Pengikut

Senin, 18 Januari 2010

POKOK PIKIRAN KEPEMIMPINAN MILITER

POKOK-POKOK PIKIRAN KEPEMIMPINAN MILITER

1. Pengantar

Angkatan Bersenjata di mana saja di dunia ini pada dasarnya terdiri dari empat unsur pokok, yaitu sumber daya manusia (SDM), doktrin militer, organisasi militer, dan sistem senjata. Sedangkan kepemimpinan militer atau military leadership adalah yang merangkum keempat unsur tersebut sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya. Untuk menjadi seorang pernimpin militer yang baik sebagaimana pemimpin yang lain, satu satunya cara yang dapat memberikan motivasi adalah dirinya sendiri, oleh karena itu para calon pen dmpin militer hendaknya memiliki cermin mental dan keyakinan diri yang kuat bahwa dirinya akan dibutuhkan baik oleh atasan maupun bawahannya. Dengan memiliki keyakinan yang kuat berarti memiliki rasa percaya diri dalam melangkah ke depan untuk menjadi seorang pemimpin militer yang profesional dan bijaksana.
Sesuai dengan teori kepernimpinan militer bahwa kepemimpinan militer adalah yang merangkurn keempat unsur pokok (seperti tersebut di atas), sehingga dapat menjadi satu kesatuan yang bersinergi secara harmonis dan terpadu. Keempat unsur pokok tersebut selalu mengalarni perubahan sesuai dengan dinarnika perkernbangan dunia, termasuk perkembangan lingkungan strategis. Perkernbangan tersebut berkaitan pula dengan perkernbangan teknologi yang akan mempengaruhi perkernbangan tingkat pendidikan dan macarn latihan militer yang pada akhirnya mempengaruhi perkernbangan kemarnpuan SDM militer.
Pada era globalisasi dewasa ini, dari keempat unsure pokok militer tentunya harus menyesuaikan dengan perkernbangan lingkungan strategis. Khususnya di Indonesia, di mana TNI sedang mengalarni reformasi internal untuk menuju TNI yang profesional dan proporsional, tentunya masalah perubahan Doktrin TNI dan validasi organisasi memerlukan perhatian yang serius. Alasannya, dari kedua faktor tersebut akan sangat menentukan peran militer (military roles) di masa depan, menentukan kualitas SDM yang dibutuhkan, dan SISTA yang tepat untuk mendukung sistern Pertahanan Nasional kita.
Perlu diketahui bahwa tingkat pendidikan militer dan latihan militer sernakin berbobot dengan menggunakan teknologi baru termasuk teknologi informasi, peri[ggunaan kornputer untuk kepentingan analisis dan simulasi operasi militer, dan sebagainya. Dernikian juga dalam bidang kepernimpinan militer yang marnpu merangkum keempat unsur militer, tidak boleh tidak harus pula menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan perkernbangan dunia militer. Kernarnpuan dalarn menyusun strategi militer (military strategy), kebutuhan Sista militer yang tepat, proses memberikan keputusan (decision making process) dan anahsa¬ analisa lainnya yang harus menggunakan Ilmu dan teknologi, bukan lagi menggunakan intuisi atau perkiraanperkiraan yang sangat subjektif. Untuk itu, SDM yang merupakan inti dari keempat unsur pokok militer tersebut harus ditingkatkan kualitasnya seiring dengan tuntutan perubahan yang terjadi.

2. Kepemimpinan Militer

Banyak orang yang memandang bahwa Pemimpin Militer sering dilihat sebagai seseorang yang cenderung dan erat dengan kekuasaan karena mereka memang dekat dengan lingkaran kekuasaan, sehingga mereka lebih cenderung kepada orang orangnya dari pada tugasnya. Kalau kita bandingkan dengan dunia bisnis, pada umumnya mereka lebih cenderung ke bidang manajemen untuk mencapai tujuan pokoknya dari pada kepemimpinan. Perkembangan berikutnya ternyata mengalami perubahan, dari berbagai fenomena telah mendekatkan antara dunia bisnis dan militer dan kedua bidang tersebut temyata membutuhkan kepemimpinan. Bahkan, di kalangan eksekutif Amerika Serikat dan calon eksekutif dalam pelatihan di Amerika Serikat telah mengatakan bahwa mereka perlu mempelajari kemimpinan yang selama kurang lebih 2500 tahun telah digeluti di dunia militer.

Pertanyaannya: Apa yang dapat diajarkan kaum militer kepada para eksekutif bisnis mengenai kepemimpinan? Banyak pelajaran yang diserap dari gaya kepemimpinan militer, misalnya menetapkan nilai dan etika, melatih bawahan atau penerus generasi, dan memberikan perhatian kepada bawahan atau anak buah yang dipimpin.

Macam macam gaya kepemimpinan Manual Kepemimpinan Angkatan Darat Amerika. Serikat mendefinisikan bahwa. ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu: (1) Otoriter, (2) Partisipatif, dan (3) Delegatif.

a . Otoriter. Gaya kepernimpinan ini dilakukan dalam istilah pragmatis: Seorang komandan menggunakan kepen dmpinan otoriter kalau dia memberi ta hu bawahannya hal hal yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya dengan tanpa meminta saran atau gagasan dari mereka. Di bawah kondisi ini pendekatan otoriter hanya. dapat diterapkan apabila:


• Dia memiliki sernua informasi yang diperlukan untuk dapat memecahkan
permasalahan.
• Waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
• Bawahannya. dapat termotivasi.
Orang sering berpikir bahwa pernimpin militer akan selalu menggunakan gaya kepemimpinan otoriter. Gaya ini semata mata merupakan gaya kepernimpinan yang menyinggung perasaan dan dinilai tidak profesional. Manual tersebut juga menjelaskan bahwa pernimpin nutiter yang telah men dfiki waktu dan semua informasi serta marnpu memberikan motivasi yang baik kepada. bawahannya adalah pernimpin yang mempraktikkan kepemimpinan. dengan gaya partisipatif dan delegatif.

b. Partisipatif . Gaya kepernimpinan ini biasanya melibatkan satu bawahan atau lebih, khususnya dalam menentukan hal yang penting yang harus dilakukan dan menentukan bagaimana cara melakukannya. Pada gaya kepemimpinan ini biasanya pemimpin masih tetap mempertahankan kewenangannya dalarn membuat keputusan akhir.

c. Delegatif. Pada gaya kepernimpinan ini, pemirnpin mendelegasikan kewenangannya kepada bawahan untuk memberikan keputusan yang penting. Meski demikian, pemimpin tersebut masih tetap bertanggung jawab alas hasil keputusan akhir yang lelah diambil oleh bawahannya. Pernimpin militer umumnya dapat mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan yang dipercaya, akan tetapi bukan berarti memberikan tanggung jawabnya.

Contoh perpaduan antara kepernimpinan militer dan bisnis dari tokoh terkenal Arnerika Serikat yang pernah berkecimpung dalarn dunia militer dan bisnis adalah William R Ward. Dia pernah menjadi Jenderal AD AS yang mernimpin Kornando Cadangan Angkatan Darat ke 77 yang sukses dan kernudian menjadi Presiden Gestam, Inc., sebuah perusahaan pengelolaan perurnahan real estate yang terkenal, telah mengatakan pengalarnan kepemimpinannya sebagai berikut:
Militer urnurnnya lebih berorientasi kepada orangorangnya daripada bisnisnya atau tugas pokoknya. Pengalarnan saya baik sebagai pernimpin militer mau¬pun perusahaan mengatakan bahwa pada sekolah bisnis mengajarkan banyak mengenai keahlian mana¬ jemen namun sedikit sekali tentang mutu kepemimpinan. Hal tersebut sangat jelas terlihat. Saya telah mengalami dan menyaksikan bahwa perusahaan pada urnumnya tidak mempedulikan orang orang atau anggotanya. Di perusahaan, banyak manajer yang justru membuat orang orang yang baik sampai me¬nyingkir dan pergi. Mereka ingin pergi ke tempat lain yang bisa lebih menghargai mereka. Hal ini terasa agak aneh karena militer telah dianggap sebagai suatu kelompok orang yang tidak berperasaan, sering berteriak, dan bahkan menjerit. Sebenarnya hal tersebut hanya terjadi di Kamp Latihan Militer. Militer meperlakukan hal tersebut untuk mengubah kepribadian dengan mereka sehingga dalam waktu singkat bisa beradaptasi dan berubah menjadi anggota masyarakat yang berbeda. Namun, pada tingkat tingkat manajerial dikemiliteran, para prajurit dari pangkat rendah secara bertahap mengalami kenaikan pangkat atau tingkat,dan mereka lebih banyak hak untuk berbicara mengenai bagaimana mereka melakukan pekerjaannya, daripada mereka yang berada di dunia bisnis. Dari cara memperlakukan orang orangnya, perusahaan sebenarnya memiliki peluang yang sama dalam menjalankan peranan moral kepernimpinan yang besar. Namun, sejauh ini belum pernah dilaksanakan dan perusahaan lebih cenderung memikirkan bisnisnya daripada memperhatikan orang orangnya. Oleh karenanya, para pernimpin perusahaan besar kemudian belajar dari pengalaman militer dan memadukan antara kepernimpinan yang baik dan manajemen yang benar untuk kemajuan perusahaannya. Berdasarkan survei publik, kini organisasi militer mendapatkan peng¬hargaan yang tinggi untuk diterapkan baik di dalam dunia bisnis maupun di Kongres (Parlemen).

3. Kepemimpinan yang Profesional berwawasan 11 azas kepemimpinan

Pada kepernimpinan militer ini akan dibahas tentang prinsip prinsip kepemimpinan, faktor faktor kepemimpinan dan bagaimana seharusnya menjadi pernimpin diketahui dan bagaimana melaksanakannya. Wawasan 11 azas kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a . Mengetahui kemampuan diri sendiri. Mengetahui kemampuan diri sendiri sangat penting terutama untuk menggali dan mencari bagaimana meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya. Pepatah mengatakan, "sebaik baiknya seorang guru, yang tahu adalah dirinya sendiri". Untuk mengetahui kemampuan diri sendiri kita harus mengetahui status keberadaan kita, pengetahuan yang kita miliki, dan bagaimana melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan posisi kita. Mencari kemampuan diri sendiri, yang dimaksud di sini adalah kita harus selalu meningkatkan kernampuan secara terus menerus, baik kemampuan untuk mengembangkanjafi diri, meningkatkan kemampuan. anak buah maupun kemampuan kesatuan yang kita pimpin.

b. Menjadikan diri sendiri profesional. Bagaimana meningkatkan pengetahuan secara teknis maupun taktis, khususnya pada era globalisasi dan. reformasi saat ini sangatlah dibutuhkan. Pernimpin tidak hanya pandai memerintah, namun juga harus menguasai dan profesional dalam bidangnya. Misalnya, sebagai seorang perwira harus mengetahui bagaimana meningkatkan dan mengembangkan satuannya termasuk meningkatkan kemampuan bawahannya.

c. Memiliki inisiatif. Memiliki inisiatif sangat diperlukan dalam rangka melaksanakan tanggung yang dibebankan kepada dirinya, baik sebagai seorang komandan pada satuan. terkedl maupun komandan satuan yang lebih besar. Inisiatif sangat diperlukan untuk melihat apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas yang diberikan pada satuan yang baik maka hubungan antara atasan dan bawahan tidak bisa berjalan dengan harmonis.

d. Membuat keputusan yang tepat. Bagaimana membuat perencanaan yang baik dan memecahkan masalah dengan benar, merupakan kunci pokok dalarn mernbuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, sebagai seorang kornandan dituntut untuk bisa membuat keputusan yang tepat dan benar. Keputusan yang salah akan berakibat fatal, tidak hanya berdampak kepada dirinya sendiri, namun juga kepada tugas satuan dan. bahkan pada tugas negara.

e. Memberikan contoh yang baik. Contoh yang baik merupakan tuntunan yang sangat tepat bagi anak buah, oleh karenanya seorang komandan harus mampu memberikan teladan yang benar kepada bawahannya. Bagaimanapun, contoh dan teladan atasan akan dijadikan cermin bagi tindakan. bawahan.

f. Mengetahui dan memperhatikan kesejahteraan bawahan. Pentingnya memperhatikan kesejahteraan bawahan. sangat diperlukan karena bawahan. sebagai manusia biasa mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sangat hakiki (human nature) yang harus mendapat perhatian. Aspek kebutuhan dasar manusia yang satu ini perlu mendapat perhatian dari para pemimpin dan tentu saja kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kondisi dan kernarnpuan yang ada.
g. Menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi sangat dibutuhkan bagi seorang pernimpin. Oleh karenanya, tetaplah menjaga kornunikasi yang baik dengan bawahan, dengan senior maupun dengan orang orang yang dianggap sebagai kunci yang menentukan dalam melaksanakan tugas. Tanpa menjalin kornunikasi yang baik maka hubungan antara atasan dan bawahan tidak bisa berjalan dengan harmonis.

h. Mengembangkan rasa tanggung jawab. Pemimpin harus mampu mengembangkan rasa tanggung jawabnya kepada bawahan, karena dengan demikian akan mencerminkan bahwa dia memiliki karakter yang kuat dan rasa tanggung jawab yang besar. Dengan mengembangkan rasa tanggung jawab berarti dia telah mengembangkan jati dirinya sebagai seorang pernimpin yang disegani dan akan membawa kesuksesan tugas satuan.

i. Mampu meyakinkan bawahan. Pemimpin harus mampu meyakinkan bawahan sehingga tugas satuan dapat dimengerti dengan jelas, dapat diawasi dan dapat diselesaikan pada waktunya. Untuk meyakinkan bawahan, komunikasi merupakan kunci yang utama. Oleh karena itu, lakukanlah komunikasi yang harmonis dengan bawahan. Meyakinkan bawahan memang hanya dapat dilaksanakan melalLfi komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik, tugas yang disampaikan kepada bawahan akan dapat dipahami, dimengerti, dilaksanakan, diselesaikan, dan bahkan dapat diawasi oleh komandan.

j. Mampu melatih bawahan. Latihlah bawahan Anda sehingga mereka merupakan satu tim yang kompak dan dapat bekerja sama dengan baik. Apa yang anda rencanakan dapat diterjemahkan oleh anak buah dengan bervar dan tanpa terjadi pembiasan yang kemungkinan justru bisa merugikan Anda sendiri.

k. Mampu mengembangkan satuan. Kembangkanlah satuan Anda sesuai dengan tugas yang diemban. Bagaimanapun, Anda perlu mengembangkan kemampuan satuan sehingga satuan tersebut mampu tersebut. Inisiatif sangat erat hubungannya dengan membangun karakter yang kuat sebagai seorang pemimpin militer di masa depan.

Bawahan. Merupakan salah satu faktor kepemimpinan yang paling penting karena bawahan yang berbeda akan membutuhkan model kepemimpinan yang berbeda. Ntisalnya, bawahan yang baru saja lulus dari latihan akan membutuhkan supervisi yang lebih langsung dari bawahan yang sudahmemilikipengalaman.DemikianpWabawahan yang memiliki perilaku (attitude) yang lebih rendah, akan memerlukan perlakuan berbeda dan membutuhkan motivasi yang lebih tinggi, dan sebagainya. Seorang komandan harus mengetahui situasi bawahan apabila dia ingin memberikan kepemimpinan yang benar dan pada saat yang tepat. Titik awal menclasar untuk mengetahui bawahan adalah kita harus mengetahui sifat dasar manusia, antara lain: kebutuhannya, emosinya, dan motivasinya. Untuk mengetahui dasar pengetahuan mereka, dapat diperoleh dari pengalaman kerja dan pendidikan atau latihan yang diperolehnya. Selain itu, perlu juga mengetahui orangorang yang merupakan kunci penting, karena kita pasti akan membutuhkan asisten yang dapat menentukan keberhasilan misi satuan. Yang tidak kalah pentingnya adalah kita harus dapat berkomunikasi dengan mereka clan dapat membina hubungan yang harmonis berdasarkan saling percaya dan saling menghormati.

Pemimpin. Merupakan faktor kedua yang terpenting adalah pemimpin. Apabila kita menjadi seorang pemimpin, kita harus memiliki kejujuran tentang siapa diri kita, apa yang kita ketahui, dan apa yang kita mampu kerjakan. Hal tersebut sangat penting untuk kepentingan mengendalikan dan mendisiplinkan diri kita sendiri, sehingga mampu memimpin anak buah secara efektif dan efisien.

Komunikasi. Merupakan faktor ketiga yang tak kalah pentingnya dari kepemimpinan. militer. Kepemimpinan militer dapat be~alan dengan baik hanya melalui komunikasi dua arah. Penting untuk diperhatikan bahwa pada kondisi yang berbeda akan menentukan cara berkomunikasi yang berbeda. Cara kita memilih kata kata, memberikan tekanan suara, bagaimana kita memperagakan dan bagaimana pandangan mata kita kepada bawahan, akan dapat menimbulkan kesan perasaan yang kuat pada bawahan yang kita ajak bicara. Kepernimpinan tidak hanya sekadar berani memberikan perintah saja, namun juga harus dertgart kata kata yang benar, tidak kasar, dan diucapkan dertgan hati hati serta pada saat yang tepat. Apa dan bagaimana kita berkomunikasi, akan dapat membangun atau justru merusak kuatnya hubungan antara kita sebagai seorang pernimpin dan bawahan. Hubungan yang sehat antara urnat manusia pasti akan ada keterikatan saling percaya, saling menghormati, percaya diri dan adanya saling pengertian di antara kedua belah pihak.

Situasi. Merupakan faktor penting yang keempat dari kepernimpinan militer. Setiap situasi tidak akan pemah sama. dan pasti berbeda. Kepernimpinan yang diterapkan pada situasi tertentu dengan melibatkan sejumlah anak buah, tidak akan sama apabila diterapkan pada situasi yang lain. Dalam ilmu kepernimpinan memang tidak ada formulasi khusus yang mengatakan apa yang tepat untuk dilaksanakan pada saat tertentu. Oleh karenanya, kita harus memahami prinsip prinsip kepemimpinan, taktik mernimpin dan sifat alamiah dasar martusia, sehingga kita mampu menggunakan penalaran yang benar dan dapat menentukan mana yang baik dan mana yang tidak cocok diterapkan kepada anak buah. Di sinilah letak seninya menjadi seorang pernimpin militer. Faktor situasi termasuk juga waktu pelaksanaannya perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, keputusan untuk menghadapi anak buah bisa tepat dan benar pada situasi tertentu. Meski demikian, apabila dilaksanakan terlalu dini atau terlambat, hasilnya akan menjadi lain atau bahkan mungkin bisa menjadi gagal sama sekali. Dari keempat faktor tersebut di atas, akan bisa saling berinteraksi atau saling mempengaruhi satu sama lain. Semakin dalam dan jauh kita mengetahui faktorfaktor tersebut dan memahami bagaimana pengaruhnya terhadap yang lain, maka kita akan semakin tahu bagaimana menjadi pemimpin militer yang lebih baik. Pernimpin militer hendaknya mengerti dan mengetahui bagaimana memainkan peranannya dalam menerapkart teori kepernimpinannya. Di tempat pendidikan sekalipun kita tidak akan mendapatkan semua yang kita butuhkan, terutama yang menyangkut sifat sifat dasar manusia, seperti halnya mengapa manusia sampai marah, bagaimana tata nilai bisa ditanarnkan, bagaimana membangun karakter yang kuat dan bagaimana menanarnkan rasa kebersamaan. Jelasnya, apabila kita mengetahui sifat dasar martusia, maka dengan lebih mudah kita akan dapat mempengaruhi bahkan memberikan motivasi kepada mereka "itulah letaknya kund keberhasilan dari kepemimpinan militer" Bagaimarta seorang pemimpin militer. Yang harus diingat bahwa bawahan akan dapat dipercaya untuk menyelesaikan tugasnya manakala kesejahteraannya diperhatikan, Kalau kita mampu melakukannya, anak buah pasti akan respek kepada kita. Untuk menjadi seorang pemimpin militer yang baik, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain:

a. Etika Profesional. Etika profesional artinya memiliki integritas, tanggung jawab dan loyalitas kepada negara dan bangsa. Etika profesional ini sangat diperlukan bagi seorang pemimpin militer, karena mereka sebagai alat negara dan diberi tanggung jawab untuk melindungi kepentingan bangsa dan. negara.

b. Karakter yang kuat. Karakter yang kuat artinya memiliki sikap yang berani untuk memikul tanggung jawab atas ucapan. dan tindakan. yang telah dilakukan. Pemimpin militer yang tidak berani mempertanggungjawabkan ucapan dan tindakannya, berarti mereka bukan termasuk pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat.

c. Keempat faktor kepemimpinan. Pemimpin militer hendaknya mernahami keempat faktor kepemimpinan, yaitu:

(1) bawahan,
(2) dirinya sendiri sebagai seorang pernimpin,
(3) bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik, dan
(4) bagaimana mengetahui situasi yang tepat.

Dengan memaharni keempat faktor tersebut, pemimpin militer akan mengetahui bagaimana memberikan perintah yang tepat dan pada waktu yang tepat, sehingga tugas yang direncanakan atau yang sedang dikerjakan dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Pengetahuan tentang sifat dasar manusia. Pemimpin militer yang baik harus mengetahui kebutuhan dasar manusia termasuk emosinya. Misalnya, sebagai seorang pemimpin harus memahami benar bagaimana manusia pada umumnya menghadapi stres, sehingga dia mampu memberikan perintah dengan bijaksana walaupun pada situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan.

e. Pengetahuan dan keahlian pada bidangnya. Pengetahuan dan keahlian tersebut menyangkut penguasaan segi teknis dan taktis. Para pernimpin militer diharuskan menguasai bidang tugasnya, sebab kalau tidak akan sulit mendapatkan respek dari anak buahnya.

f. Pengetahuan terhadap satuan yang dipimpinnya. Dengan mengetahui secara pasti keadaan satuannya, maka sebagai pernimpin akan mudah mengembangkan satuan tersebut termasuk bagaimana meningkatkan kemampuan anak buahnya. Ini sartgat penting untuk mendukung keberhasilan tugas yang dibebankan di pundaknya.

g. Kemampuan membuat perencanaart, memecahkan masalah, dan memberikan keputusan dengan bijaksana. Pernimpin militer tanpa mengetahui bagaimana merencanakan suatu pekerjaan, memecahkan masalah dengan baik dan memberikan keputusan dengan bijaksana, maka mustahil dia akan dapat mernimpin satuannya dengan sukses.

h. Kemampuan berkomunikasi dengan baik. Pernimpin yang tidak mampu berkornunikasi dengan baik, maka dia akan mengalarni kesulitan dalam melaksanakan koordinasi, memberikan supervisi, dan bahkan melaksanakan evaluasi dengan benar.

i. Kernampuan memberikan motivasi. Pemimpin yang tidak mampu memberikan motivasi, berarti tidak mampu memberikan semangat kepada bawahan, meningkatkan moral bawahan, serta memberikan saran atau konseling kepada bawahannya. Akibatnya, bawahan akan berjalan sendirisendiri karena tidak memperoleh pengarahan yang jelas. Akhirnya, tugas satuan bisa gagal atau ticlak sesuai dengan yang direncanakan.

Pada dasarnya, pemimpin militer harus memiliki keyakinan atau kepercayaan diri yang kuat, memiliki kualitas, dan etika moral yang tinggi. Ketiga hal tersebut merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin militer. Keyakinan adalah anggapan yang benar berkaitan dengan suatu tata nilai atau konsep yang telah dibuat. Misalnya, adanya keyakinan bahwa seseorang dapat diberikan motivasi dengan penghargaan atau bahkan mungkin hukuman. Keyakinan tersebut berkaitan dengan sifat dasar manusia dan Anda harus percaya akan kebenaran tersebut.
Kualitas adalah derajat pernilaian terhadap sesuatu yang penting atau berharga. Apabila kita memberikan angka yang berbobot terhadap apa yang kita perkirakan baik, berarti kita telah memberikan nilai dengan kualitas yang benar. Pernilaian. yang baik terhadap sesuatu tentunya akan kita pertahankan, namun apabila pernilaian tersebut dianggap rendah, tentunya kita tidak akan mempertahankannya. Pada dasarnya suatu keyakinan, kualitas atau nilai dan etika moral sangat penting, karena ketiga hal tersebut akan berpengaruh terhadap cara kita berpikir atau bertindak. Etika moral seorang pernimpin militer merupakan pedoman dasar yang akan membantu untuk dapat mernimpin dengan cara yang dianggap profesional. Kepernimpinan militer yang ada pada kita akan menyebabkan orang lain menilai besar kecilnya kualitas kemiliteran kita. Hal tersebut mencerminkan kepercayaan, nilai dan etika moral kita sebagai seorang pemimpin Kepercayaan, nilai dan etika moral yang profesional me ,, rupakan dasar dari karakter seorang pernimpin militer yang profesional. Karakter pada umumnya merupakan akumulasi dari sifat sifat pribadi. Karakter bagi seorang pemimpin militer akan terakumulasi dari sifat pribadi dan rasa percaya diri yang muncul dalam dirinya. Pernimpin militer, seperti diuraikan di atas, harus mengetahui empat faktor kepemimpinan. Untuk mengetahuinya dan menggali efek dari faktor yang satu ke faktor yang lain, dia harus selalu berusaha secara terus menerus mencari apa yang ada didepannya. Termasuk harus mengetahui tentang dimensi umat manusia, antara lain:

• Bagaimana. memberikan motivasi kepada anak buah.
• Kekuatan yang ada pada dirinya, termasuk kelemahannya.
• Kekuatan dan kelemahan anak buah.
• Mengetahui bagaimana rasa percaya diri dan nilai diri seseorang dapat dirubah. Bagaimana. karakter seseorang dapat dikembangkan.
• Bagaimana berkomunikasi yang baik sehingga dapat membangun rasa saling percaya, saling menghormati dan mengerti satu sama lain, antara pimpinan dan anak buahnya. Bagaimana membina anak buah agar mau me ningkatkan diri.
• Bagaimana mengembangkan moral, kebersamaan dan disiplin anak buah.
• Bagaimana anak buah dapat menahan beban stress.

• Bagaimana meningkatkan. kemampuan perorangan dan kelompok agar tugas dapat dilaksanakann secara efektif dan efisien.
• Kita harus merniliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengciptakan suasana yang menyenangkan. Pengetahuan tersebut termasuk:

* Bagaimana mengidentifikasi, menganalisa dan mempengaruhi kekuatan yang menentukan pada suatu situasi tertentu.
* Bagaimana merencanakan sesuatu. Pengetahuan apa yang penting bagi anak buah, dan. sebagainya.

Kepemimpinan pada hakikatnya suatu proses di mana seorang mampu mempengaruhi orang lain dalam. upaya mencapai tujuan. Pernimpin tersebut melaksanakan tugasnya melalui suatu proses dengan cara. mengaplikasikan atribut kepemimpinannya, antara lain: kepercayaan, nilai, etika. moral, karakter, pengetahuan dan keterampilannya. Telah dijelaskan pula tentang faktor faktor kepernimpinan, yaitu: bawahan, dirinya sendiri, kemampuan berkomunikasi, dan pernilihan situasi serta diuraikan. pula tentang garis besar apa yang harus diketahui oleh para calon pernimpin militer. Hal ini mencakup bagaimana seharusnya seorang pernimpin militer bersikap, apa yang harus diketahui, dan. apa yang akan dikerjakan.

4 Karakter seorang pemimpin militer

Karakter seorang pemimpin dapat didefinisikan sebagai resultante dari personality nya yang ada hubungannya antara nilai pribadinya dengan perilakunya. Karakter pemimpin tersebut merupakan gabungan dari sifat sffat, , yang dimiliki sehingga membuat orang tersebut memilild. perilaku yang konsisten. Jadi, jelas bahwa perilaku seseorang menunjukkan karakternya. Apabila kepemimpinan seseorang sedang menghadapi situasi yang sulit namun tetap mendapatkan kesuksesan, berarti dia telah tertempa dengan keuletan karena telah teruji dengan inisiatif, kesabaran dan fleksibilitas yang dimilikinya. Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut tidaklah mudah dan memerlukan waktu serta pengalaman yang cukup banyak.
Karakter seseorang bisa kuat dan bisa lemah. Seseorang dengan karakter yang kuat akan bisa melihat dengan jelas apa yang dia inginkan, memiliki arah, energi, disiplin pribadi, keinginan yang kuat, dan berani bertindak demi mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki karakter yang kuat akan mampu menarik pengikut lebih mudah. Sedangkan seseorang yang memiliki karakter yang lemah, mereka pada umumnya tidak tahu apa yang diinginkan serta kurang punya arah, termasuk kemauannya yang lemah, disiplin pribadinya yang kuran& dan tujuan hidupnya yang tidak menentu. Mereka termasuk orang yang akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan simpati dari bawahan. Meski demikian' seseorang yang memiliki karakter kuat bisa saja tidak bermoral, misalnya pemimpin sebuah gang. Pemimpin gang tersebut tentu saja tidak memiliki moral yang baik, walaupun karakternya kuat. Yang dimaksud dalam uraian ini adalah seorang pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat dan memiliki moral yang baik.
Seorang pemimpin militer yang memiliki karakter yang kuat, umun nya didasarkan pada:

a. Tidak adanya karakter yang lemah. Karakter yang lemah dituniukkan dengan tidak memiliki tujuan yang jelas, tidak jujur, mempunyai sifat pengecut, dan egois.

b. Menghendaki disiplin pribadi dan. keinginan untuk mengikuti value system antara lain memiliki jati diri, keteguhan hati, konsistensi, dan memiliki harga diri yang tinggi.

Kita harus ingat bahwa anak buah akan mehhat karakter pemimpinnya setiap saat dan mereka akan menilai apakah pen dmpinnya dapat terbuka dan jujur kepada mereka. Mereka juga akan menyaksikan apakah pemimpinnya ragu ragu setiap bertindak, malas atau bahkan mungkin mementingkan dirinya sendiri. Mereka akan selalu memperhatikan pemimpinnya dan akan melihat apabila pemimpinnya tetap konsisten. Mereka juga akan menilai apakah pernimpinnya merniliki sifat karakter yang kuat, berterus terang, cakap, dan bertanggung jawab. Apabila pemimpinnya mempunyai karakter yang kurang baik, bawahannya barangkah akan tetap mengikuti penntahnya, namun dengan perasaan terpaksa karena alasan. tugas yang harus diemban. Menurut pengalaman sejarah, suatu kesatuan akan menjadi lebih baik apabila dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki karakter yang kuat.

Membangun Karakter. Dalam membangun karakter tentunya akan sangat dibutuhkan koujuran, terutaxna dalam menentukan kelemahan karakter diri pribadinya. Untuk membangun karakter tersebut, ada beberapa pertanyaan yang harus di jawab secara jujur, antara lain:

• Pernahkah kita menunjukkan disiplin pribadi ber¬dasarkan karakter yang kuat?
• Bagaimana. kita pernah menangani situasi kritis?

Dalam kehidupan sehari hari, kadangkala kita mampu melaksanakan yang terbaik dengan. segala. kelebihan. Dan kelemahan yang ada, namun pada kesernpatan lain barangkali mengalarni jalan buntu, sehingga terkesan menampilkan kelernahan. Benarkah demikian? Sering pula te~adi bahwa jatuhnya nilai pemimpin karena. dia tidak dengan jujur menerima feedback dari bawahan atau orang lain. Oleh karena itu, seorang pernimpin yang ingin merniliki karakter kuat, dia harus terbuka dalarn menerima saran, karena bagairnanapun dialah yang paling bertanggung jawab dalam menentukan bagaimana membangun dan memperkuat karakter diri pribadinya. Dalarn membangun karakter yang kuat, yang harus dilaksanakan adalah:

• Menentukan sikap dan perilaku yang terbaik, baik untuk menghadapi tugas pada saat ini maupun tugas yang akan datang.
• Menciptakan hngkungan sedernikian rupa sehingga marnpu mendukung pengembangan sikap dan perilakunya.

Untuk membangun karakter yang kuat, hanya akan didapatkan apabila mau bekerja dengan keras, belajar dengan tekun, dan mau mencari pengalaman yang menantang. Oleh karena. itu, kita harus berani mengembangkan kebiasaan hidup sedernikian rupa sehingga. memaksa diri kita untuk terbiasa bekerja dengan keras dan selalu mengembangkan pernikiran serta pengernbangan sifat karakter diri pribadi. Ingatlah akan pepatah yang mengatakan bahwa:

The more you exercise your will, self diciplin e, an d other important traits, the more you strengthen and temper the steel ofyour character

Boleh saja kita berpikir bahwa. tidak mungkin membangun sifat karakter diri sendiri, karena. sifat tersebut adalah bawaan dari lahir. Pernyataan tersebut pada kenyataannya tidak benar. Terbukti Theodore Roosevelt adalah seorang yang pemalas, anak manja, dari keluarga kaya yang sangat terpandang di Amerika Serikat. Karena semangat yang tinggi, akhimya dia. mengambil keputusan untuk merubah jati dirinya. Beberapa tahun setelah itu dia terbukti mampu meningkatkan kepribadian dan karaktemya, sehingga akhirnya dia bisa menjadi orang yang memiliki kepribadian yang kuat. Dengan kepribadian kuat dia berhasil menjadi pemimpin yang terkenal dan disegani di Amerika. Serikat dan. tercatat pula sebagai seorang sukarelawan resimen yang membuat catatan sejarah emas selama perang Amerika melawan. Spanyol. Dia kemudian menjadi gubernur New York dan akhimya menjadi pemimpin Amerika. Serikat yang sangat terkenal. Karakter seseorang pada umumnya dibentuk melalui waktu yang sangat panjang karena. sifat sifat dasar dengan norma norma tertentu yang telah mendarah daging pada dirinya dan sulit untuk berubah. Oleh karenanya, perubahan tersebut hanya bisa dilakukan dengan niat dan semangat yang kuat dan akhimya karakter akan berubah secara bertahap.

Mengembangkan Karakter. Sebagai pernimpin hendaknya dapat mengembangkan karakter, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun anak buah. Apabila berhasil, dia pasti mampu memimpin satuannya dengan efektif sekalipun sedang menghadapi situasi yang sangat kritis. Hal hal yang berkaitan dengan pengembangan karakter tersebut antara lain:

a. Integritas, termasuk di dalamnya ketulusan, kejujur¬an, keterus terangan dan keberanian di dalam mengemban tugas. Bedanya dengan loyalitas, bahwa integritas ditujukan kepada tugas yang diemban, sedangkan loyalitas lebih ditujukan kepada atasannya atau diri pribadi pimpinannya. Oleh karena itu, integritasnya akan selalu berada di atas loyalitas.

b. Kedewasaan, berkaitan erat dengan rasa tanggung jawab seseorang. Seorang pemimpin yang bersifat dewasa tidak akan membuat keputusan sesuai dengan kata hatinya, berdasarkan emosinya atau perasaannya. Dia akan mampu membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan alasan yang masuk akal clan primipprinsip moral yang kuat. Emosmya akan berada di bawah alasan yang dia berikan, karena dia mampu mengontrol dan mengarahkan emosinya ke arah yang positif.

c. Keinginan yang kuat, adalah kesungguhan hati dalam menyelesaikart suatu tugas atau tujuan dengan mengesampingkan kemungkinan tantangan yang akan dihadapi. Tanpa keinginan kuat untuk menyelesaikan tugas maka akan mudah diterjang gelombang hambatan yang kadang kadang terasa sangat berat.

d. Memiliki disiplin pribadi, yaitu mampu memaksa dirinya untuk mengerjakan suatu tugas, terutama yang menyangkut masalah "apa yang harus dikerjakan"', bahkan mampu mengesampingkan rasa lelah dan kebosartan yang mungkin tirnbul. Pen dmpin yang bisa memaksakan dirinya sendiri dengan kemampuan beradaptasi yang tinggi, mereka bisa dikatakan memiliki disiplin pribadi yang kuat. Apabila mereka memiliki disiplin yang kuat, berarti mereka akan mampu menjadi seorang pernimpin yang diandalkan. Disiplin kesatuan secara tidak langsung merupakan produk dari disiplin pribadi para pemimpinnya.

e. Fleksibelitas, adalah kemampuan beradaptasi dalam mengadakan perubahan yang diperlukan sehubungan dengan adanya perubahan pemikiran, perencanaan, atau metoda yang digunakan. Apabila ada faktor lain yang memang meyakinkan bahwa perubahan tersebutharus dilakukan danhasiInya akan lebih baik dari yang sebelunu iya, maka perubahan tersebut akan dilakukannya.

f. Percaya diri, adalah suatu keyakinan bahwa dirinya sebagai seorang pemimpin akan berhasil menghadapi tugas apapun yang akan dikerjakan. Percaya diri dapat ditunjukkan dari sikap, perilaku, pandangan mata yang meyakinkan, nada suara yang pasti, semangat yang ada, dan tercermin pula dari apa yang dikatakan atau yang diperbuat. Apabila sebagai pemimpin tidak percaya diri terhadap hasil yang dicapai, akan tercermin pula pada rasa percaya diri bawahannya.

g. Daya tahan, adalah kemarnpuan baik secara mental, spiritual maupun fisik untuk tetap bertahan menerima setiap beban yang dihadapinya. Dalam situasi kritis sekalipun, apabila daya tahan pernimpin maupun anak buahnya kuat, maka mereka akan tidak ragu ragu lagi melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

h. Menentukan, adalah k~mampuan menggunakan per¬kiraan sehingga dapat mernberikan keputusan yang benar pada saat yang tepat. Salah satu elemen terpenting dalam menentukan suatu keputusan adalah tepat waktu, karena dengan waktu yang tepat keputusan tersebut bisa menentukan berhasilnya suatu misi.

i. Tenang dalam menerima stress, adalah penampilan sikap sabar dan kalem yang ditunjukkan oleh seseorang pernimpin dalam menerima beban stress. Hal
tersebut bukan berarti kalem secara sepenuhnya, akan tetapi dapat mengendalikan diri secara. emosi, mampu berpikirjemih dan dapat fetap mengambil keputusan yang diperhitungkan walaupun dalam situasi yang sangat sulit.

j. Inisiatif, adalah kemampuan. analisis dalam mengambil tindakan. atau keputusan. Kemampuan tersebut didasarkan pada rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas tanpa menunggu perintah atau pengarahan. terlebih dahulu dari atasannya. Pemimpin militer yang baik, seyogyanya mampu menganalisa situasi yang terjadi dan mengambil inisiatif untuk mengambil tindakan cepat dan tepat.

k. Adil, adalah fairdalam menyikapi tanpa melihat perbedaan ras, agama, warna kulit, perbedaan kelamin, maupun perbedaan umur. Sebagai seorang pemimpin militer yang bijaksana, dia harus dapat memberikan penghargaan. kepada yang pantas menerima dan berprestasi serta berani memberikan hukuman kepada mereka yang memang dianggap bersalah.

l. Peningkatan diri sendiri, dapat dilaksanakan melalui membaca, belajar sendiri, mencari penugasan. yang menantang, dan bekerja untuk meningkatkan kemampuan. dan. keterampilan yang diperlukan.

m. Ketegasan, adalah berani mengambil tindakan. apabila diperlukan, berani membuat ide yang telah diperhitungkan sebeluninya, dan berani membantu memecahkan masalah dengan. tepat apabila diperlukan.

n. Memiliki rasa simpati terhadap masalah orang lain, yaitu memiliki sensitifitas terhadap perasaan, nilai, interest (kepentingan), dan rasa kemanusiaan terhadap orang lain, termasuk memberikan saran untuk membantu orang lain yang sedang mengalami masalah.

o. Memiliki rasa humor. Rasa humor ini ditunjukkan dengan cara tidak menganggap dirinya terlalu serius dan dapat memberikan kontribusi kepada orang lain, sehingga mereka dapat tertawa. Rasa humor juga dapat mengurangi ketegangan, dapat meningkatkan komunikasi, saling percaya, dan saling menghargai satu sama. lain.

p. Kreativitas, adalah merupakan aplikasi dari pemikiran atau ide baru yang direncanakan, tujuan yang akan dilakukan, program baru maupun pernecahan masalah baru yang akan dilaksanakan. Dari buah pikirannya akan muncul pula koreksi atau saran jawaban yang memang diperlukan.

q. Perilaku, ditunjukkan dengan penampilan, postur maupun gerakan secara fisik. Perilaku dapat merealisasikan perasaan, baik rasa percaya diri yang tinggi, bahkan rasa takut. Perilaku atau sikap pemimpin mampu mempengaruhi inspirasi baru bagi anak buah atau bahkan mungkin melukai perasaan anak buah. Misalnya, perilaku yang simpatik dari komandan akan dapat dirasakan langsung oleh anak buahnya sehingga anak buah tersebut tanpa disuruh barangkali akan menyampaikan saran saran barunya kepada komandan tersebut. Sebaliknya, perilaku komandan yang tidak simpatik dan mungkin merendahkan martabat anak buah sebagai manusia, akan melukai perasaan anak buah. Untuk yang satu ini, kalau masih dilakukan oleh beberapa komandan militer berarti dia memiliki status sebagai pernimpin hanya karena kedudukan dan dia bisa dikatakan tidak memiliki kepemimpinan (leadership) yang baik.

r. Rasa rendah diri. Perasaan tersebut dapat menunjukkan kelemahan karakter atau karakter yang tidak kuat, pengetahuan yang kurang, dan keterampilan yang tidak cukup. Rasa rendah diri biasanya menandakan pengetahuan dan kemampuannya yang kurang sehingga memerlukan tindakan yang tepat untuk memperbaiki.nya.

s. Kebijaksanaan. Adalah pencerminan penghargaan terhadap perasaan dan pandangan kepada orang lain. Misalnya, komandan memberikan keputusan berdasarkan perasaan dan pandangannya kepada anak buah, dia bisa dikatakan memberikan kebijaksanaannya kepada anak buah tersebut. Kebijaksanaan yang diberikan tersebut akan berdampak pada timbulnya interaksi positif dari bawahan kepada atasan.

Pada dasarnya, karakter seseorang bisa berubah atau berkembang apabila mempunyai niat yang besar untuk merubahnya. Demikian pula dengan sikap bawahan atau prajurit, tentunya mereka menginginkan disiplin, organisasi, nilai dan kebiasaan yang lebih baik. Apabila niat mereka besar untuk berubah, mereka tentunya akan berusaha mengembangkan kepuasan diri sendiri dengan menge~akan sesuatu yang lebih baik dan mau bekerja keras. Sebenarnya, pemimpin tidak bisa merubah karakter anak buah, karena karakter yang dimiliki mereka merupakan dasar pribadi yang kuat. Meski demikian para komandan dapat memberikan pengaruh yang positif kepada anak buah. Yang terpenting bagi komandan adalah mendapatkan respek dari anak buah. Dengan mendapatkan respek dari anak buah berarti para. komandan tidak akan mengalami kesulitan untuk mempengaruhinya, niisalnya dengan memberikan contoh contoh yang baik, mengajar mereka, memberikan konseling dan sebagainya.

5 Apa yang seharusnya diketahul oleh seorang pemimpin militer

Apa yang seharusnya diketahui dan dikerjakan oleh seseorang pada hakikatnya akan memberikan bekal yang kuat bagi dirinya sendiri. Tidak terkecuali bagi seorang pemimpin militer, dia harus mengetahui kemampuan dirinya sendiri, sifat dasar manusia. termasuk di dalarnnya potensi dari sifat yang baik dan kebiasaan yang buruk, rasa takut, mengetahui pekerjaannya sendiri, menguasai pengetahuan taktis, mengetahui kemampuan, satuan atau unit, dan memahan d bagaimana, caranya membina. disiplin kesatuan. Apa yang seharusnya diketahui, antaria lain sebagai berikut:

a. Mengetahui Kemampuan Diri Sendiri. Untuk dapat memimpin orang lain dengan hasil yang baik, terlebih dahulu harus mengetahui tentang sifat dasar manusia. Meski demikian sebelum mengetahui orang lain, anda harus mengetahui kemampuan diri sendiri. Untuk mengetahui kemampuan diri sendiri anda juga harus mengetahui benar baik kekuatan maupun kelemahan yang ada pada diri sendiri. Hal tersebut mencakup pertanyaan pertanyaan antara lain:

1). Apakah anda termasuk orang yang analistik, suka bekerja dengan objektif berdasarkan fakta, atau termasuk orang yang intuitif, yang lebih suka menggunakan insting dan perasaan dalam membuat suatu perkiraan dan keputusan dari pada menggunakan data data dan analisa objektif?.

2) . Apakah anda termasuk orang yang punya perasaan hangat atau dingin terhadap orang lain? Perasaan hangat yang dimaksudkan di sini adalah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.
Sedangkan perasaan dingin berarti tidak mempunyai kepedulian sama sekah terhadap orang lain karena yang dipentingkan adalah dirinya sendiri.

3). Apakah anda termasuk orang yang memiliki sifat introvert, artinya ingin menyendiri dan susah bergaul dengan orang lain, atau ekstrovert yang mudah bergaul dengan orang lain?

4) . Apabila anda suka membantu orang lain, apakah tindakan anda akan langsung tertuju sa.at itu juga atau menunggu sampai timbulnya pemikiran atau kesempatan yang tepat untuk membantu orang lain?

5). Apakah Anda suka merencanakan sesuatu, membangun visi kemudian berusaha menjadikan visi tersebut menjadi misi yang feasible, atau seperti kebanyakan orang yang spontan namun fleksibel?

Setiap orang pasti memiliki kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan apakah anda ingin menjadi orang biasa atau pemimpin, sebelumnya anda harus mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri anda sendiri. Setelah itu anda dapat memaksimalkan kekuatan yang ada serta bekerja dengan tekun. Dengan demikian anda akan mampu mengeliminir kelemahan yang ada dan sekaligus meningkatkan kemampuan yang telah anda miliki. Secara tidak langsung anda telah pula meningkatkan kemampuan diri sendiri dan pada saatnya, dengan tanpa disadari anda akan siap untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran dari atasan atau senior, bawahan, teman sejawat maupun pasangan anda, karena dari mereka semua dapat memberikan feed¬ back yang jujur. Feedback tersebut sangat membantu bagaimana anda mengembangkan jatidiri, meningkatkan kemampuan diri agar lebih baik, dan mengetahui bagaimana caranya meningkatkan kemampuan diri. Ingatlah, bahwa banyak pemimpin di Amerika Serikat sekalipun, negara super power sumber dari segala ilmu dan sumber globalisasi masih selalu menggunakan proses, feedback. "Kunci keberhasilan adalah apabila anda mengetahui kemampuan diri sendiri dan dapat mencari bagaimana meningkatkan diri". Dengan demikian, berarti anda akan dapat memiliki dasar yang lebih mantap untuk menguasai pekerjaan anda dan mampu menguasai bawahan atau anak buah di kesatuan Anda.

b. Mengetahui Sifat Dasar Manusia. Sebagai seorang pemimpin, anda pasti akan berurusan dengan anak buah, kawan sebaya, senior, dan bahkan dengan or¬ang lain yang mungkin mendukung menyelesaikan tugas anda. Anda harus dapat memberikan motivasi kepada mereka agar mereka mau mendukung anda. Untuk mengetahui dan memberikan motivasi kepada mereka, mengembangkan ikatan serta memberikan pengaruh disiplin kepada mereka, yang paling penting adalah harus mengetahui sifat sifat dasar manusia. Manusia pada umunmya memiliki prinsipprinsip tertentu yang berkaitan erat dengan sifat dasar manusia. Prinsip tersebut pada hakikatnya adalah pemenuhan terhadap kebutuhan akan jasmani dan rohani mereka. Semua manusia pada dasarnya memiliki sifat alamiah yaitu potensi yang baik dan sifat yang buruk. Salah satu pekerjaan terpenting bagi seorang pemimpin adalah mampu menekan sifat yang buruk dan memunculkan potensi yang baik. Dari potensi yang baik akan mampu menyelesaikart tugas tugas yang diberikan kepadanya, sebaliknya dengan sifat yang buruk akan menghambat penyelesaian tugas, yang dibebankan kepadanya, oleh karenanya tidak ada jalan lam bahwa kita harus mampu menekan sifat buruk yang ada pada diri kita. Hampir semua manusia ingin mengerjakan pekerjaart dengan baik dan benar, akan tetapi ironisnya banyak yang moralnya kurang baik atau karaktemya lemah, sehingga. mudah tergoyah oleh godaan sehingga terpaksa harus menghadapi kegagalan. Seorang pernimpin harus menyadan akan hal tersebut serta mengetahui kondisi tersebut, karena risikonya akan membawa kebaikan atau justru keburukan.

c. Menguasai Pengetahuan. Pengetahuan teknis adalah pengetahuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu tugas. Apabila kita tidak mengetahui pengetahuan secara teknis, bagaimana kita mampu mengarahkan anak buah? Untuk mengetahui pengetahuan tersebut tidak ada jalan kecuali kita harus belajar dan bekerja dengan tekun. Kalau perlu tanyakan kepada para senior, rekan sebaya bahkan anak buah, agar dapat membantu pekerjaart yang dipertanggung jawabkan kepada kita. Ingat bahwa kadang kala juniorpurt dapat menjadi guru yang baik. Mereka sebenarnya akan bangga memperlihatkan kepada kita tentang apa yang mereka ketahui. Apabila sampai dia diberi kesempatan mengajar kepada kita, dia akan merasakan sebagai orang pintar, orang penting yang sangat membanggakan dirinya.

d. Pengetahuan Taktis. Di samping mempunyai pengetahuan secara teknis, kita harus mengetahui pula bagaimana menggunakan taktik yang benar agar dapat mencapai keunggulan. Taktik pertempuran misaInya, sebagai perwira TNI kita harus menguasaj taktik pertempuran yang benar. Apabila mereka mampu menguasai taktik pertempuran yang benar, kita pasti akan mendapat respek dan penghargaan yang lebih baik dari anak buah.

6. Bagalmana meningkatkan kepemimpinan militer

Pada dasarnya untuk dapat meningkatkan kepemimpinan militer, mereka harus mengetahui apa yang harus dikerjakan (what a leader must do), apa yang harus diketahui (what a leader must know), dan bagaimana mengerjakannya (how to do it). Ingatlah bahwa pemimpin yang baik adalah Pemimpin yang tidak akan pemah berhenti belajar dan selalu ingin mencari pengalaman yang menantang. Dalam program bagaimana meningkatkan diri dalam bidang kepemimpinan, kita harus' mampu menggabungkan beberapa kegiatan, antara lain:

Mencari tanggung jawab tambahan yang berat dan pekerjaan yang menantang. Kita akan dapat membangun karakter, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman mengendalikan pekerjaan yang berat pada situasi yang menantang. Untuk itu, kita harus mencari penugasan yang memungkinkan mernbuat kontribusi yang lebih besar, memberikan tantangan, dan tanggung jawab yang berat.

Mempelajari bagaimana sifat dasar manusia, kehidupan sosial manusia dan kelompok manusia, perkernbangan manusia, sifat organisasi serta pengembangannya, manajemen organisasi dan hal hal lain yang berhubungan dengan kemiliteran.

Dengan mencari peluang tugas yang menantang dan tanggung jawab yang berat serta semangat yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan diri, berarti kita akan mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin yang teruji dengan memiliki karakter yang kuat. Untuk itu, kita bisa melatih diri dengan membuat Rencana Pengembangan Diri atau yang disebut dengan Personal Development Plans 1POP). Tindakan selanjutnya adalah mengevaluasi hasilnya, apakah bisa terlaksana dengan baik atau tidak. Paling tidak, setiap 6 bulan sekali, para calon pemimpin militer bisa mencoba memperbaiki program tersebut sesuai dengan peningkatan atau perkembangan yang terjadi. Secara umum langkah langkah yang dapat membantu Rencana Pengembangan Diri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pribadai.
b. Menetapkan tujuan yang akan dicapai.
c. Mengembangkan rencana yang telah ditetapkan.
d. Mengevaluasi diri.

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pribadi. Kekuatan dan kelemahan pribadi antara lain meliputi keyakinan pribadi, tata nilai dan etika, karakter, ilmu pengetahuan, keterampilan (termasuk kemampuan pemecahan masalah, perencanaan, pengambilan keputusan dan penentuan tuluan), keterampilan (bidang komunikasi, koordinasi, supervisi dan evaluasi), dan kepedulian memberikan memotivasi (melalui mengajar, memberikan konseling dan mengaplikasikan prinsip motivasi). Pada umumnya kita semua memiliki kelemahan dalam bidang "bagaimana anda seharusnya (be),'mengetahui sesuatu mengerjakan sesuatu (do). Oleh karena itu paling tidak kita harus mempunyai satu atau dua jalan keluar untuk memperbaiki kelemahan kelemahan tersebut, setelah itu melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Caranya adalah dengan berpikir di ternpat yang relatif tervang, kemudian mencoba merefleksikan kembali tindakan kita yang telah kita lakukan dimasa lalu, baru kemudian mencoba memvisualisasikan bagaimana. kita akan melakukannya di masa yang akan datang. Tulislah apa apa saja yang akan kita tingkatkan dan bagaimana cara meningkatkannya. Untuk dapat meningkatkan kemampuan kita, harus dipilih pada bidang apa kita memiliki kelebihan, kemudian tuliskan juga. apa yang ingin kita raih. Carilahfeedback dan saran dari senior atau rekanrekan yang kita percaya agar kita dapat mengetahui bagaimana meningkatkan kepemimpinan kita. Secara objektif mereka dapat lebih melihat kemajuan. yang ada pada diri kita yang mungkin kita sendiri tidak dapat melihatnya. Apabilafeedback tersebut masuk akal dan benar, terimalah dengan senang hati dan kembangkanlah rencana kita selanjutnya. Meski demikian, apabila kita sampai berhasil menemukan kelemahan. kita dan bahkan mengetahui way out nya, ikuti langkah kedua, sebagai berikut:

b. Menetapkan tujuan yang akan dicapai. Setiap, ada keinginan untuk meningkatkan kepen timpinan militer, pertama kali yang harus dilakukan. adalah menetapkan apa yang menjadi tujuan satuannya atau organisasinya. Sebagai contoh, misalnya kita ingin meningkatkan motivasi keterampilan kita dalam bidang mengajar atau memberikan konseling. Dalam menetapkan tujuan, yang harus kita kerjakan pertamakah adalah mempelajari terlebih dahulu tentang Isifat dasar manusia baru kemudian meningkatkanmotivasi dan kemampuan berkomunikasi.
Tindakan selanjutnya adalah meningkatkan keterampilan mengajar, kemudian meningkatkan keterampilan bagaimana memberikan konseling kepada bawahan.Ingatlah bahwa sekali kita menentukan tujuan, tidak boleh berpaling, dan kita harus siap untuk Melanjutkan langkah kedepan. Setelah kita menetapkan satu tujuan, kita harus memegang tujuan tersebut.

c . Mengembangkan rencana yang telah ditetapkan. Setiap kita ingin mencapai suatu tujuan, kita pasti mem¬butuhkan rencana. yang akan menuntun kita bagaimana mencapai tujuan tersebut. Setelah itu kenalilah tugas tugas yang akan kita selesaikan, kemudian pilihlah prioritas mana yang diutamakan. Kemudian tetapkanlah kondisi kondisi yang mendukung untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut. Tulislah rencanayang sederhana, tidak berbeli belit, sehingga mudah untuk diikuti. Di bawah ini contoh rencana garis besar yang mungkin dapat kita ikuti.

Mempelajari kebutuhan dasar manusia.

1) Sebelumnya tentukan terlebih dahulu bagaimana menerapkan prinsip prinsip motivasi dengan cara menginventarisasi kebutuhan individu, namun yang berkaitan erat dengan tujuan kita. Dalam memberikan motivasi bisa dilaksanakan dengan menggunakan konseling, mengajar atau dengan memberikan penghargaan.

2) Laksanakan komunikasi secara informal dengan anak buah dari berbagai jabatan atau tingkatdn yang ada. Tanyakan kepada mereka tentang kebutuh¬annya, apa yang membuat mereka tergerak atau senang serta bagaimana jalan yang terbaik untuk memberikan motivasi kepada anak buah. Selanjutnya persilahkan kepada mereka mengungkapkan penjelasan tentang apa yang mereka inginkan agar dapat mengerjakan pekerjaan dengan senang hati. Kuncinya adalah menanyakan sesuatu yang khusus tentang apa yang akan mereka kerjakan.

Meningkatkan prinsip prinsip motivasi.

1) Meningkatkan prinsip prinsip motivasi bisa dilaksanakan dengan memberikan contoh yang baik kepada bawahan. Terapkan prinsip tersebut sebagai pedoman, kemudian catat apa yang telah anda peroleh.

2) Kemudian dapatkanlah feedback dari para senior atau teman akrab yang dapat kita percaya, khususnya tentang bagaimana menerapkan motivasi kita kepada anak buah. Dalam berkomunikasi dengan anak buah, gunakan prinsip prinsip motivasi dengan menanyakan sesuatu yang dapat meningkatkan motivasi mereka. Apabila komunikasi dengan anak buah dapat dilaksanakan dengan baik dan santai, kita pasti akart dapat menciptakan suasana yang terbuka dengan mereka. Misalnya, kita sebagai komandan satuan, maka harus dapat duduk berdialog dengan znereka pada waktu makan bersama atau pada waktu pertemuan pertemuan lain yang tidak formal. Dengan demikian, kita dapat memberikan memotivasi kepada anak buah secara tidak langsung sehingga kesatuan yang kita pimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar. Untuk berbicara dengan anak buah sehingga mampu meningkatkan motivasi mereka, kita harus dapat berbicara dengan bebas tanpa memberikan ancaman sehingga pembicaraan kita dapat mereka nikmati dengan lebih santai. Berbicaralah dengan cara biasa, karena dengan demikian mereka juga akan menyambut dengan biasa. Akhirnya, kita akan merasa kagum dari hasil yang kita dapatkan. Dengan menggunakan cara percakapan tersebut, kita akan dapat meningkatkan komunikasi, saling pengertian, rasa kebersarnaan, dan meningkatkan moril sekaligus motivasi mereka.

Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Ada 3 (tiga) bagian penting cara. berkomunikasi yaitu: bagaimana konsep dan ide disampaikan, apa isinya dan bagaimana cara penyampaiannya (termasuk di dalamnya nada suara, tekanan emosi serta pandangan mata terhadap yang diajak bicara). Tanyakan bagaimana cara berkomunikasi kita kepada senior, kepada bawahan maupun kawan akrab yang lain. Pertanyaan tersebut antara, lain mencakup: Bagaimana berkomunikasi dengan baik di kesatuan kita, hambatan apa yang kita hadapi, apakah kita punya ide membangun komunikasi yang baik, bagaimana sebaiknya berkomunikasi dengan anak buah, apakah anak buah merasa sungkan atau takut berkomunikasi dengan kita, dan sebagainya.

Meningkatkan keterampilan mengajar.

Pada saat mulai mengajar, pertama yang harus di¬berikan adalah bagaimana memberikan perhatian kepada mereka sesuatu hal yang menarik. Beri kanlah gambaran atau contoh kepada mereka agar terpengaruh untuk merubah pikirannya atau bahkan cara hidupnya. Setelah memberikan contoh yang menarik, baru kemudian meneruskan dengan inti pelajaran yang akan kiia ajarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuat point point penting, kemudian berupaya bagaimana memberikan motivasi kepada mereka. Pemberian contoh yang aktual akan sangat menarik bagi contoh para pendengar. Cara lain yang juga memberikan daya tarik tersendiri adalah dengan memberikan sedikit 'joke'yang lucu, slide yang menarik serta pernberian presentasi dengan menggunakan bahasa yang benar dan mudah dimengerti.

Meningkatkan keterampilan konseling.

Konseling dilaksanakan dengan cara berkomunikasi dengan bawahan agar membantu mereka memecahkan masalah dan menciptakan suatu kondisi sedemikian rupa sehingga mereka berupaya meningkatkan prestasinya atau kinerjanya. Cara lain yang baik adalah memberikan saran agar anak buah bisa lebih baik dan lebih sukses dari masa lalu, kemudian meminta feedback dari mereka tentang hal hal yang berkaitan dengan keterampilan.

d. Mengevaluasi diri. Setiap tujuan tulislah dua atau lebih evaluasi yang menjelaskan tentang kemajuan yang telah dicapai, karena dengan demikian kita akan mampu mehhat kelemahan kita sendiri untuk selanjutnya meningkatkan kinerja di masa depan. Contoh evaluasi diri adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi diri sendiri. Kita sebagai pengoreksi yang terbaik buat diri kita sendiri. Hal ini dapat di¬usahakan kalau evaluasi diri dilakukan dengan jujur, tanpa emosi, diberikan secara kontinyu dan mem¬berikan analisis analisis kemajuan yang telah diraih.

2) Carilah feedback. Feedback bisa didapat dari senior atau rekan sejawat yang kita percaya. Feedback harus meminta bantuan dari orang lain yang kita percaya, terutama untuk maksud mengembangkan tujuan dan rencana kedepan. Idealnya adalah kita akan memberikan angka kepada upaya kita sendiri. Tanpajeedback, kita akan mengalarni kesulitan bagaimana meningkatkan diri kita sendiri.

Pada garis besamya untuk dapat melaksanakan evaluasi diri, paling tidak menggunakan 4 (empat) Langkah Sukses' yang harus dikerjakan. Langkah tersebut dilaksanakan agar rencana yang sudah ditetapkan dapat berhasil, walaupun barangkali di tengah jalan mengalarni berbagai hambatan. Langkah tersebut sebagai berikut:
1) Langkah 1: Mengetahui kelemahan atau hambatan yang terjadi kernudian, mencari jalan keluarnya (way out) atau pernecahannya.
2) Langkah 2: Menentuka n' arah di mana kelemahan kita dan carilah jalan keluar untuk mengatasinya.
3) Langkah 3: Mengembangkan kembali rencana tambahan untuk dapat kembali ke track yang sudah direncanakan sebelumnya.
4) Langkah 4: Melihat hasil. akhir, kemudian menentu¬kan metoda evaluasi yang tepat, paling tidak menggunakan satu metoda untuk mengevaluasi kembali arah tujuan kita.

Proses tersebut diulangi lagi berdasarkan hasil langkah ke 4, kemudian identifikasikan jalan baru agar dapat meningkatkan upaya kita dan kemudian mulai lagi dari langkah 2, untuk selanjutnya kernbali lagi berdasarkan hasil ke 4 dan seterusnya sampai berhasil.

7. Penutup

Pengetahuan tentang Kepemimpinan Militer sangat penting diketahui clan dipahami oleft para perwira TNI, khususnya dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pernimpin. militer di masa depan yang profesional. dalam bidangnya dengan memiliki karakter yang kuat dan moral yang baik. Satu hal yang barangkali masih sulit dihilangkan di kalangan kepernimpinan kita, yaitu masalah loyalitas yang berlebihan, karena. pendekatan loyalitas yang berlebihan sangat lekat dengan sistem pembinaan karier seseorang yang tidak objektif. Loyalitas memang bisa dipertahankan. Meski demikian, apabila loyalitas berlebihan yang dikembangkan, justru akan terjebak pada subjektifitas semu yang akhirnya. akan menghilangan faktor integritas yang jauh lebih penting dari loyalitas. Akhirnya, yang akan timbul justru kelemahan profesionalisme militer yang kemudian menjurus kepada krisis kepemimpinan (the crisis of leadership) yang menyebabkan lemahnya sistem yang sudah dibangun. Contoh yang jelas, apabila penggantian posisi atau jabatan tergantung dari perwira yang dinilai loyal terhadap kepentingan pribadinya, bukan perwira yang memiliki kapabilitas dan integritas yang baik, maka akan berakibat pada menurunkan profesionalisme militer. Penempatan personil militer yang tidak didasarkan pada latar belakang pendidikan, latihan, pengalaman, dan prestasi kerja, apalagi tidak ada lagi pertimbangan tour of duty dan tour of area bagi perwira yang memiliki potensi (karena pemilihan personil. masih didasarkan pada pertimbangan like and dislike), akibatnya akan terjadi krisis krisis lain karena. bersumber pada krisis kepemimpinan tadi.
Kita tidak boleh pesimis, fenomena kepemimpinan tersebut pasti akan berubah karena memang harus ber¬ubah. Yang tidak bisa berubah adalah perubahan itu sendiri Saat ini pintu perubahan sudah terbuka dan wind of change sudah bertiup, dengan demikian masa depan. yang menjanjikan sudah berada didepan kita. Hanya tinggal bagai¬mana kita meraihnya. Kepemimpian model lama yang lebih mengutamakan loyalitas dari pada integritas makin lama harus kita kikis dan akhirnya. kita eliminir. Harapan tersebut akan segera terealisir manakala para perwira telah mampu mengadopsi kemajuan teknologi, menguasai bidangnya baik secara teknis maupun taktis, memiliki wawasan yang luas, memiliki karakter yang kuat, moral yang baik, dan last but not least memahami benar akan kebutuhan dasar manusia.

8 Saran

Untuk menjadi pernimpin militer yang disegani, para perwira hendaknya memiliki semangat yang tinggi dan jangan pernah berhenti menggali pengetahuan dalam mengembangkan jati dirinya melalui proses belajar. Ada pepatah yang mengatakan bahwa:

- Never worked harder,
- Never worked faster,
- Never been so successful.

Belajar tidak harus melalui pendidikan formal karena bisa didapatkan melalui pengalaman atau dengan belajar sendiri (selfstudy). Tidak ada jalan lain, hanya melalui proses belajar para perwira akan memiliki keyakinan yang dalam, kualitas yang berbobot, karakter yang kuat dan etika moral yang tinggi. Keempat hal tersebut akan menentukan bobot kualitas kepernimpinan militer kita di masa depan. Semakin tinggi para perwira menguasai keempat bidang di atas, maka semakin berkualitaslah mereka.
Pengetahuan tentang Kepemimpinan Militer ini sangat bermanfaat sebagai bekal para perwira dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pernimpin militer yang berkualitas. Oleh karena itu, permasalahan ini dapat didalami dan dibaca ulang, direnungkan dan diresapi, dibahas satu persatu untuk kemudian dipraktikkan di lapangan. Untuk mernudahkan mempraktikkan kepemimpinan militer yang baik dan benar, berikut ini dikenalkan konsep 'Rencana Pengembangan Diri'(sesuai garnbar di bawah). Cobalah dipraktikkan sesuai dengan rencana. tersebut, dan selanjutnya kita akan bisa merasakan sendiri bagaimana hasilnya. Kalau kita mampu melaksanakannya dan mengikuti proses yang direncanakan, hasilnya sungguh akan menakjubkan. Setelah rencana tersebut dilaksanakan, cobalah selanjutnya hasilnya dikonsultasikan kepada senior atau rekan yang kita percaya atau mungkin pasangan Anda sendiri. Ulangilah kernbali dan cobalah lagi dengan rencana. yang lebih menantang, maka pasti akan memperoleh hasil yang sangat mernuaskan.
Semakin lama kita merenungkan dan menganalisis masalah ini, kemudian mempraktikannya sesuai dengan program yang dibuat, maka akan semakin menariklah pengalaman yang akan kita dapatkan. Pengalaman yang diperoleh setiap mempraktikkan di lapangan tidak akan pemah sama, karena situasi yang dihadapi selalu berbeda, di situlah letak seninya bagaimana mengembangkan kepemimpinan pribadi kita. Kita pasti tidak akan pernah merasa dan menduga sebelumnya, manakala kita tekun dan sabar dalam menekuni buku ini dan mempraktik¬ kanInya di lapangan, suatu saat kita akan mendapatkan refleksi yang sangat menakjubkan dari bawahan kita. Kalau hal ini sudah kita miliki, tinggal waktu yang akan menunggu. Teori kepernimpinan militer telah kita kuasai, kemampuan sebagai seorang pernimpin militer telah kita peroleh, yang kita tunggu hanya tinggal kesempatan. Yang pasti, kitalah yang akan menentukan bahwa kita telah memiliki kernampuan menjadi seorang pernimpin militer masa depan. Kita tinggal menunggu kesempatan, ibarat kita sudah siap dengan jaring untuk menangkap ikan yang akan lewat.
Demikianlah cara bagaimana meningkatkan Kepemimpinan Militer khususnya dalam rangka menghadapi era globalisasi dan era reformasi yang penuh dengan tantangan.

Tidak ada komentar: