Pengikut

Senin, 18 Januari 2010

KEPEMIMPINAN MILITER

KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA MILITER

1. Pengantar

Banyak pengalarnan dari beberapa orang yang karena tugas, mereka otomatis menjadi pernimpin, baik pernimpin sebuah perusahaan, pemimpin masyarakat di suatu daerah, pernimpin suatu kelompok tertentu, maupun pernimpin kelompok militer. Sadar atau tidak, mereka sernua telah mempraktikkan dunia kepernimpinan atau leadership, walaupun mereka jarang membaca teori tentang kepernimpinan atau mendapatkan ceramah tentang kepernimpinan atau belajar tentang kepernimpinan. Banyak dari mereka yang berhasil mernimpin dan bahkan tidak jarang yang menjadi terkenal karena pengalaman yang dimiliki dalam mernimpin.

Tidak jarang dari mereka yang menjadi pemimpin karena status, misalnya karena memangku jabatan. tertentu atau karena kebetulan memiliki anak buah yang cukup banyak, telah menggunakan kesempatan tersebut untuk kepentingan pribadinya atau kelompoknya dan bahkan ada yang tidak menghiraukan dasar dasar kepemimpinan sama sekali. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak disenangi oleh anak buahnya, bahkan tidak jarang dibenci, bahkan menjadi bahan pembicaraan. yang tidak baik di kalangan anak buahnya. Pernimpin yang memiliki sifat tersebut bisa dikatakan tidak memiliki sifat kepernimpinan yang baik. Berkaitan dengan kepemimpinan tersebut, telah timbul beberapa pertanyaan yang sangat penting, antara lain:
Bagaimana menjadi pernimpin yang baik?
Bisakah pemimpin yang memiliki perilaku buruk berubah menjadi memiliki perilaku baik?
Bagaimana dengan mereka yang memiliki pengalaman sebagai pemimpin namun tidak punya keahlian, dan sebagainya?

Beberapa pertanyaan tersebut di atas akhir akhir ini banyak disampaikan oleh masyarakat umum dan anggota militer. Dengan menjawab pertanyaan tersebut diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pernimpin, termasuk calon pemimpin di masa depan. Bahan ini merupakan perenungan bagi para calon pemimpin dan para pemimpin yang memang peduli untuk meningkatkan kepemimpinannya. Pendidikan otodidak kepemimpinan pada saat ini memang sangat diperlukan, terutama berkaitan erat dengan masalah keterpurukan bangsa yang bermuara pada krisis kepemimpinan selain, tentu saja, krisis sistem sebagai dampak yang terbentuk dari kepernimpinan di masa lalu.

Lebih dari 30 tahun dalam sistem politik Orde Baru yang sangat berpengaruh terhadap miskinnya kepe¬mimpinan di Indonesia telah membuat pengawasan pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat tidak berjalan secara harmonis. Mereka telah terbelenggu dengan kehidupan materi yang berkebihan, menghilangkan sifat kejujuran demi uang dan kedudukan, serta terbudayanya korupsi di segala bidang termasuk korupsi intelektualitas demi kepentingan peningkatan martabat diri. Pada kurun waktu tersebut, kita telah terbelenggu oleh ketidakjujuran dan kemunafikan sehingga perkembangan kepernimpinan generasi muda menjadi sangat memprihatinkan. Mengapa demikian, karena. ketidakjujuran pernah menjadi primadona bagi kepemimpinan di Indonesia dan sampai saat ini masih dicontoh oleh beberapa pernimpin di masyarakat kita. Seorang pernimpin yang mengatakan dengan kata kata: “Ikutilah saya kalau kamu ingin menjadi orang", padahal yang ia lakukan adalah kemunafikan, bukan kejujuran, telah banyak dilakukan oleh para pernimpin di semua strata lapisan masyarakat hanya karena ingin tetap memegang posisi yang menjanjikan.

Mengingat kepemimpinan kita di masa lalu yang sangat memprihatinkan tersebut, di mana banyak pemimpin yang jujur dan membela kebenaran justru terabaikan dan diimarginalkan oleh kepentingan penguasa. Yang pasti dan harus kita sadari bahwa kebenaran pada akhirnya akan muncul kembali dan yang tidak benar pasti tidak akan berlaku lama karena ditelan oleh masa. lbarat pendulum yang akhirnya akan kembali ke posisi semula, karena demikianlah yang seharusnya terjadi. Masa yang akan datang, kebenaran dan kejujuran pasti terjadi. Masalah "legal dan tidak legal" akan kalah dan tenggelarn dengan masalah 'benar dan tidak benar", karena sudah disadari Oleh masyarakat kita bahwa telah banyak hal hal yang sudah menjadi legalitas, namun masih mengandung ketidakbenaran.

Kalau kita melihat beberapa alasan seperti tersebut di atas, sebenarnya masyarakat kita telah mengakui bahwa kejujuran telah menjadi tempat yang terhormat bagi seorang pernimpin, namun masyarakat masih ter¬belenggu dengan legalitas semu yang diciptakan oleh sistem yang salah. Kejujuran sangat diperlukan bagi seseorang pernimpin, karena kejujuran merupakan karakteristik kepemimpinan yang terpenting di antara karakteristiik¬ - karakteristik yang lain. Seorang pemimpin dengan retorika retorika lama yang hanya manis di bibir, pandai berpidato dengan konsep yang muluk muluk, namun miskin dengan realitas, harus segera ditinggalkan. Masyarakat kita sebenarnya sudah bosan dan muak dengan slogan slogan dan retorika retorika lama. Masyarakat urnum tidak terkecuali pula pada masyarakat militer, semua menginginkan adanya perubahan kepernimpinan. Kuesioner yang baru saja dilakukan kepada 100 responden yang terdiri dari para perwira madya ketiga angkatan (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) di Sesko TNI pada bulan November 2000, terdiri dari pangkat Letnan Kolonel senior hingga Kolonel, menyatakan bahwa 83% dari mereka menghendaki agar kepernimpinan yang dilaksanakan saat ini hendaknya dilakukan perubahan total dan 61% berpendapat bahwa kepernimpinan saat ini dinilai tidak benar terutama yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan (decision making process). Lulusan Sesko TNI tahun 2000 adalah calon pernimpin TNI pada kurun waktu 5 10 tahun yang akan datang, oleh karena itu kita yakin bahwa pada periode waktu tersebut ""kejujuran seorang pemimpin" kembali akan menjadi primadona bagi mereka. Seperti yang dikatakan oleh ahli manajemen Prof. James Kouzes dan Prof. Barry Posner dari Santa Clara University, USA dalam buku The Leadership Challenge and Credibility yang mengatakan tentangHow Leaders Gain and Lose It, Why People Dcniand It' menggambarkan bahwa kejujuran merupakan karakter kepemimpinan yang terpenting di antara karakter kepemimpinan yang lain seperti: pandangan ke depan, inspiratif, kompeten, adil, siap membantu apabila diperlukan, berpikir luas, cerdas, terus terang dan berani. Dari kejujuran akan terbentuk karakter pemimpin yang kuat dan dari kejujuran krisis kepemimpinan yang terjadi akan bisa diatasi. Kalau kita jujur, kita juga bisa mengatakan bahwa krisis yang berkepanjangan pada saat ini, yang diawali dari krisis moneter kemudian menjadi krisis ekonomi dan berkembang menjadi krisis yang bersifat multidimensional adalah bermuara pada krisis kepemimpinan selain berdampak pada krisis sistem yang terbentuk selama 30 tahun. Ada persyaratan penting bagi para pemimpin kita Mau kita mau jujur dalam mengentaskan keterpurukan negara kita dari krisis yang berkepanjangan ini. Kita harus kembali kepada cita cita the foundingfathers (bapak pendiri) negara kita Bung Karno yaitu: (1) mencerdaskan kehidupan bangsa, (2) mewujudkan masyarakat adil dan maknuir, dan (3) ikut menjaga ketertiban dunia. Kalau sebagian besar pemimpin kita concern dan jujur untuk ikut serta mencerdaskan bangsanya, memberikan fasilitas dan menghargai pendidikan, mengutamakan kualitas pendidikan dan bukan justru merekayasa pendidikan (dalam arti kata hanya mencari predikat atau tambahan gelar untuk meningkatkan gengsi semu), berarti kita ikut serta mencerdaskan bangsa kita sendiri. Demikian juga dengan mewujudkan masyarakat adil dan makmur, adil dalam menerapkan hukum bagi semua warganegara tanpa ada pengecualian, adil dalam memberikan peluang kerja dan penghargaan upah bagi mereka, adil dalam membagi hasil antara daerah dan pusat, termasuk adil dalam mempromosikan mereka yang memang memiliki kapabilitas untuk menjadi calon pernimpin (regeneras'l kepemimpinan), maka masalah intern dalam negeri sudah pasti dapat kita pecahkan. Belum lagi kalau kita secara aktif mendukung cita cita yang ketiga yaitu ikut menjaga ketertiban dunia, dengan meningkatkan diplomasi dan kemampuan informasi, maka kita akan terbebas dari kemungkinan ancaman dari luar. Kita akan ikut sharing menciptakan hukum internasional dan perjanjian internasional yang menguntungkan semua pihak, bukan menerima begitu saja semua perjanjian internasional yang hanya menguntungkan orang atau kelompok tertentu namun merugikan masyarakat bangsa kita sendiri.

2. Kepemimpinan dalam Dunia Militer

Kepemimpinan, banyak orang yang menginginkan¬nya, namun hanya sedikit yang mampu mencapainya. Banyak definisi tentang kepernimpinan, barangkali kalau kita menanyakan kepada sepuluh orang tentang kepe¬nimpinan, kita juga akan mendapatkan sepuluh jawaban. Sebagian besar dari kita ingin menjadi pemimpin, pemimpin di berbagai strata atau lapisan, sehingga berupaya bagai¬mana menirukan. seorang pemimpin yang di nilai baik dan memiliki kredibilitas yang diakui bawahan atau bahkan masyarakat. Kita ingat bahwa kalau sebutan pemimpin, berarti memiliki anak buah, sebutan komandan berarti mempunyai bawahan, karena kalau tidak memiliki anak buah atau bawahan, dia tidak bisa disebut pemimpin atau komandan. Sedangkan kepemimpinan di sini berarti ada pengaruh antara yang memimpin dengan yang dipimpin. James C. Georges dari Par Training Corporation me¬mnyatakan bahwa, "Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang memperoleh pengikut (followers)". Kepernimpinan sebenarnya bukan hanya kekuasaan semata, yang lebih penting, adalah bagaimana mempengaruhi orang lain secara sadar sehingga mengikuti kehendak sang pemimpin atau mau menjadi pengikut sang pemimpin. Ada istilah lain yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau ikut berperan serta dalarn rangka menuju sasaran yang telah ditentukan bersama.

Definisi kepemimpinan ini akhirnya dikatagorikan menjadi tiga elemen:
Kepemimpinan merupakan suatu proses. Artinya, suatu tindakan dari pemimpin yang dilakukan dengan maksud mempengaruhi orang lain atau anak buah agar tujuan organisasinya dapat berhasil dengan baik. Seperti yang diobservasi oleh pakar kepemimpinan John Garner dari tahun 1986 1988, kepemimpinan tidak hanya sekadar memimpin karena status, misalnya menduduki suatu jabatan tertentu karena ditunjuk sehingga memiliki anak buah. Sebagai pemimpin (baik karena status atau otoritas¬nya), dia seharusnya memiliki kemampuan untuk mendorong proses kepemimpinan dalam suatu organisasi. Perlu disadari bahwa kepemimpinan bukan hanya karena status, jabatan atau otoritas, yang lebih penting adalah proses bagaimana pemimpin tersebut mengajak bawahannya untuk mengikuti kehendaknya dengan suka rela atau tanpa merasa dipaksa dan karena tanggung jawabnya mereka sadar untuk berupaya mencapai tujuan organisasinya. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan. Kepe¬mimpinan ada karena adanya pemimpin dan bawahan atau anak buah, karena tanpa anak buah, kepemimpinan tidak akan bisa berjalan. Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu membangkitkan semangat anak buahnya atau mampu mempengaruhi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Konsep hubungan antara pemimpin dengan anak buah inilah vang disebut dengan kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain, Pemimpin akan mengajak orang lain dengan berbagai cara, bisa dengan menggunakan otoritasis yang ada, menggunakan legitimasi jabatan, menciptakan keteladanan, menetapkan sasaran yang sudah direncanakan sebelumnya, memberikan imbalan atau bahkan mungkin menjatuhkan sanksi hukuman.
Ada perbedaan nyata yang harus dicatat antara kepemimpinan dan kediktatoran. Seorang diktator mampu mempengaruhi orang lain dengan cara paksaan, dengan sanksi fisik atau dengan ancaman lain yang berdampak orang lain mau mengikuti kehendaknya. Contohnya, pada zaman penjajahan Belanda, untuk dapat memerintahkan orang lain dilaksanakan dengan paksaan dan apabila tidak mengikuti kehendaknya maka akan diberikan sanksi bahkan hukuman yang berat. Pada era Orde Baru, banyak pemimpin. kita yang memerintahkan orang lain atau anak buahnya dengan sanksi sanksi tertentu, apakah mereka dicopot dari jabatannya, ada sanksi lain bagi mereka dengan alasan klasik tidak loyal, bahkan ada yang menjadi korban karena memperjuangkan keadilan dan kejujuran. Mereka tentu saja akan mengikuti perintahnya, namun. dengan cara terpaksa. Pada saat ini masih ada yang meniru gaya kediktatoran seperti di atas, dan umumnya mereka yang memperoleh kedudukan atau status jabatan karena penunjukkan bukan karena seleksi objektif.

Seorang pemimpin yang memang mampu memimpin anak buahnya dengan efektif, dia dikatakan memiliki kepemimpinan yang baik. Dengan kepemimpinan yang dimilikinya, para pengikut atau anak buah tersebut dengan kesadaran yang tinggi mau meninggalkan kepentingan pribadinya untuk melaksanakan perintahnya demi tujuan yang lebih besar. Atau dengan kata lain, sang pemimpin memiliki kemampuan meyakinkan bawahan untuk mengikufi perintahnya. Ada beberapa cara mernberikan motivasi kepada bawahan, sehingga mereka dengan kesadaran yang tinggi mau mengikuti perintahnya, antara lain memberikan keyakinan kepada bawahan bahwa posisi mereka sangat penting bagi keberhasilan organisasinya.
Memberikan sasaran proyek sebagai tantangan bagi bawahan sehingga mereka menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan beban tugasnya akan berdampak pada suksesnya organisasi secara keseluruhan.
Memberikan berbagai imbalan antara lain berupa pujian, penghargaan, bahkan mungkin materi atau kenaikan jabatan bagi mereka yang bekerja dengan baik.

Para pernimpin dengan jabatan dan wewenang yang ada pada dirinya, bisa saja memerintahkan kepada bawahan untuk melakukan apa saja yang dia kehendaki dengan tanpa ada imbalan atau bahkan mengorbankan kegembiraannya. Tapi perlu diingat, pernimpin yang melakukan dengan cara tersebut secara terus menerus tanpa menghiraukan kebutuhan dasar manusia, akhirnya akan kehilangan orang orang terbaiknya. Para bawahan yang karena terpaksa masih mengikuti perintahnya, lama lama akan mengalami kejenuhan, bahkan mungkin mereka akan bosan bekerja atau mereka akan mencari peluang di tempat lain yang dirasakan lebih menguntungkan bagi dirinya.

Model Kepemimpinan. Perlu diketahui bahwa suatu organisasi bisa dikatakan berhasil atau tidak, baik organisasi tersebut sangat kecil atau bahkan yang besar sekalipun, seperti perusahaan 'Standard Oil' di bawah kepemimpinan John D. Rockefeller, akan sangat tergantung dari pemimpinnya. Hanya pemimpin yang efektiflah yang mampu membangun atau membawa organisasinya mencapai keberhasilan. Edwin A. Locke dari College of Business di University of Maryland dalam buku 'Esensi Kepemimpinan' telah menguraikan tentang model kepemimpinan yang berhasil. Model kepe¬mimpinan. tersebut didasarkan pada penelitian kualitatif terhadap beberapa pernimpin organisasi yang sukses yang kemudian dijadikan prototipe bagi kepemimpinan yang efektif. Kenyataannya, telah terbukti bahwa kepemimpinan yang efektif tidak didasarkan pada formula yang ajaib, karena formula tersebut sebenarnya dapat kita pelajari dan kita lakukan. Pemimpin yang baik tentu saja yang memiliki kepemimpinan yang efektif, itu jelas! Yang tidak bisa diragukan, pemimpin tersebut harus memiliki dorongan atau semangat yang tinggi, intelegensi dan pengalaman yang cukup untuk mengembangkan suatu visi, serta memiliki pengetahuan untuk mengiplementasikan visi tersebut menjadi misi yang cliharapkan.

Ada empat kunci pokok yang menjadi hakekat pada model kepemimpin¬an yang efektif yaitu memiliki:

a . Motivasi yang tinggi.
b. Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
c. Visi ke depan.
d. Kemampuan mengimplementasikan visi.

Kalau keempat kunci pokok tersebut ada pada kita, bukan suatu hal yang mustahil bahwa kita telah memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang efektif.

Penjelasan dari keempat kunci pokok tersebut sebagai berikut:

Motivasi yang tinggi.

Bagi calon pemimpin yang memiliki motivasi yang tinggi berarti mereka:

a. Memiliki semangat yang besar, energi dan penuh dengan inisiatif.

b. Mau bekerja dengan tekun dan proaktif mengejar sasaran sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

c . Mempunyai keinginan untuk memimpin, tidak mengharapkan kekuasaan untuk maksud mendominasi orang lain, melainkan mengarahkan pada sasaran yang sudah ditetapkan oleh atasannya atau organisasinya.

d. Memiliki kejujuran dan integritas yang tinggi sehingga tidak hanya dipercayai oleh orang lain, namun juga mampu mempercayai orang lain.

e. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tidak hanya sanggup memikul rasa tanggung jawab dan mampu membangkitkan rasa percaya diri kepada orang lain, namun juga mampu mengatasi segala situasi yang menekan dirinya dengan hati yang tenang.

f. Mempunyai kreativitas yang tinggi karena dengan demikian dia mampu mengembangkan pemikiranya ke hal hal yang positif.

g. Memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan strategi ketika situasi memang menghendaki demikian (bukan berarti plin plan atau tidak memiliki jati diri).

Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
Dari ketiga hal tersebut yang berkaitan erat dengan kepemimpinan yang efektif adalah:

a. Pernimpin yang memiliki pengetahuan luas, baik yang menyangkut masalah teknologi, informasi maupun lingkungan organisasi, akan sangat bermanfaat karena memang sangat dibutuhkan selama mereka memimpin pekerjaan.

b. Memiliki keahlian yang berkaitan dengan kepemimpinan, karena dengan demikian mereka me¬miliki kemampuan berkomunikasi yang efektif, baik sebagai pembicara maupun pendengar dan mampu membangun jaringan ke~a (network) yarig baik. Keahlian dalam bidang manajemen juga diperlukan karena sangat bermanfaat dan mampumencerminkan kemampuan dirinya sendiri mau¬pun orang lain, dan mampu memecahkan masalah serta memutuskan permasalahan dengan tepat.

c . Memiliki kemampuan kognitif, artinya memiliki kemampuan dalam memproses informasi yang begitu banyak diterima, kemudian dirangkum untuk dijadikan bahan acuan dalam rangka mengambil suatu keputusan yang logis dan tepat.

Visi ke depan.

Visi merupakan komponen penting ketiga dari kepemimpinan. Seseorang yang memiliki visi kedepan biasanya memiliki tekad, motivasi, intelegensi, pengalaman dan keinginan besar untuk mau menghadapi pengalaman yang menantang. Dengan memiliki beberapa kemampuan tersebut berarti mereka akan memiliki kapasitas:

a. Menetapkan tujuan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi yang dipimpinnya.

b. Menjabarkan tujuan tersebut dengan ringkas dan jelas sehingga mudah dimengeri dan difahami.

c. Memformulasikan tujuan tersebut dan menentu kan sarana sarana apa yang diperlukan.

d . Mengembangkan komitmen yang telah disepakati dan mengkomunikasikan dengan bawahannya sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.

Kemampuan mengimplementasikan visi.
Mengimplementasikan visi yang telah ditentukan sebelumnya adalah merupakan syarat mutlak berhasilnya seorang pernimpin. Visi yang tidak diimplementasikan berarti hanya menciptakan khayalan belaka yang tidak pernah terealisasi. Pemimpin yang efektif pasti mampu menterjemahkan visi yang sudah direncanakan kemudian mengkoordinasikan dengan para manajer bawahannya beserta para anggota nya. Mengimplementasikan visi tersebut dapat dilaksanakan dengan cara antara lain:

a. Melaksanakan restrukturisasi. Dengan melaksanaan restrukturisasi dalam bidang organisasi dan manajemen, berarti melaksanakan inovasi untuk perbaikan ke depan. Inovasi yang paling penting untuk dilaksanakan adalah bagaimana memperbaiki sistem manajemen dengan mempersingkat birokrasi, bekerja dengan lebih efisien, bebas dari pengaruh nepotisme dan lebih mengutamakan profesionalisme. Restrukturisasi bagi TNI berarti pula validasi organisasi. Seandainya Doktrin TNI sudah dirubah dari nuansa dwifungsi ABRI berubah ke profesionalisme militer, maka validasi organisasi adalah merupakan konsekwensi logis yang harus segera dilakukan.

b. Meksanakan pemilihan dan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan memilih dan melatih SDM yang sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan, berarti kita memilih individu individu yang tepat dan kita harapkan. Setelah itu baru kita melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan skill mereka. Dengan demikian kita memberi pernbekalan kepada mereka yang cukup

c. Memberikan motivasi.
Kita harus dapat memberikan motivasi kepada anak buah sehingga semangat bekerja mereka tetap meningkat. Pemberian motivasi bisa diberikan dengan beberapa cara, antara. Lain:

1). Menggunakan otoritas atau wewenang yang dimiliki. Memberikan ketauladanan kepada bawahan¬nya sehingga mereka akan mengikutinya.

2).Memberikan otoritas kepada bawahannya dengan memberikan kepercayaan wewenang kepada mereka. Menentukan sasaran sasaran yang akan di¬capai.

3). Memberikan delegasi tanggung jawab dan otoritas kepada bawahannya yang telah dipercaya.

4).Memberikan penghargaan yang wajar kepada mereka yang berprestasi, antara lain dengan menaikkan gajih, memberikan bonus, memberikan penghargaan atau bahkan kalau terpaksa memberikan sangsi dan hukuman bagi mereka yang berbuat kesalahan.

d. Plaksanakan pengelolaan informasi.
Penge¬lolaan informasi merupakan upaya yang sangat penting bagi para calon
penting bagi para calon pemimpin yang efektif. Para pemimpin harus mampu mendengarkan,menyimak dan mengambil manfaat dari perka¬taan bawahannya ataupun informasi yang datang dari sumber sumber di luar organisasi serta mampu mengembangkan jaringan informasi yang luas.

e. Membentuk dan mengembangkan tim eksekutif
Pemimpin yang efektif akan mampu membentuk dan mengembangkan sebuah tim pada tingkat manajemen puncak kemudian menginformasikan masalah tersebut kepada bawahan.

f. Merangsang perubahan.
Pernimpin yang efektif adalah yang mampu menggerakkan suatu perubahan. Mereka menyadari benar bahwa tanpa adanya suatu perubahan maka organisasi yang dipimpinnya akan terhempas oleh gelombang dinamika perubahan itu sendiri. Kebutuhan akan perubahan dan inovasi sangat diperlukan, khususnya pada era reformasi saat ini. Kebutuhan akan perubahan harus dikomunikasikan secara terus menerus dan berlanjut. Mereka mampu menentukan sasaran sasaran penting dari perubahan dan inovasi serta hasil yang akan dicapai. Yang tidak kalah pentingnya adalah mereka harus mampu memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan dan risiko yang akan dihadapi. Pepatah mengatakan bahwa pemimpin yang tidak berani menanggung risiko, adalah pernimpin yang tidak berani melangkah ke depan. Walaupun dengan menghadapi risiko, demi merangsang perubahan, pemimpin tersebut harus berani memutuskan sasaran sasaran yang penting.

Agar model kepemimpinan tersebut dapat dilaksana¬kan dengan baik, syarat utamanya adalah

a.Harus memiliki motivasi yang tinggi dan memiliki sifat yang jujur.

b.Mereka harus mampu mengetahui bagaimana caranya berurusan dengan orang banyak, oleh karena itu motivasi yang tinggi dan visi ke depan sangat diperlukan. Dengan memiliki motivasi dan visi kedepan, mereka akan terstimulir untuk bekerja lebih keras dalam rangka merea cita citanya. Yang terpenting para calon pemimpin harus memiliki keinginan yang keras untuk menjadi pemimpin, Karena tanpa adanya keinginan, bagaikan perahu layat yang tidak memiliki kemudi, akan gampang terhempas oleh derasnya riak gelombang. Bakat pemimpin memang diperlukan namun tidaklah mutlak, karena yang paling penting adalah keinginan dan semangat yang tinggi.

c.Mereka harus memiliki gairah yang besar, penuh daya dan semangat, memiliki sifat jujur dan integritas yang tinggi, dan sekah lagi mereka harus memiliki keinginan yang besar untuk menjadi pernimpin.

Model tersebut diatas direkomendasikan hanya bagi mereka yang ingin menjadi pernimpin yang tangguh. Model tersebut didasarkan pada data kualitatif, sedangkan bukti ilmiahnya akan bisa dibuktikan melalui pengujian empiris.


Kepemimpinan yang Efektif

Kita saksikan bahwa pada abad ke 21 masih diwarnai oleh beberapa pemimpin yang memiliki bakat karena keturunan (borned leader), misalnya Presiden Amerika Serikat George Walker Bush (putra mantan Presiden Bush), Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo (putri mantan Presiden Macapagal), dan Presiden R.I Megawati Soekarnoputri (putri mantan Presiden pertama R.I. Soekarno). Namun demikian, para pakar dan ilmuan ke¬ pernimpinan dunia menyatakan bahwa bakat saja tidak mencukupi. Agar kepemimpinan menjadi efektif, yang lebih penting mereka harus memiliki persyaratan tertentu, antara lain: (1) pengetahuan, (2) keahlian, dan (3) kemampuan yang diperlukan oleh lingkungan, sehingga mereka mampu mengembangkan dan mengimplementasikan visi yang dimiliki. Tanpa mereka memiliki pengetahuan, keahlian dan. kemampuan yang diperlukan, sulit rasanya untuk mengembangkan visi, yang akhirnya tidak akan berhasil menjadi pernimpin yang baik.

Faktor bakat atau keturunan hanyalah merupakan faktor pendorong awal atau faktor prakondisi', karena faktor tersebut merupakan faktor kemudahan bagi mereka yang memang sudah memiliki garis keturunan. Hal ini fidak hanya dimiliki bagi negara berkembang seperti halnya negara Indonesia, Filipina, India dan Pakistan namun kita saksikan juga di negara modern dan maju seperti masyarakat Amerika Serikat, masih mengakuinya. Ada bukti yang cukup banyak telah dinyatakan bahwa bakat kepernimpinan dicirikan pada bakat kejujuran, integritas dan rasa percaya diri. Karena keturunan, mereka pada umumnya mewariskan ketiga hal tersebut kepada putra putrinya atau mereka yang kemudian memiliki kecenderungan menirukan apa yang telah dimiliki oleh orang tuanya. Bakat tersebut menjadi pendorong atau merupakan faktor pra kondisi yang amat kuat dan sangat menguntungkan. Kejujuran dan rasa percaya diri adalah dua factor yang banyak mendorong mereka sehingga mereka memiliki jiwa terbuka, jujur dan. memiliki keberantan untuk mengadakan perubahan.

Pada umumnya para pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mau bersikap terbuka terhadap pengikutnya dan cukup bijaksana untuk tidak membocorkan informasi rahasia karena memiliki potensi yang membahayakan, dan yang paling penting adalah memiliki keberanian untuk mengadakan perubahan demi kemajuan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh "The Center for Creative Leadership di Greensboro, Carolina Utara Arnerika Serikat bahwa sebagian besar paramanajer yang meraih posisi puncak telah mengatakan:

'saya akan melakukan persis seperti apa yang akan saya katakan, namun demikian apabila saya berubah pikiran, saya akan memberitahukan sebelumnya,sehingga tidak akan mengganggu pengikut saya’.

Sejarah telah membuktikan bahwa pemimpin yang sukses adalah pernimpin yang mau terbuka. Pemimpin yang tidak mau terbuka, kesuksesannya hanya akan bersifat sementara, yang pada akhirnya akan terpuruk dan jatuh terjerembab ke dasar yang paling bawah. Banyak contoh kepemimpinan seperti ini ada pada era orde baru di negara kita. Mereka mernang berhasil namun hanya sesaat yang pada akhirnya kredibilitasnya terpuruk dan dicela oleh masyarakat banyak. Mereka hanya berhasil mengumpulkan uang atau materi demi statusnya, tidak perduli dengan harga dirinya, yang pada akhirnya cercaan dan cemoohan yang dihadapinya. Bawahannya akan berkomentar: "bagaimana bisa saya mendukungnya kalau dia sudah tidak bisa saya percaya lagi ???". Kalau sampai bawahannya berfikir demikian berarti awal dari keterpurukannya. Peneliti kepemimpinan, Barry Posner dan James Kouzes menyimpulkan bahwa:

Kejujuran adalah faktor yang paling esensial bagi seorang pernimpin. Bagaimanapun, jika kita ingin menjadi pengikut atau bawahan dari seseorang, baik sebagai prajurit militer maupun bawahan dari sebuah perusahaan sekalipun, yang pertama¬ tama dapat meyakinkan mereka adalah mampu¬kah pemimpinnya meyakinkan kepercayaannya atau dapatkah pemimpinnya dipercaya, memiliki etika dlan prinsip sebagai seorang pemimpin. Mereka sangat mengharapkan 'integritas' dari pemimpinnya. Banyak bawahan menggambarkan bahwa keteladanan' yang diberikan pada bawahannya merupakan makna dari sebuah integritas atasan terhadap bawahan. Ada sebuah pepatah yang dikutip dari Munsey 1990, yang saat ini masih diajarkan pada para kadet di Akademi Angkatan Laut Amerika Serikat, yang artinya:

“jangan jalani hidup kamu dengan pertimbangan legal dan tidak legal, akan tetapi jalanilah hidup kamu berdasarkan pada benar dan tidak benar”.

Hal ini sangat bermakna bagi kehidupan manusia karena pada umumnya pemimpin yang tidak jujur akan bersandar pada legal dan tidak legal, walaupun mereka mengetahui bahwa hal itu tidak benar. Alasan tersebut hanya semata mata melegalkan yang tidak benar, yang pada akhirnya justru akan menjerumuskan dirinya sendiri kelembah kehancuran. Kalau memang demikian yang t0adi, pada akhirnya mereka akan menjadi pemimpin yang mengabaikan kebenaran, semaunya sendiri, asal asalan dan akhirnya misi yang diemban tidak akan berhasil.

Pengetahuan, Keahlian dan Kemampuan

Dengan hanya memiliki bakat dan motivasi yang tinggi untuk menjadi seorang pemimpin, bukan berarti mereka otomatis akan berhasil menjadi pemimpin yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa bakat dan motivasi, yang tinggi akan sangat mernbantu mereka untuk menjadikan dia seorang pernimpin. Namun yang paling penfing adalah memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang diperlukan, karena persyaratan tersebut sangat mendukung bagi kepernimpinan seorang pernimpin.

Pengetahuan. Penguasaan dalarn bidang teknologi sangat membantu mereka dalam mernimpin sebuah organisasi militer atau perusahaan yang berbasis pada teknologi atau pengetahuan. Contoh, Billgate telah mernbuktikan marnpu mernimpin perusahaan softwares Microsoft yang saat ini terkenal karena dia mernang menguasai dalarn bidang teknologi kornputer. Contoh lain, jenderal Colin Powel mantan Ketua Gabungan Kepala Staf (Chairman of the foint Chiefs of Stap termuda di AS dari orang hitarn pertarna yang menduduki posisi itu, sekarang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS, menguasai pengetahuan bisnis dan manajernen lulusan dari New York's City College. Menurut penilaian Kim Holmes, seorang analis dari Heritage Foundation bahwa AS tidak pernah melihat seorang Jenderal seperti Colin setelah Eisenhower. Beberapa pakar AS bahkan meramalkan, suatu saat dia bisa menjadi Presiden AS.

Pengalarnan mengatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tertentu, telah menjadikan dia me¬miliki persyaratan yang sangat penting untuk menjadi seorang pemirnpin yang efektif. Demikian juga dalam dunia militer, tidak terkecuali. Dengan memiliki penge¬tahuan yang dibutuhkan, mereka akan memiliki ke¬untungan tersendiri karena dapat mendukung posisi mereka sebagai seorang pemimpin. Namun demikian diakui pula bahwa hanya dengan keahlian tertentu saja masih belum cukup untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Masih dibutuhkan pengetahuan lain untuk menduduki posisi puncak, antara lain penguasaan dalam bidang organisasi, informasi, dan lain lain sebagai pendukung. Dengan demikian, Mereka akan mendapat banyak tambahan pengetahuan tentang bagaimana membuat keputusan keputusan yang tepat dan bijaksana. Pengetahuan tersebut sangat diperlukan, tidak hanya untuk penguasaan dalam bidang akademis saia, namun lebih ke masalah bagaimana memecahkan permasalahan itu sendiri dan bagairnana proses membuat suatu keputusan (decision making process).

Keahlian. Keahlian yang diperlukan bagi seorang pemimpin adalah keahlian pada bidang hubungan antar manusia (interpersonal relationship) dan bidang manajemen. Keahlian dalam bidang 'hubungan antar manusia' sangat penting karena kepemimpinan pada dasarnya menyangkut masalah hubungan antar manusia itu sendiri. Sebagai contoh, hubungan antara atasan dan bawahan atau hubungan antara Pimpinan dan bawahan. Salah satu yang terpenting dari hubungan tersebut adalah berkaitan dengan bagaimana perhatian yang diberikan oleh atasan kepada bawahan. Dengan memberikan perhatian yang besar kepada bawahan berarti akan mernberikan kepuasan tertentu kepada bawahan dan berdampak pada efektifitas kepernimpinan. Selanjutnya kedua faktor keahlian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a.Faktor Hubungan antar Manusia. Kalau pemimpin berhasil melaksanakan hubungan antar manusia dengan baik, mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia kepada bawahannya sehingga bawah¬an merasakan puas, kepemimpinan tersebut bisa di¬katakanberhasil. Menurut kaijan tentang kepemimpin¬an dari Ohio State University (1989), pernimpin yang berhasil adalah:

• Bertindak dengan sikap bersahabat dan sportif,
• Menunjukkan kepedulian terhadap bawahan.
• Memperhatikan kesejahteraan bawahan.
• Menunjukkan kepercayaan dan rasa percaya diri.
• Memahami problem problem bawahan.
• Membantu karier bawahan menuju jenjang karier yang lebih tinggi.
. Memiliki kepedulian memberikan informasi kepada bawahan.

Faktor hubungan antar manusia penting dalam rangka mengkomunikasikan visi pimpinan kepada bawahan sehingga mampu memperoleh dukungan dari mereka. Keahlian tersebut mencakup kemampuan bagaimana berkomunikasi secara lisan termasuk kepedulian mendengarkan bawahan, kernampuan membangun jaringan, dan mempridiksi situasi. Khusus dalam membangun sebuah jaringan bisa digambarkan sebagai membangun sebuah sistem informasi dengan maksud mendapatkan suatu kekuatan untuk menyukseskan misi yang sudah direncanakan. jaringan informasi tersebut dapat dibangun mulai dari kontak biasa atau hubungan antar pribadi sampai dengan hubungan aliansi atau kelompok. Jaringan informasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi jaringan pertukaran informasi (networking exchange). Keuntungan yang akan diperoleh pada sistern pertukaran jaringan (networking exchanges system) ini, antara lain: mendapatkan informasi yang eksklusif dan terpercaya, memperoleh koneksitas dengan kelompok lain, mempengaruhi dalarn mernbangun dukungan, dan menerima masukan masukan yang penting untuk kepentingan pembuatan keputusan yang diperlukan.


b.Faktor Keahlian Manajemen. Keahlian manajemen yang dimaksud disini adalah keahlian administrasi yang menyangkut bidang:

- bagaimana penetapan sasaran dibuat,
- pembuatan keputusan,
- penyusunan sebuah rencana
- dan penyelesaian permasalahan.

Kesemuanya ini dapat kita capai manakala kita telah memiliki visi yang jelas, kemudian rnenerjemahkan visi tersebut kedalam aktifitas harian. Apabila kegiatan tersebut mampu membawa keberhasilan maka kita bisa disebut sebagai ahli dalam bidang manajemen. Keahlian manajemen banyak melibatkan bidangbidang penetapan sasaran, perencanaan kegiatan dan pengambilan keputusan.

Kemampuan. Kemampuan merupakan aset utama bagi seorang pemimpin karena dengan kemampuan yang dimiliki dia akan mampu mengumpulkan, mengolah dan mengintegrasikan serta menginterpretasikan segala informasi yang berkaitan dengan tanggung jawabnya. Walaupun dia telah menguasai komputer misalnya, namun kemampuan kognitif harus juga mereka miliki, karena kemampuan tersebut sangat dibutuhkan untuk menyusun strategi, memecahkan masalah clan membuat keputusan yang tepat. Oleh karenanya para pernimpin diharapkan memiliki pemikiran yang tajam. Yang dimaksud dengan kemampuan disini:

- Kemampuan intelegensia di atas rata rata (bukan berarti harus jenius).
- Kemampuan penganalisaan yang tajam.
- Memiliki pemikiran strategis.
- Kemampuan berpikir yang multidimensional.

Kemampuan intelegensia memang merupakan prasyarat yang penting dalam menjamin kepemimpinan karena dari berbagai pengalaman, prasyarat tersebut sangat menentukan berhasilnya manajemen suatu organisasi. Kernarnpuan kognitif tersebut selain didapatkan dari faktor keturunan, bisa juga dikembangkan melalui usaha keras dan ketekunan. Sedangkan ketiga kemampuan yang lain, termasuk keahlian dalarn hubungan antar manusia digunakan untuk marnpu bersaing dalam mengembangkan visi untuk kemudian mengimplementasikan visi tersebut ke dalam misi yang jelas.

Visi Pemimpin Militer
Para pernimpin militer akan mengintegrasikan dan mengarahkan tujuan organisasinya dengan baik kepada para bawahannya hanya kalau mereka menmiliki visi. Semua yang kita diskusikan di atas akan tidak berarti tanpa ada visi dari seorang pernimpin. Fungsi seorang pernimpin dalarn suatu organisasi adalah memberikan dan mengkomunikasikan visi sehingga anak buahnya memiliki permahaman yang sama. Ada beberapa definisi tentang 14 visi, namun demikian dari beberapa definisi tersebut memiliki pengertian yang harnpir sama. Menurut Bennis dan Nanus mendefinisikan visi sebagai suatu 'pandangan realistis tentang masa depan suatu organisasi. Untuk mendorong sernangat atau memberikan motivasi kepada anak buah, kita harus memiliki pernyataan visi (visi statement) yang memiliki karakteristik, antara lain:

- Ringkas, agar mudah difaharni dan dimengerti oleh anak buah.
- Harus jelas, agar mudah diikuti.
- Menantang, karena visi pada dasarnya merupakan gagasan yang harus memberikan tantangan, karena dengan demikian anak buah akan siap dan berusaha mengerahkan kernampuan terbaiknya.
- Memiliki orientasi kedepan, karena pada dasarnya sebuah visi harus memiliki perspektif jangka panjang. Dengan memiliki orientasi kedepan, maka satuan yang dipimpin akan mampu mencapai tujuan melalui pentahapan-pentahapan yang telah diprogramkan.
- Visi sebaiknya tidak berubah atau bersifat relative tetap. Visi yang telah diformulasikan hendaknya tidak mudah berubah, kalaupun terpaksa dilakukan perubahan sifatnya adalah penyesuaian saja.
- Ketentuan atau karakterisitk terpenting dari visi tersebut adalah harus disenangi. Para bawahan harus memandang bahwa visi yang diberikan merupakan suatu yang dapat dicapai dan menarik. Dengan demikian seluruh anggota akan memiliki komitmen yang sama untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan.

Untuk dapat memformulasikan suatu visi, pemimpin harus dapat :

- Mengumpulkan informasi.
- Memproses informasi yang telah terkumpul.
- Mengaktualisasikan visi organisasi.
- Mengevaluasi misi yang telah dilaksanakan.

Dalam mengumpulkan informasi, sang pemimpin harus dapat berkomunikasi dengan bawahannya agar dapat mendengarkan mereka, baik pada saat pertemuan formal maupun tidak formal. Dengan mengumpulkan informasi, pemimpin akan mengetahui mana yang salah dan mana yang benar dan apa yang harus ditingkatkan. Selain itu sebagai seorang pernimpin harus mampu memantau lingkungan organisasi melalui jaringan yang telah dibentuk untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas, Wawasan tersebut sangat penting dalam rangka memberikan keputusan yang tepat.

Untuk dapat memproses informasi, pernimpin harus mampu menganalisa semua informasi yang masuk. Untuk memproses informasi yang dibutuhkan memerlukan ketekunan dan kreativitas, karena menyangkut waktu yang tidak pendek. Dengan hasil pemrosesan informasi yang tepat, seorang pernimpin akan mampu melihat masa depan (foresight), mampu memperkirakan perkembangaii dunia (wordview), dan mampu melihat secara keseluruhan gambaran secara lebih detail (depth perception).

Dalam mengaktualisasikan visi, pernimpin akar mampu memberikan motivasi atau dorongan kepada sernua bawahannya agar supaya misi yang dilaksanakan dapat berhasil. Sedangkan evaluasi misi sangat diperlukan untuk meninjau kembali apakah misi yang sedang dilaksanakan dapat terealisir sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi juga untuk mengetahui apakah misi yang dilaksanakan perlu direvisi atau tidak.

Sebelum seorang pernimpin menanamkan visi kepada bawahannya, terlebih dahulu dia harus berusaha mengklarifikasikan visi tersebut, kemudian membangun komitmen mereka terhadap visi tersebut. Tanpa adanya komitmen dari anak buah, visi akan sulit dicapai. Kornitmen akan dapat diraih melalui proses komunikasi yang baik, oleh karenanya pemimpin harus bisa menjelaskan visi dengan gamblang dan mudah dimengerti. Dia juga harus mampu membangkitkan pandangan baru tentang masa depan yang lebih baik melalui kemampuan berkomunikasi (commimication skill). Komunikasi tersebutbisa dilaksanakan melalui pidato, pertemuan, bulletin, dan berbicara langsung kepada bawahan.

Mengembangkan Visi. Memiliki visi saja tidaklah cukup, oleh karenanya visi tersebut harus dapat dikembangkan sehingga inovasi dapat tetap berjalan sesuai dengan perubahan lingkungan. Tujuan pengembangan tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi. Pemimpin harus dapat meyakinkan anak buah bahwa bekerja keras untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan merupakan kepentingan bersama, namun demikian agar organisasi mampu menghadapi setiap tantangan yang selalu berubah, harus selalu melaksanakan inovasi atau perubahan dengan cara mengembangkan visi.

Penerapan Visi. Seorang yang memiliki motivasi yang finggi dan keahlian yang patut diandalkan serta mempunyai visi, namun fidak mampu menerapkan kedalam realita berarti hanya akan menjadi seorang penghayal belaka. Perlu cliketahui bahwa pen dmpin yang sesungguhnya adalah mereka yang mampu merealisasikan motivasinya, keahliannya serta visi nya ke dalam realitas kehidupan melalui segenap upaya dan tindakan yang diperlukan. Langkah awal yang paling penting bagi seorang pemimpin adalah mampu menerjernahkan visi yang dimilikinya kedalam suatu agenda yang berisikan daftar apa saja akan dilakukannya dan kapan akan dilaksanakan. Agenda ini bisa disebut juga sebagai daftar implementasi visi. Agenda yang lengkap bisa didapatkan melalui observasi dan diskusi yang dilaksanakan secara terus menerus dan dad waktu ke waktu. Isi agenda harus dipilih sedemikian rupa dengan tujuan agar supaya organisasi menjadi semakin efektif. Para pernimpin militer yang baru menduduki jabatan, biasanya pada awalnya jarang memiliki agenda yang jelas, karena. pada umumnya mereka memulai pekela. annya dengan mengandalkan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan adanya informasi yang diterima setiap saat, barulah mereka menjadi sadar bahwa agenda bagi seorang pernimpin yang baru menduduki jabatan sangatlah diperlukan, Namun demikian, agenda tersebut harus dibatasi ke hal hal yang penting saja, karena kalau tidak, justru efektifitas organisasi akan tidak bisa berjalan dengan baik dan harmonis. Perlu diketahui pula bahwa para pernimpin yang efektif akan menerapkan visinya dan menggunakan peran kepemimpinannya dengan tidak hanya menunjukkan kepada bawahan atau pengikutnya tentang apa yang diharapkannya saja, namun yang lebih penting adalah mampu mengkomunikasikan dengan jelas segala komitmen yang dimiliki kepada bawahannya. Tidak ada bedanya dengan pernimpin suatu perusahaan, misalnya, Philip Cooper, Direktur Utarna Davis Edwards Limmited telah memperlihatkan komitmennya untuk membangun sebuah perusahaan dengan mengunjungi dua puluh tujuh kota dalam enam bulan untuk bertatap muka secara langsun~ dengan para pelanggannya. Akhirnya Cooper berhasi dan dapat meraih sukses besar.

Menurut Schein 1985, peran keteladanan juga merupakan salah satu teknik jitu dalam menanarnkan dan menguatkan budaya berorganisasi. Misalnya, seorang pernimpin dapat menggunakan peran keteladanannya untuk menegaskan tugas pokok organisasi yang penting, dsb nya. Para pernimpin yang efektif umumnya mampu memanfaatkan aktifitas rufin dan hariannya untuk mem¬berikan keteladanan tentang visinya, nilai nilai dan harapannya. Dengan demikian para bawahanpun mengetahui apa yang penting bagi pimpinan dan organisasinya melalui pengamatan mereka terhadap bagaimana pemimpinnya menggunakan waktunya, pertanyaanpertanyaan yang disampaikan, reaksinya atas peristiwa-perisfiwa kritis yang sedang dihadapi dan perilaku apa dari bawahan yang sebenarnya diharapkan. Pemimpin yang efektif biasanya akan menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengungkapkan keyakinannya akan kernampuan bawahannya. Dia akan membangun rasa percaya diri kepada para bawahannya melalui pendelegasian wewenang, sehin gga bawahannya memiliki inovasi yang tinggi dalam mengembangkan organisasinya. Pendelegasian wewenang tersebut merupakan sebuah strategi memperkaya pekerjaan. Memperkaya pekerjaan termasuk juga merestrukturisasi pekerjaan sehingga lebih menantang, lebih merangsang motivasi, dan lebih menjanjikan imbalan yang lebih baik. Dalam menerapkan visi ke depan, seorang pernimpin yang sukses biasanya memiliki karakter pribadi yang menyukai tantangan. Dengan tantangan pernimpin akan teruji karakternya, inovasinya, idenya sehingga menjadi meningkat yang pada akhirnya tanpa mereka sadari akan terbentuk karakter kepernimpinan yang kuat. Misalnya, adanya tugas yang ‘sangat penting namun hampir mustahil dapat dilaksanakan’. Pernimpin yang memiliki karakter yang kuat akan tertantang dan ber¬upaya untuk dapat memecahkan tantangan tersebut, Mereka percaya apabila tantangan yang berat tersebut dapat berhasil dilaksanakan, maka merupakan kebangga¬ an dan. prestasi tersendiri dalam membangun karakter kepernimpinannya. Semakin banyak tantangan yang dihadapi, maka semakin kuat karakter seorang pemimpin.

Pernimpin yang belum mengalami hambatan yang menantang, berarti mereka masih belum teruji karakter kepernimpinannya. Demikian juga untuk menerapkan visi, para pernimpin harus mampu membangun kerjasama yang baik, dari kemahiran sang pernimpin dalam membangun tim yang kooperatif, berarti dia dapat meningkatkan kemampuan para bawahan untuk terlibat dalam upaya, menjalankan visi organisasi. Tim yang solid sangat di'perlukan, karena visi bersama walaupun sudah ditentukan sebelurnnya, tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik. Strategi yang mungkin dapat diterapkan oleh para pernimpin untuk mendorong agar kerjasama yang baik dapat dicapai adalah sebagai berikut:

- Menciptakan sasaran sasaran kooperatif agar dapat dilaksanakan secara bersama.
- Memaksimalkan pembentukan proyek proyek baru yang menantang tim.
- Menerapkan sistem yang berbasis pada kerjasama.

Demikianlah tentang penerapan visi, dimana penerapan visi merupakan inti dari kepernimpinan yang sukses. Untuk dapat menerapkan visi tersebut, pertama kali yang perlu dilaksanakan adalah mengadakan pemilihan anggota yang memiliki keahlian tertentu dan nilai nilai tersendiri yang diperlukan, baru kemudian memberikan motivasi kepada mereka, mengintegrasikan kerja mereka kedalam tim yang solid, membentuk perhimpunan untuk menyebarkan informasi yang diperlukan, dan memacu inovasi serta perubahan agar kondisi organisasi tetap dinamis dan selalu memiliki semangat baru.

Integritas

Bagi seorang pernimpin, yang paling penting adalah 'integritas'. Integritas yang dimaksud disini tidak berarti membagi antara loyalitas (bersikap mendua) dan bersikap berpura pura (munafik). V. Gilbert Beers mengatakan bahwa'seseorang yang memiliki integritas adalah yang mampu dan berani menetapkan sistem norma dalam kehidupannya'. Banyak dari mereka yang karena statusnya otomatis disebut sebagai pemimpin. Namun demikian, kalau mereka ticlak memiliki integritas yang tinggi, belum bisa dikatakan menjadi seorang pernimpin yang baik. Agar dibedakan secara tegas antara integritas dan loyalitas. Yang jelas, kalau seorang pernimpin tetap bersikap mendua atau bersikap pura pura dalam menjalankan kepemimpinannya, mereka tidak akan mendapat respek dari bawahannya atau bahkan mungkin akan diremehkan bawahannya. Ironisnya, saat sekarang faktor integritas merupakan komoditi yang mulai hilang karena norma kehidupan sudah berubah, sehingga banyak dari mereka yang memegang status kepemimpinannya hanya sekadar mengejar status clan kepuasan pribadi. Mereka inilah yang tergolong mencari jalan pintas menuju sukses tanpa menghiraukan norma norma kehidupan. Kepernimpinan seperti ini tidak akan bertahan lama, karena seorang pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi, konsisten antara perkataan dan perbuatan, merekalah yang sebenarnya akan berhasil.

Integritas bukan menunjukkan apa yang dilakukan, akan tetapi lebih kepada jati dirinya. Perlu. diingat bahwa semakin banyak anak buah atau bawahan yang melihat pernimpinnya konsisten dalam perkataan dan tindakannya, mereka akan semakin loyal kepada atasannya.

Pada akhimya mereka akan mempunyai keyakinan bahwa apa yang mereka dengar akan mereka fahami dan apa yang mereka lihat akan mereka percayai. Faktor integritas adalah faktor yang sangat penting karena dapat menentukan kredibelitas seorang pemimpin. Dibawah ini ada tiga alasan mengapa faktor integritas tersebut sangat penting :

1. Integritas mampu membina kepercayaan.
Pemimpin tanpa adanya integritas dalam dirinya, tidak akan ada artinya. Persis apa yang dikatakan oleh Dwight Eiesenhower yang mengatakan bahwa: 'agar supaya menjadi seorang pemimpin, dia harus mendapat kepercayaan dari anak buah'. Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi bahwa faktor terpenting bagi seorang pemimpin adalah integritas dari anak buah, karena tanpa integritas berarti tidak ada kepercayaan dari anak buah, sehingga mustahil pemimpin tersebut akan berhasil.
2. Integritas memiliki nilai pengaruh yang tinggi.
Menurut pendapat para eksekutif senior di Amerika Serikat bahwa integritas merupakan kualitas manusia yang paling diperlukan bagi suksesnya suatu kepernimpinan, baik pada organisasi bisnis maupun organisasi militer. Hal ini disebabkan karena dengan integritas yang tinggi maka bisnis akan sukses, demikian juga di dunia militer, tugas pokok militer akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dibarengi dengan integritas yang tinggi dari anak buah. Bagi dunia bisnis maupun militer, tidak bisa terlepas dari tanggung jawab sebagai seorang pernimpin. Semakin tinggi jabatan yang dipegang maka akan semakin besar pula tanggungjawabnya dan sebaliknya

3. Integritas akan menghasilkan reputasi dan citra yang kuat.
Reputasi dan Citra adalah penilaian orang lain terhadap diri seorang permimpin. Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi pada umumnya akan memperoleh kepercayaan dari anak buahnya, karena tanpa adanya kepercayaan sama artinya dengan tidak memiliki pengikut. Kalau keadaannya sudah demikian, apa artinya memiliki posisi sebagai seorang pernimpin. Mendapat kepercayaan dari anak buah, berarti memiliki reputasi dan citra yang kuat dari anak buahnya. Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi pada dasarnya memiliki ketulusan hati dan iktikat yang baik, Perlu disadari bahwa integritas bukanlah faktor yang mudah dilaksanakan karena integritas merupakan hasil dari disiplin pribadi yang kuat dan merupakan pencerminan pribadi yang kuat untuk berani berbuat jujur. Integritas sejati bukanlah intregritas konteporer berdasarkan kepentingan sesaat. Seperti telah disampaikan oleh "Billy Graham' yang mengatakan bahwa "Integritas merupakan lem perekat bagi cara hidup seseorang sehingga memiliki kepribadian yang kuat'. Oleh karena itu integritas harus tetap dipertahankan. agar tetap berakar kuat sehingga menjadi suatu keyakinan pribadi.


4. Pemimpin Adalah Pencipta Perubahan
Banyak telah kita saksikan bahwa bangkrutnya suatu perusahaan, hancurnya suatu organisasi, dan gagalnya tugas militer, karena hilangnya kepercayaan anak buah kepada atasannya. Apabila organisasi tersebut adalah organisasi kemasyarakatan, bisa dikatakan telah terjadi kehilangan kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya. Pertanyaannya adalah, mengapa hal itu sampai ter¬jadi? Setelah dianalisa, pada kenyataannya pemimpinnya menolak perubahan padahal perubahan tersebut diperlu¬kan dalam rangka berlangsungnya organisasi itu sendiri, Kalau kita teliti, terclapat sebanyak dua belas titik kelemahan bagi para pemimpin, yaitu:

a . Memiliki pemahaman yang negatif terhadap orang lain.
b. Kurang imajinasi.
c. Punya masalah pribadi.
d. Mengalihkan tanggung jawab.
e. Merasa aman dan puas.
f. Tidak terorganisasi.
g. Mudah meledaknya kemarahan.
h. Tidak mau mengambil risiko.
i. Merasa tidak aman dan defensif.
j. Tidak mau bersikap lentur.
k. Tidak punya semangat tim.
l. Melawan perubahan.

Dari dua belas titik kelemahan bagi para pemimpin, lima diantaranya termasuk keengganan para pemimpin untuk melaksanakan perubahan, yaitu No: 2,8,9, 10, dan 12. Kelima fenomena tersebut dapat diatasi dengan adanya kesadaran pribadi yang kuat untuk melaksanakan perubahan. Harus diyakini bahwa mustahil untuk dapat merubah orang lain tanpa adanya kemauan yang keras untuk merubah dirinya sendiri. Dapat difahami bahwa tidak muclah untuk merubah dirinya sendiri, namun dengan kemauan yang keras maka tidak ada alasan bahwa perubahan tersebut tidak bisa dilakukan. Apabila hal ini bisa dilaksanakan maka akan tidak sulit untuk merubah orang lain. Howard Hendricks dalam bukunya “Teaching to Change Lives” mengatakan bahwa kalau anda ingin terus memimpin, anda harus terus mengadakan perubahan atau ma uterus menerima gagasan baru. Begitulah caranya pemimpin mengadakan perubahan dan memahami benar bahwa perubahan itu diperlukan. Kalau hal tersebut terjadi, maka dia akan menjadi pemimpin yang diharapkan. Pemimpin memang seharusnya berada di lini paling depan untuk mendorong perubahan.
Sebelum kita yakin bahwa perubahan merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, kita harus memahami pula “mengapa orang pada umumnya enggan berubah atau melawan perubahan”. Memang diakui bahwa tidak semua perubahan merupakan peningkatan, tetap yang jelas tanpa adanya perubahan berarti tidak ada peningkatan. Perlu kita ketahui pula adanya beberapa alasan mengapa banyak diantara mereka yang menolak adanya perubahan, antara lain :

- Apabila perubahan tersebut tidak diawali dari diri sendiri.
- Merasa bahwa rutinitasnya terganggu.
- Perubahan menimbulkan rasa takut bagi mereka yang tidak mengetahui manfaat perubahan.
- Tujuan perubahan dirasakan tidak jelas.
- Adanya rasa takut akan mengalami kegagalan.
- Imbalan untuk mengadakan perubahan dirasakan tidak seimbang dengan upaya yang dituntut oleh perubahan itu sendiri.
- Sudah merasa puas dengan apa yang sudah ada.

Dari beberapa alas an tersebut diatas, dapat dimaklumi bahwa mereka yang berfikiran demikian akan mengalami kesulitan untuk mengadakan perubahan. Mereka pada dasarnya berpikiran negatif dan perubahan itu sendiri tidak mungkin akan terjadi kalau orang berpikir negative. Namun demikian, bagaimanapun keputusan untuk mengadakan perubahan harus dipertimbangkan dengan matang sehingga dapat dilaksanakan pada waktu dan momen yang tepat. Keberhasilan seorang pernirnpin dalam mengadakan perubahan hanya akan terjadi kalau waktunya tepat. The Winning Affitude mengatakan bahwa:

- Keputusan yang salah pada waktu yang salah adalah bencana.
- Keputusan yang salah pada waktu yang benar adalah kesalahan.
- Keputusan yang benar pada waktu yang salah adalah tidak bisa diterima.
- Keputusan yang benar pada waktu yang benar adalah 'sukses'.

5. Pemimpin Masa Depan
Untuk menjadi pernimpin masa depan, tentu saja harus mengetahui apa sebenamya yang dimaksud dengan pemimpin itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Peter E Drucker dalam bukunya The Leader of the Ftiture ada beberapa pengertian yang harus difahami berkaitan dengan kepernimpinan. Sebagai Pernimpin memang harus mempunyai pengikut, karena tanpa pengikut tidak bisa dikatakan sebagai seorang pemimpin. Adapun pengertian pemimpin antara lain sebagai berikut:
Pernimpin bukanlah hanya sekadar sescorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar (do the right things). Pemimpin akan kelihatan dengan jelas karena dia mampu memberikan suri tauladan yang baik. Pemimpin bukanlah pangkat, kebanggaan, gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul di pundaknya. Sheila Murray Bethel dalam bukunya yang berjudul Making A Difference membedakan antara pernimpin dengan yang lain bukan karena jenjang pendidikan, dan juga bukan pula karena banyaknya uang yang mereka miliki, atau bukan dari mana mereka berasal, bukan pula karena usia, jenis kelamin atau pekerjaan mereka. Yang membed akan peraimpin dengan yang lain adalah karena adanya kepedulian terhadap orang lain, semangat untuk memperbaiki sesuatu atau menciptakan kesempatan baru, dan keinginan untuk mengubah keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik. Ada tiga belas sifat yang akan menjadikan mereka sebagai pernimpin dimasa depan, yaitu:

I . Memiliki visi dan misi.
2. Memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat orang lain.
3. Memiliki etika untuk membangun kepercayaan anak buah.
4. Mampu menciptakan perubahan untuk masa depan.
5. Peka untuk menciptakan loyalitas.
6. Berani mengambil risiko.
7. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan.
8. Mampu mengambil keputusan yang bijaksana.
9. Mampu berkomunikasi secara efektif.
10. Mampu membangun tim.
11. Memiliki keberanian bertindak.
12. Memiliki komitmen yang kuat.
13. Memiliki sifat jujur.



1. Memiliki Visi dan Misi.
Bagaimana caranya dapat merubah keadaan, dan perubahan bagaimana yang diinginkan? Jawabannya adalah apabila dia memiliki visi, kemudian mampu merealisasikan menjadi misi dan berdampak positif terhadap orang lain. Tanpa adanya visi dan misi, berarti tidak memiliki impian dan tujuan untuk menjadi seorang pemimpin. Dengan memiliki misi yang kuat berarti memiliki sifat kepemimpinan yang kuat dan daya tarik yang besar, karena visi dan misi merupakan jantung dan intinya kepemimpinan. Dengan memiliki visi dan misi akan membuat para pernimpin berbeda dari orang lain dan hanya dengan visi dan misi yang kuat maka pemimpin dapat mengubah keadaan. Ingatlah bahwa tidak ada batas batas tertentu atau hal hal yang tidak bisa dicapai. Apabila kita memiliki visi dan akan direalisasikan menjadi misi, jangan merasa terhambat oleh usia, kesehatan, latar belakang etnik, agama, sosial, ekonomi dan bahkan latar belakang pendidikan. Kita mulai dari kehidupan pribadi kita sendiri. Ada beberapa cara untuk memulainya, diawali dari visi dan kesadaran pribadi yang kuat, merealisasikan visi tersebut untuk mulai bekerja menjadikan visi menjadi misi, kemudian mengembangkannya. Dengan adanya kesadaran pribadi yang kuat untuk merealisasikan visi menjadi misi, bisa diawali dengan menggunakan keahlian yang kita miliki sendiri. Kemudian bisa dikembangkan lebih luas lagi ke lingkungan kita. Seperti pengalaman Dr. Dick Henning, Dekan Foothil College di Los Angeles yang membentuk 'Celebrity For wii' yang akhirnya menjadi salah satu forum yang paling terhormat di Amerika Serikat. Enam sampai delapan kali dalam setahun forum tersebut dipenuhi oleh sekitar 2400 orang di auditorium San Francisco, termasuk tokoh tokoh terkenal seperti Presiden Ford, Presiden Carter, Henry kssinger, Helmut Schmidt dan lain lain. Dick memiliki kemauan yang sangat kuat untuk mengubah keadaan, karena dia sangat prihatin dengan siaran televisi yang hanya dalam waktu sangat singkat, namun dapat disajikan dengan rapih dan menarik, sudah mampu menggambarkan dunia. Padahal pada kenyataannya tidak demikian, oleh karena itu Dick mernbentuk Celebrity Forum dengan maksud untuk mengajak masyarakat agar dapat berdiskusi langsung di forum tersebut. Dengan demikian masyarakat Amerika Serikat dapat mendengarkan para pen drnpin terkenal mereka memaparkan pandangannya di forum tersebut. Banyak cara untuk mengubah keadaan seperti yang dirintis oleh Dick Henning. Kuncinya adalah memiliki misi dan komitmen untuk nietaksanakan perubahan. Slogan yang terkenal adalah, “Jangan hanya menjadi seorang pengarnat saja, melainkan berbuatlah sesuatu".

Tiga halangan utama yang sangat mempengaruhi dalam rangka merubah visi menjadi misi, yaitu:

• Adanya pernikiran dan perasaan terlalu tua atau terlalu muda atau keengganan lain.
• Menunda misi sampai waktu yang tidak ditentu¬kan.
• Yang paling parah apabila tidak berbuat apa apa karena ada perasaan hanya dapat melakukan sedikit (ingat bahwa semua misi memang diawali dengan yang paling sederhana).
Perlu disadari bahwa untuk menjadi seorang pe¬mimpin tidak harus menjadi seorang negarawan, me¬miliki banyak uang, atau memiliki banyak gelar. Yang paling penting, mereka harus memiliki misi yang penting". 'memiliki strategi', berani "mengambi keputusan' dan 'mampu mengkomunikasikan dengan baik'. Keempat hal tersebut merupakan sifat yang terpenting dari tigabelas belas sifat yang menjadikan anda sebagai seorang pemimpin. Untuk membantu menajamkan misi yang anda miliki sehingga anda mampu mengubah keadaan yang akan anda hadapi, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya, antara lain:

• Apakah yang paling penting bagi anda?

• Darimana anda harus memulai dan bagaimana caranya?

Berapa banyak waktu yang anda perlukan? Pengetahuan dan keterampilan apa yang, diperlukan? Apakah anda cukup terbuka dalam menghadapi segala kernungkinan yang mungkin terjadi? Apabila anda berhasil menjawab beberapa pertanyan di atas, berarti anda telah memiliki misi dan dengan demikian berarti memiliki kekuatan untuk merubah keadaan. Karena pernimpin tanpa misi berarti tanpa ada dorongan atau kemampuan yang kuat untuk merubah keadaan.

2. Memiliki strategi dan permikiran yang mampu memikat orang lain
Seorang pemimpin yang memiliki strategi dan pemikiran yang mampu memikat dan memberi ilham bagi orang lain, berarti dia memiliki daya tarik tersendiri bagi orang lain. Untuk memiliki daya tarik yang besar, pemimpin tersebut harus berani menantang tradisi. Namun, perlu diingat bahwa merubah tradisi yang sudah ada “penting". 'memiliki strategi', berani "mengambil ‘keputusan' dan 'mampu’ mengkomunikasikan dengan baik. Keempat hal tersebut merupakan sifat yang terpenting dari tigabelas belas sifat yang menjadikan anda sebagai seorang pemimpin. Untuk membantu menajamkan misi yang anda miliki sehingga anda mampu mengubah keadaan yang akan anda hadapi, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya, antara lain:

• Apakah yang paling penting bagi anda?
• Darimana anda harus memulai dan bagaimana caranya?
• Berapa banyak waktu yang anda perlukan?
• Pengetahuan dan keterampilan apa yang, diperlukan?
• Apakah anda cukup terbuka dalam menghadap'] segala kernungkinan yang mungkin terjadi?

Apabila anda berhasil menjawab beberapa pertanyan di atas, berarti anda telah memiliki misi dan dengan demikian berarti memiliki kekuatan untuk merubah keadaan. Karena pernimpin tanpa misi berarti tanpa ada dorongan atau kemampuan yang kuat untuk merubah keadaan.



3. Memiliki etika untukmembangun kepercayaan anak buah
Albert Einstein mengatakan etika dengan kata-kata, “Jangan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani”. Dengan memiliki pemikiran tersebut berarti kita memiliki etika yang tinggi. Dua orang yang filosof yang ternama yaitu Konfusius dan Plato menjabarkan tentang etika sebagai berikut:

 Unsur penting bagi pemerintah yang baik adalah
(1)Pangan yang cukup,
(2)Persenjataan yang cukup, dan
(3) Kepercayaan dari rakyat.
Jika salah satu harus di korbankan, maka korbankanlah unsur persenjataannya. Jika harus mengorbankan dua hal, maka ditambah dengan mengorbankan pangan, alasannya kematian sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Yang tinggal hanyalah “kepercayaan rakyat” karena tanpa adanya kepercayaan rakyat maka tidak ada satupun yang akan dapat bertahan.
 Berpegang taguh pada apa yang baik, maka orang lain akan menjadi baik. Kabaikan bagi manusia diibaratkan sebagai angin, dan kejahatan di ibaratkan sebagai rumput. Ketika angin bertiup, rumput pasti akan merunduk.
 Pemimpin yang menunjukan sikap terus terangnya dari karakternya yang baik, semuanya akan berjalan dengan mulus, walaupun tanpa ada arah yang jelas sekalipun. Ini mununjukanbahwa keterusterangan dan karakter yang baik sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin.

Yang pasti, apabila anda termasuk orang menjunjung tinggi etika, maka banyak orang yang akan mengikuti jejak anda dan anda termasuk orang yang mamiliki potensi untuk menjadi pempin di masa depan.

4. Mampu menciptakan perubahan untuk masa depan.
Hidup dalam dunia yang menarik adalah hidup dengan nuansa perubahan yang belum pernah terjadi sebelum¬nya. Kaum futuris mengatakan bahwa selama 50 tahun, yaitu dari tahun 1970 2020 akan mengalami perubahan sama dengan 500 tahun terakhir. Winds of Change pada saat ini sebenarnya merupakan suatu kewajaran, oleh karena itu sebagai seorang pemimpin harus proaktif ter¬hadap perubahan. Untuk itu ada dua hal yang harus di¬siapkan pada diri kita masing masing, pertama adanya kemauan dan yang kedua adalah kemampuan untuk menyesuaikan perubahan fingkungan. Karena tanpa adanya kemauan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri, kita akan terhempas tiupan winds of change yang semakin hari semakin kencang. Apabila anda sebagai seorang pemimpin yang memiliki karakter kuat, maka masa depan perubahan akan berada di tangan anda.
Kita saksikan pada akhir abad ke 20, telah terjadi perubahan kreatif dan inovatif dalam sejarah clunia Perubahan yang paling menonjol adalah perubahan dalam bidang teknologi. Dengan kemajuan teknologi kita dapat menyaksikan pesawat mampu terbang dari Sydney (Australia) ke Los Angeles (USA) hanya dalarn waktu lima belas jam. Jarak tersebut hampir sama dengan jarak setengah dari keliling dunia. Dari informasi melalui TV dan internet juga telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kejadian di negara lain dapat dipantau dari negara lainnya melalui teknologi informasi satelit untuk kemudian ditransfer ke TV atau internet. Oleh karenanya, mau tidak mau kita harus membuat strategi ke depan yang baik, karena dengan adanya dampak teknologi tersebut, telah terjadi perubahan positif maupun negatif yang semakin kompleks. Oleh karena itu, biarlah yang lama berlalu dan carilah yang baru. Yang paling penting, kita. harus mulai beradaptasi dengan perubahan, sebab kalau tidak kita akan menjadi dinosaurus yang punah karena pengaruh perubahan alam sehingga tenggelam oleh mencairnya es.
Oleh karena. itu, apabila anda ingin menjadi seorang pemimpin di masa depan, anda harus; menjadi master dalam perubahan itu sendiri. Untuk itu persyaratan yang paling utama adalah harus belajar bagaimana mengubah diri sendiri, baru kemudian dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan berupaya membantu orang lain berubah. Dengan demikian anda akan menjadi the agent of change. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kernampuan anda sehingga diharapkan mampu mengubah orang lain:

a. Fleksibel. Biasanya, dikala seseorang seclang menyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang terjadi, sudah muncul lagi perubahan baru sehingga dia harus menyesuaikan diri lagi. Ada beberapa hal pada tingkat tertentu. di mana nilai nilai yang sudah kita sepakati bersama harus berubah dan ada pula yang harus kita pertahankan. Tidak setiap perubahan selalu menjadi lebih baik, oleh karena itu kita tidak boleh memiliki sifat melawan.

b. Kemampuan mengantisipasi perubahan. lbarat dikatakan sebagai orang yang bisa membaca, tidak lebih baik dari orang yang tidak bisa membaca. Orang yang bisa membaca, namun tidak mau membaca, sama artinya dengan buta huruf. Yang paling penting kita harus mau menerima informasi yang cukup dalarn menghadapi dan mengantisipasi hari depan. Kepedulian ini termasuk kemampuan kita mengantisipasi terjadinya perubahan.

c.Bersedia meninggalkan masa lampau. Dengan laju kemajuan dan perubahan yang semakin cepat, diperlukan kemauan yang keras untuk meninggal¬kan masa lampau. Hal ini sama artinya dengan kita harus meninggalkan pita lama hasil rekaman tua yang terus menerus diputar untuk diganti dengan yang baru dengan nuansa nuansa baru.

d.Memiliki rasa humor. Humor dapat mengurangi kepedihan yang ditimbulkan
dari akibat per¬ubahan itu sendiri. Pemimpin yang dapat meman¬faatkan humor untuk mengurangi stress akibat adanya perubahan termasuk seorang pernimpin yang memiliki karakter yang kuat. Apabila pe¬nyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang terjadi, sudah muncul lagi perubahan baru sehingga dia harus menyesuaikan diri lagi. Ada beberapa hal pada tingkat tertentu. di mana nilainilai yang sudah kita sepakati bersama harus berubah dan ada pula yang harus kita pertahankan. Tidak setiap perubahan selalu menjadi lebih baik, oleh karena itu kita tidak boleh memiliki sifat melawan.

e.Mengharapkan keberhasilan. Menharapkan keberhasilan merupakan motivator yang kuat. Apabila anda memiliki keinginan yang kuat untuk meraih keberhasilan dalam melaksanakan perubahan, berarti anda akan menjadi seorang pemimpin yang kuat. Hal ini bias diibaratkan sebagai magnit, semakin besar daya tariknya berarti dia semakin kuat.

f.Membangun Strategi.Kita harus memahami bahwa satu-satunya yang tetap didunia adalah perubahan karena segala sesuatu pasti akan berubah. Oleh karena itu, sebagai pemimpin harus menyadari bahwa perubahan itu sangat penting. Perlu diingat bahwa perubahan dapat dilakukan apabila diawali dengan strategi yang baik sehingga mampu membantu orang lain untuk melaksanakan perubahan itu sendiri. Dan perubahan hendaknya dapat menggelinding bagaikan bola salju yang semakin besar.

5. Peka terhadap loyalitas
Oliver L. Niehouse mengatakan bahwa seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang fleksibel dan peka sehingga mau mengubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan bawahan pada situasi yang tepat. Kepekaan tidak mengurangi sifat kepemimpinan, justru sebaliknya akan memperkuat kepemimpinan itu sendiri. Dengan kepekaan berarti tingkat kebijaksanaan akan bertambah. Kepemimpinan bukanlah apa yang anda perkirakan terhadap orang lain, melainkan apa yang dapat ditangkap oleh orang lain dari anda.

6. Berani Mengambil Risiko
Pemimpin adalah seorang pengambil risiko. Dorothy Canfield Fisher mengatakan bahwa "hidup merupakan sebuah risiko yang panjang". Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin harus berani mengambil risiko, karena risiko itu sendiri merupakan bagian kepernimpinin. Kalau kita menyaksikan pernimpin yang berhasil mengubah keadaan, adalah pemimpin yang memiliki keberanian, sernentara yang lain hanya menanggu situasi yang tepat dan saat yang aman. Orang seperti itu adalah orang yang tidak mau mengambil risiko dan bukan tipe pernimpin sejati. William Crapo Durant telah membuktikan bahwa "barang siapa yang berani mengambil risiko terbesar, dialah yang patut memperoleh hadiah yang paling besar". Oleh karena itu, berani mengambil risiko adalah sesuatu yang sangat penting.

7. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan
Pepimpin adalah seorang pengambil keputusan. Salah satu pernimpin dunia yang dikenal berani mengambil keputusan adalah jenderal Eisenhower. Para pemimpin besar mengatakan bahwa keputusan adalah keberanian menghadapi masalah dengan pengetahuan dan analisa, bahwa kalau hal itu tidak dilaksanakan justru masalah tersebut akan tetap menjadi masalah yang tidak akan pernah terjawab. Seorang pernimpin harus berani mengambil risiko karena dia sebagai pengambil keputusan dan keputusan yang salah sekalipun akan lebih baik dari¬pada tidak mengambil keputusan sama sekali. Sadarilah bahwa hanya sedikit keputusan yang begitu penting yang tidak dapat dikoreksi lagi.

8. Mampu mengambil keputusan yang bijaksana
Peraimpin harus mampu menggunakan kekuasaannya dengan bijaksana. Penggunaan kekuasaan yang bertanggung jawab pasti membutuhkan kebijaksanaan dan kemampuan menahan diri. Seandainya anda ingin menjadi seorang pernimpin, anda memang harus kuat dan fleksibel. Kuat dalam menangani masalah yang berat dan besar, namun fleksibel agar solusinya bisa tepat. LaoTzu pernah menulis pada 600 SM bahwa, "Air itu berbentuk cair, lunak dan mudah mengalir. Meski demikian, air mampu mengikis habis batu karang yang berdiri kokoh". Kaidahnya adalah bahwa cair, lunak dan mudah mengalir justru akan menguasai siapa yang kokoh dankeras. Selain itu, seorang pernimpin harus terbuka terhadap komunikasi dan kritikan. Kalau seorang pernimpin dikelilingi oleh orang orang yang selalu mengiyakan (atau Yes Man), pernimpin tersebut tidak akan bisa berkembang.

9. Mampu berkomunikasi secara efektif
Seorang Pernimpin mampu berkomunikasi secara efektif. Untuk dapat mernimpin dan menguasai keadaan diperlukan kernampuan berkomunikasi secara efektif. Karena dengan adanya kemampuan berkomunikasi secara efektif, maka anda akan mampu:

• Memotivasi orang lain untuk mengambil tindakan.
• Membangun kerjasama yang baik.
• Memusatkan perhatian pada masalah yang sedang dihadapi. Mampu menyelesaikan konflik. Memberikan informasi yang tepat. Seorang yang ingin mempunyai kernarnpuan berkomunikasi efektif, dia harus marnpu mengolah kata untuk mempengaruhi orang lain. Pembentukan opini dan mempengaruhi orang lain pada dasarnya disampaikan melalui kata kata yang enak didengar selain tepat dan benar, Presiden Roosevelt adalah presiden USA yang sangat terkenal karena. pandai merangkai kata kata sehingga mamp, u menciptakan citra bangsa yang besar. Demikian juga dengan Pendeta Jesse Jackson yang pandai menyusun kata kata sedemikian rupa, sehingga terdengar sangat puitis, misalnya: Ini bukan partai yang sernpurna dan kita bukan pula orang yang sernpurna. Namun, kita terpanggil untuk melakukan misi yang sernpurna. Misi kita adalah untuk memberi makan orang yang kelaparan, memberi pakaian yang telanjang, mernberi rurnah kaum tunawisma, mengajar yang buta aksara, memberi pekerjaan pada kaum tunakarya, dan lebih mengutamakan kebersamaan ras manusia daripada perlombaan senjata.

10. Mampu membangun tim
Seorang pemimpin adalah pernbangun sebuah Tim. Sebagai pernimpin harus memiliki visi yang jelas dan dari visi tersebut kemudian dijadikan misi melalui kemampuan berkomunikasi secara efektif. Bill Bethel mengatakan bahwa "sebuah tim yang berhasil adalah sekelompok orang yang terdiri daii banyak tangan tetapi memiliki satu pemikiran"". Perlu diingat bahwa membangun sebuah tim merupakan salah satu peke~aan yang paling sulit,namun paling besar penghargaannya. Untuk membangun sebuah tim dibutuhkan kornitmen yang kuat dan ke¬beranian yang hebat karena yang jelas akan menghadapi

berbagai kesulitan. Itulah sebabnya menjadi seorang pemimpin tim begitu sangat penting. Selanjutnya, apabila anda sebagai seorang pemimpin yang dapat menarik orang yang tepat dalam tim anda, kemudian mampu mengkomunikasikan menjadi sebuah visi yang jelas dan melaksanakannya menjadi misi yang kuat, kemudian me¬motivasi, melatih dan mengarahkan tim untuk mencapai aktifitas dan produktifitasnya, maka anda akan menjadi pemimpin besar. Jadi, untuk menjadi pemimpin pada dasarnya harus menguasai 5 M, yaitu:

a. Mengarahkan
b. Memotivasi
c. Melatih
d. Mendelegasikan
e. Memuaskan

11. Memiliki keberanian bertindak

Seorang pemimpin harus pemberani. Pemimpin yang berani sangat diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan. Keberanian itu tercermin dari komitmen yang kuat untuk merubah keadaan. Untuk mendapatkan keberanian tersebut, ada sebelas macam jenis keberanian yang mampu mendukungnya, yaitu:

• Keberanian menaruh kepercayaan Keberanian mencari kebenaran.
• Keberanian rendah hati. .
• Keberanian menjalankan kehidupan yang ber¬etika.
• Keberanian meyakini sesuatu
•. Keberanian menolak sinisme
•. Keberanian menolak tekanan sosial.
• Keberanian berbicara.
• Keberanian bertanggung jawab.
• Keberanian memperjuangkan sesuatu.
• Keberanian pantang menyerah.

12. Memiliki komitmen yang kuat

Seorang pemimpin harus memiliki komitmen vang kuat. Komitmen merupakan kunci keberhasilan bagi seorang pemimpin, karena komitmen yang kuat merupakan pengikat dari kedua belas sifat kepemimpinan yang lain. Komitmen adalah merupakan awal yang terpenting dari setiap tahap kepemimpinan.

13. Memiliki sifat jujur

Seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur. Kejujuran merupakan mahligai yang sangat berharga karena kejujuran mencerminkan kepribadiannya dan kejujuran akan menjadikan dia sebagai pernimpin yang disegaiii. Tanpa memiliki kejujuran, seorang pernimpin bisa saja ditakuti oleh anak buahnya, namun tidak akan disegani. Pemimpin yang jujur akan memberikan ketauladanan bagi para bawahan, bagaikan tingkah seorang guru yang akan diikuti oleh murid muridnya, ibarat guru kencing berdiri dan murid kencing berlari.

1 komentar:

belanegara mengatakan...

mohon referensinya mas.... terimakasih