Pengikut

Minggu, 04 Agustus 2013

Salam dalam Islam (Assalamualaikum / السلام عليكم / as-salāmu `alaykum)

Salam Yang Benar Dalam Islam. 10 Juni 2012. Salam dalam Islam (Assalamualaikum / as-salāmu `alaykum) adalah sebuah sapaan yg didalamnya terdapat doa keselamatan, Assalamualaikum ini artinya adlh smoga kamu trselamatkan dari sgala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi di dlm kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mngatakan bhwa Salam adlah salah satu ciri2 Allah SWT dan berarti “Semoga Allah mnjadi Pelindungmu”, dgn dasar ini mari kita sjenak mngupas tata cara salam dlm Islam yg baik & benar, krena tdk sdikit saya scara prbadi banyk sekali mnemukan kesalahan2 dlm pnyampaian salam, & tdk mnutup kmungkinan juga kita scara tdk disadari prnah mnyampaikan salam yg salah, jdi mari kita evaluasi bersama2 mngenai salam ini. Rasulullah SAW memberi salam kepada keluarganya, sahabatnya, & pda seluruh umat muslim dgn Lafadz “Assalamualaikum” dan dalam menjawab salam rasulullah memakai lafadz “Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Dikhidupan sehari2, kita sering mnemukan orang yg berkirim2 salam atau mnitipkan salam kpda temannya, sahabat, rekan, keluarga & yg lainnya mlalui seorang prantara baik itu mlalui tmannya tman kita, sahabatnya sahabat kita & yg lainnya bhkan saya juga yakin kita smua prnah mlakukan hal trsebut, tapi tahukah anda bhwa kita sring skali mlakukan kbiasaan kirim salam / titip salam dgn cara yg salah yaitu sperti ini : “Tolong smpaikan salam saya kpda si fulan” atau “Salam ya ke si fulan” atau “Salamin ya ke si fulan” & dgn brbagai gaya bhasa lainnya, padahal cara yg bnar dlm mngirimkan salam / menitipkan salam melalui seorang perantara adlh seperti ini : “Tolong smpaikan salam Assalamualaikum kpda si fulan”, atau “Salam assalamualaikum ya ke si fulan” atau “Salamin assalamualaikum ke si fulan”. intinya dlm mengirimkan/menitipkan salam kita hrus jlas mnyebutkan Assalamualaikum dlm kata2 titipan salam kita trsebut. Kmudian kslahan lain yg sring trjadi & mngkin tanpa kita sadari jga yaitu dlm pnyingkatan salam “Assalamualaikum” dlm pnulisan SMS, chatting, surat, email * lainnya, kita tdk bisa seenaknya saja mmpersingkat salam “Assalamualaikum” ini knapa dmikian? krena sesuai dgn yg saya utarakan diawal bhwa salam dlm islam adlh sapaan yg didlmnya trdapat doa kslamatan, Pnyingkatan yg salah dlm kbiasaan kita adlh sperti ini : “As”, “Ass”, “Akum”, “Askum”, “Ass. Wr.Wb”, “Mikum”, “Samelekom” & masih bnyak lagi pnyingkatan salam dgn gaya & bhasa gaul lainnya yg ksemuanya itu malah mnjadikan salam “Assalamualaikum” mnjadi brubah arti & makna sperti “Ass(dlm bahasa inggris)” memiliki arti yg sngat parah yaitu keledai, orang bodoh & (maaf) pantat, lalu “Akum(gelar untuk orang2 yahudi)” adlh singkatan dari “Avde Kokhavim U Mazzalot” yg artinya “Hamba2 binatang & orang2 sesat”, jlas sekali pnyingkatan yg trtera diatas sngat jauh dari mkna doa kselamatan dlm “Assalamualaikum”. Lalu apkah sbenarnya kita ini boleh mmpersingkat salam “Assalamualaikum” dlm penulisan? tentu saja boleh tapi dgn pnyingkatan yg bnar yaitu “As Salam”, bukan penyingkatan yg sperti diatas tlah diuraikan, “As-Salaam” adlh singkatan yg benar dari “Assalamualaikum”, As-Salaam (Maha Sejahtera) adlh satu dari Nama2 Agung Allah SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 23. Satu lagi ksalahan dlm pngucapan salam yg trkadang sekilas ini sperti bnar, bhkan tdk sdikit pula yg mngucapkan salam ini adlh orang2 yg bertitle Haji, hajah, ustad & tokoh2 msyarakat lainnya, atau mngkin kita jga prnah mngucapkannya, sperti apkah pngucapan salam yg salah tapi sperti benar itu? yaitu salam “Assalamualaikum” yang ditmbahkan kata “Ta’ala”, saya yakin kita semua pasti prnah mndngar pngucapan “Assalamualaikum” dgn ditambahkan kata “Ta’ala”, biasanya diucapkan sperti ini “Assalamualaikum warahmatullahi ta’ala wabarakatuh”, sekilas pngucapan salam seperti itu trdengar begitu bagus & trdengar bgitu bnar, pdhal ini adlh salah, brdasarkan kitab Al-Adzkar – Imam Nawawi, nabi besar kita Muhammad Saw telah mngajarkan kita cara salam ssama umat islam dgn 3 ucapan salam yaitu : 1. Assalamualaikum; 2. Assalamualaikum Warahmatullah; 3. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Cara Memberi salam sesama umat islam ini ada dalam hadist Nabi, disinilah knapa mnambahkan “Ta’ala” dlm salam “Assalamualaikum” adalah salah. disadur dari : http://sirrywatthoriq.wordpress.com/2012/06/10/cara-pengucapantulisan-salam-yang-benar/. Pengucapan Amin dan Salam yang salah dan benar. Kata amin dan salam mungkin sudah sangat-sangat dikenal dan sering di ucapkan. Tapi tahu kah sobat jika salah penulisan atau pengucapan lafadz ini akan berakibat kita menjadi seperti penyembah patung atau berhala yang tanpa kita sadari menjerumuskan kita dalam ke kufuran? Bingung yah sobat? Begini penjelasannya : Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu : "AMIN" (aliF dan mim sama-samapendek),artinya AMAN atau TENTRAM "AAMIN" (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN "AMIIN" (alif pendek & mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA "AAMIIN" (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAN DOA KAMI Nah sekarang gimana penulisan lafadz "AMIN" yang salah??? Begini sobat, di usahakan sobat-sobat semua menghindari penulisan AMIEN, karena apa? karena ucapan "Amien" ini sering diucapkan oleh para penyembah berhala (Paganisme). Konon setelah mereka berdoa selalu mengucapkan kata "AMIEN" dan sebenarnya kata AMIEN ini berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno yaitu Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra) Bukan hanya tulisan "AMIEN" saja loh sobat yang mesti dihindari, masih banyak lagi kata kata yang bermakna ke kufuran, contohnya ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA. Banyak sebagian Orang kuhusnya bagi "akhy wa ukhty" masih suka menggunakan kata : ”Ass,Askum ” untuk ucapan salam.(biasanya ini dipakai dalam salam di pesan singkat/sms) ”Mohd” untuk panggilan nama Nabi Muhammad. ”Mosque” untuk panggilan sebuah masjid. ”4JJI” untuk panggilan Allah SWT. ”Mecca” untuk sebutan Mekah. Tapi tahu tidak apa arti dari kata-kata di atas itu apa? begini sobat : 1. janganlah bilang Mosque tapi Masjid,karena Organisasi Islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk. 2. jangan menulis MECCA tapi MEKAH,karena MECCA adalah rumah anggur/bir. 3. jangan menulis MOhd tapi Muhammad,karena Mohd,. Adalah anjing bermulut besar. 4. jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih. 5. jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu’alaikum (karena salam adalah doa,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena Ass artinya pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu. Nah sekarang sudah pada tahu kan sobat-sobat semua tentang Lafadz Amin yang benar, arti dari ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA, Untuk itu mari kita rubah bila kita dari dulu salah dalam Pengucapan atau penulisan kata Amin dan Salam. Dosanya besar loh sobat kalau kita sudah tahu tapi masih tetap dilakukan/diucapkan. disadur dari : http://www.berikabar.com/2012/05/hati-hati-penulisan-pengucapan-amin-dan.html. MENGUCAPKAN SALAM MENURUT ISLAM Maret 19, 2007 · Disimpan dalam Opini. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr Ayat 23: Dialah Allah, tidak ada ilaah(sesembahan) yang layak kecuali Dia, Maha Rajadiraja, yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Mengaruniai rasa aman, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan. Didalam ayat ini, As-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu dari Nama-nama Agung Allah SWT. Kini, Kita akan mencoba untuk memahami arti, keutamaan dan penggunaan kata Salam. Sebelum terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan ungkapan-ungkapan yang lain, seperti Hayakallah yang artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan ungkapan Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti Semoga Allah menjadi Pelindungmu. Ungkapan Islami ini lebih berbobot dibandingkan dengan ungkapan-ungkapan kasih-sayang yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan-alasan berikut ini. 1. Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan. 2. Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT. 3. Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, “Aku berdoa semoga kamu sejahtera.” Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan (perlakuan)nya, lidah (lisan)nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda. Ibnu Al-Arabi didalam Ahkamul Qur’an mengatakan: Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’ Kesimpulannya, bahwa Salam berarti, (i) Mengingat (dzikr) Allah SWT, (ii) Pengingat diri, (iii) Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim, (iv) Doa yang istimewa, dan (v) Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’. Sebuah Hadits merangkumnya dengan indah: Muslim sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya. Jika kita memahami hadits ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat Muslim. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama diantara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan. Ada beberapa Sabda Rasulullah, SAW yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antar seluruh Muslim. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.” (Muslim). Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain). Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi). Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani). Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86: Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan. Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika”. Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan Salam yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan Salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi Salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah didalam Al-Qur’an.” Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, membalas Salam dengan tiga frasa (anak kalimat) itu hukumnya Sunnah, yaitu cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kebijaksanaan membatasi Salam dengan tiga frasa ini karena Salam dimaksudkan sebagai komunikasi ringkas bukannya pembicaraan panjang. Didalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat obyektif tanpa menunjuk subyeknya. Dengan demikian Al-Qur’an mengajarkan etika membalas penghormatan. Disini secara tidak langsung kita diperintah untuk saling memberi salam. Tidak adanya subyek menunjukkan bahwa hal saling memberi salam adalah kebiasaan normal dan wajar yang selalu dilakukan oleh orang-orang beriman. Tentu saja yang mengawali mengucapkan salamlah yang lebih dekat kepada Allah SWT sebagaimana sudah dijelaskan diatas. Hasan Basri menyimpulkan bahwa: “ Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban” Disebutkan didalam Muwattha’ Imam Malik, diriwayatkan oleh Tufail bin Ubai bin Ka’ab bahwa, Abdullah bin Umar RA biasa pergi ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang disana tanpa ada keperluan membeli atau menjual apapun. Ia benar-benar memahami arti penting mengawali mengucapkan salam. Pada bagian kalimat terakhir Surat An-Nisa ayat 86, Allah SWT berfirman: … Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan. Disini, mendahului memberi salam dan membalasnya juga termasuk yang diperhitungkan. Maka kita hendaknya menyukai mendahului memberi salam. Sama halnya kita harus membalas salam demi menyenangkan Allah SWT dan menyuburkan kasih-sayang diantara kita semua. Rasulullah SAW selanjutnya memberikan arahan memberi salam bahwa: • Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan-kaki. • Orang yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk. • Kelompok yang lebih sedikit memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya. • Yang meninggalkan tempat memberi salam kepada yang tinggal. • Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di rumah (malaikat yang akan menjawab). • Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu. Pengecualian kewajiban menjawab salam: • Ketika sedang sholat. Membalas ucapan salam ketika sholat membatalkan sholatnya. • Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam. • Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi. Selanjutnya, Allah SWT menerangkan keutamaan salam didalam surat Al-An’aam ayat 54: Jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) datang kepadamu, ucapkanlah “Salaamun’alaikum (selamat-sejahtera bagimu)”, Tuhanmu telah menetapkan bagi diri-Nya kasih-sayang. (Yaitu) Bahwa barangsiapa berbuat kejahatan karena kejahilannya (tidak tahu/bodoh) kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Di ayat ini Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW sehubungan dengan orang-orang beriman yang miskin, yang hampir semuanya menumpang tinggal di tempat para sahabat. Walaupun orang-orang kafir yang kaya meminta agar Rasulullah SAW mengusir para dhuafa’ itu supaya orang-orang kaya itu bisa bersama Rasulullah, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyambut para dhuafa’ Muslim itu dengan ‘Assalamu ‘alaikum’ pada sa’at kedatangan mereka. Hal ini mengandung dua arti: Pertama, menyampaikan penghormatan dari Allah SWT kepada mereka. Ini adalah kehormatan dan penghargaan yang tinggi bagi Muslim yang miskin dan tulus hati. Perlakuan ini menguatkan hati dan menambah semangat mereka. Arti ke-dua, menyampaikan sambutan yang baik yang pantas mereka terima, atas ijin Allah SWT, dengan nyaman, damai dan tenang, meskipun jika mereka membuat beberapa kesalahan. Semoga Allah SWT menganugerahi kita kesanggupan untuk melaksanakan pengucapan salam dengan semangat islami yang lurus didalam hidup kita sehari-hari dan dengan melaksanakannya menumbuhkan kasih-sayang dan persatuan diantara kita. Amiin. Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London) Translated by Ir. Gusti Noor Barliandjaja and Muhammad Arifin M.A. (Madinah). disadur dari : http://syarifmawahib.wordpress.com/2007/03/19/mengucapkan-salam-menurut-islam/.

Tidak ada komentar: