebih baik dari¬pada tidak mengambil keputusan sama sekali. Sadarilah bahwa hanya sedikit keputusan yang begitu penting yang tidak dapat dikoreksi lagi.

8. Mampu mengambil keputusan yang bijaksana
Peraimpin harus mampu menggunakan kekuasaannya dengan bijaksana. Penggunaan kekuasaan yang bertanggung jawab pasti membutuhkan kebijaksanaan dan kemampuan menahan diri. Seandainya anda ingin menjadi seorang pernimpin, anda memang harus kuat dan fleksibel. Kuat dalam menangani masalah yang berat dan besar, namun fleksibel agar solusinya bisa tepat. LaoTzu pernah menulis pada 600 SM bahwa, "Air itu berbentuk cair, lunak dan mudah mengalir. Meski demikian, air mampu mengikis habis batu karang yang berdiri kokoh". Kaidahnya adalah bahwa cair, lunak dan mudah mengalir justru akan menguasai siapa yang kokoh dankeras. Selain itu, seorang pernimpin harus terbuka terhadap komunikasi dan kritikan. Kalau seorang pernimpin dikelilingi oleh orang orang yang selalu mengiyakan (atau Yes Man), pernimpin tersebut tidak akan bisa berkembang.

9. Mampu berkomunikasi secara efektif
Seorang Pernimpin mampu berkomunikasi secara efektif. Untuk dapat mernimpin dan menguasai keadaan diperlukan kernampuan berkomunikasi secara efektif. Karena dengan adanya kemampuan berkomunikasi secara efektif, maka anda akan mampu:

• Memotivasi orang lain untuk mengambil tindakan.
• Membangun kerjasama yang baik.
• Memusatkan perhatian pada masalah yang sedang dihadapi. Mampu menyelesaikan konflik. Memberikan informasi yang tepat. Seorang yang ingin mempunyai kernarnpuan berkomunikasi efektif, dia harus marnpu mengolah kata untuk mempengaruhi orang lain. Pembentukan opini dan mempengaruhi orang lain pada dasarnya disampaikan melalui kata kata yang enak didengar selain tepat dan benar, Presiden Roosevelt adalah presiden USA yang sangat terkenal karena. pandai merangkai kata kata sehingga mamp, u menciptakan citra bangsa yang besar. Demikian juga dengan Pendeta Jesse Jackson yang pandai menyusun kata kata sedemikian rupa, sehingga terdengar sangat puitis, misalnya: Ini bukan partai yang sernpurna dan kita bukan pula orang yang sernpurna. Namun, kita terpanggil untuk melakukan misi yang sernpurna. Misi kita adalah untuk memberi makan orang yang kelaparan, memberi pakaian yang telanjang, mernberi rurnah kaum tunawisma, mengajar yang buta aksara, memberi pekerjaan pada kaum tunakarya, dan lebih mengutamakan kebersamaan ras manusia daripada perlombaan senjata.

10. Mampu membangun tim
Seorang pemimpin adalah pernbangun sebuah Tim. Sebagai pernimpin harus memiliki visi yang jelas dan dari visi tersebut kemudian dijadikan misi melalui kemampuan berkomunikasi secara efektif. Bill Bethel mengatakan bahwa "sebuah tim yang berhasil adalah sekelompok orang yang terdiri daii banyak tangan tetapi memiliki satu pemikiran"". Perlu diingat bahwa membangun sebuah tim merupakan salah satu peke~aan yang paling sulit,namun paling besar penghargaannya. Untuk membangun sebuah tim dibutuhkan kornitmen yang kuat dan ke¬beranian yang hebat karena yang jelas akan menghadapi

berbagai kesulitan. Itulah sebabnya menjadi seorang pemimpin tim begitu sangat penting. Selanjutnya, apabila anda sebagai seorang pemimpin yang dapat menarik orang yang tepat dalam tim anda, kemudian mampu mengkomunikasikan menjadi sebuah visi yang jelas dan melaksanakannya menjadi misi yang kuat, kemudian me¬motivasi, melatih dan mengarahkan tim untuk mencapai aktifitas dan produktifitasnya, maka anda akan menjadi pemimpin besar. Jadi, untuk menjadi pemimpin pada dasarnya harus menguasai 5 M, yaitu:

a. Mengarahkan
b. Memotivasi
c. Melatih
d. Mendelegasikan
e. Memuaskan

11. Memiliki keberanian bertindak

Seorang pemimpin harus pemberani. Pemimpin yang berani sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan. Keberanian itu tercermin dari komitmen yang kuat untuk merubah keadaan. Untuk mendapatkan keberanian tersebut, ada sebelas macam jenis keberanian yang mampu mendukungnya, yaitu:

• Keberanian menaruh kepercayaan Keberanian mencari kebenaran.
• Keberanian rendah hati. .
• Keberanian menjalankan kehidupan yang ber¬etika.
• Keberanian meyakini sesuatu
•. Keberanian menolak sinisme
•. Keberanian menolak tekanan sosial.
• Keberanian berbicara.
• Keberanian bertanggung jawab.
• Keberanian memperjuangkan sesuatu.
• Keberanian pantang menyerah.

12. Memiliki komitmen yang kuat

Seorang pemimpin harus memiliki komitmen vang kuat. Komitmen merupakan kunci keberhasilan bagi seorang pemimpin, karena komitmen yang kuat merupakan pengikat dari kedua belas sifat kepemimpinan yang lain. Komitmen adalah merupakan awal yang terpenting dari setiap tahap kepemimpinan.

13. Memiliki sifat jujur

Seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur. Kejujuran merupakan mahligai yang sangat berharga karena kejujuran mencerminkan kepribadiannya dan kejujuran akan menjadikan dia sebagai pernimpin yang disegaiii. Tanpa memiliki kejujuran, seorang pernimpin bisa saja ditakuti oleh anak buahnya, namun tidak akan disegani. Pemimpin yang jujur akan memberikan ketauladanan bagi para bawahan, bagaikan tingkah seorang guru yang akan diikuti oleh murid muridnya, ibarat guru kencing berdiri dan murid kencing berlari.